Kemenkumham Siapkan Remisi Tambahan, Bharada E Berpeluang Bebas Sebelum Februari 2024

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) tengah menyiapkan remisi tambahan bagi terpidana kasus pembunuhan berencana, Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E agar dapat bebas sebelum Februari 2024. (Foto: Tangkapan layar Youtube PN Jaksel)

PARBOABOA, Jakarta - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengaku tengah menyiapkan remisi tambahan bagi terpidana kasus pembunuhan berencana, Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E.

Koordinator Humas dan Protokol Ditjen PAS Rika Aprianti menilai, pemberian remisi ini memungkinkan Richard bisa bebas dari penjara lebih cepat sebelum Februari 2024.

Ia mengatakan, remisi tambahan tersebut diatur dalam Permenkumham 7/2022 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Cuti Menjelang Bebas, Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat bagi seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan.

Hal itu mempertimbangkan penetapan Richard sebagai saksi pelaku yang bekerja sama atau justice collaborator.

"Dalam Pasal 35 a ayat 1, 2, 3 dan 4 bahwa remisi bagi justice collaborator adalah jenis remisi tambahan besarannya diberikan 1/2 dari besaran remisi umum tahun berjalan," ujar Rika melalui keterangan tertulis, Selasa (21/2/2023).

Rika mengatakan, Ditjen PAS akan berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang menetapkan Richard sebagai justice collaborator.

"Berdasarkan regulasi yang berlaku, Pemasyarakatan sudah siap tentang remisi tambahan bagi justice collaborator, termasuk kemungkinan pengajuan rekomendasi dari Ketua LPSK untuk terpidana Eliezer dalam kasus FS [Ferdy Sambo]," terang Rika.

"Terkait penempatan Eliezer akan kami siapkan sesuai dengan permintaan LPSK," sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 1,5 tahun bui kepada Richard dalam kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Hukuman ini lebih ringan daripada tuntutan jaksa penuntut umum yang ingin Richard dihukum dengan pidana 12 tahun penjara. Vonis tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap atau inkracht setelah Richard dan jaksa tidak mengajukan banding.

Editor: Sondang
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS