Ekolokasi Adalah Sonar Biologi, Berikut Pengertian, Ciri-Ciri, Cara Kerja, dan Contoh Hewannya

Ekolokasi (Foto: Pixabay/Claudia14)

PARBOABOA – Ekolokasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh beberapa hewan untuk mengidentifikasi lokasi dan jarak objek di sekitarnya dengan menggunakan gelombang suara dan mendeteksi gema yang dipantulkan kembali.

Istilah ini juga sering disebut sebagai biosonar. Kemampuan ini memungkinkan makhluk hidup untuk berorientasi, mencari makanan, menghindari pemangsa, dan berkomunikasi dengan sesama.

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekolokasi adalah kemampuan mahkluk hidup (terutama hewan) dalam mengeluarkan bunyi dan menangkap kembali pantulan bunyi dari objek-objek yang ada disekitarnya.

Ekolokasi bisa menjadi strategi adaptasi yang digunakan oleh beberapa spesies hewan. Sejumlah hewan harus mencari makanan mereka di malam hari atau berenang di perairan yang keruh.

Hal ini menyebabkan sebagian hewan harus mampu memetakan lingkungan sekitarnya tanpa bergantung pada penglihatan mereka.

Lantas, apa yang dimaksud dengan ekolokasi?  Dalam artikel kali ini akan dijelaskan seputar pengertian, ciri-ciri, dan contohnya. Yuk, simak sampai habis ya!

Apa itu Ekolokasi?

Ekolokasi (Foto: Pixabay/morchfoto)

Dikutip dari buku yang berjudul Pintar Menghadapi UN 09 SD/MI karya Agnes Subarwati, pengertian ekolokasi adalah teknik menentukan keberadaan tempat dan benda-benda dengan menggunakan gema.

Untuk menentukan keberadaan benda-benda di sekitarnya, termasuk benda hidup, beberapa mahkluk hidup memancarkan suara yang berfrekuensi tinggi.

Pada dasarnya, ekolokasi mirip dengan sonar yang digunakan oleh kapal selam atau pesawat terbang untuk mendeteksi objek di sekitarnya.

Namun, hewan-hewan yang menggunakan ekolokasi telah mengembangkan kemampuan ini secara alami, dan sering kali memiliki organ pendengaran yang sangat sensitif untuk mendeteksi suara yang dihasilkan dan dipantulkan.

Proses ekolokasi beroperasi dengan memancarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan mendeteksi pantulan suara (bergema).

Hewan yang menggunakan ekolokasi mampu mengidentifikasi objek dan menjelajahi lingkungan sekitarnya bahkan saat tidak dapat melihat.

Ekolokasi merupakan strategi yang efisien di lautan, di mana gelombang suara dapat bergerak lima kali lebih cepat daripada udara dan menghasilkan pantulan suara yang memberikan informasi tentang jarak dan ukuran objek.

Hewan yang dikenal dengan sistem ekolokasi adalah kelelawar, paus bergigi, dan mamalia kecil. Banyak di antaranya merupakan hewan nokturnal, penggali, dan penghuni laut yang bergantung pada ekolokasi untuk mencari makanan di lingkungan minim cahaya.

Ciri-Ciri Ekolokasi

Ekolokasi (Foto: Pixabay/12019)

Hewan-hewan yang menggunakan ekolokasi memiliki ciri-ciri khusus yang memungkinkan mereka menggunakan kemampuan ini dengan efektif. Beberapa ciri-ciri ekolokasi adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan Gelombang Suara

Hewan-hewan ekolokasi menghasilkan suara atau bunyi tertentu, yang kemudian dipancarkan ke lingkungan sekitar mereka.

Hewan tersebut mendeteksi objek dengan menganalisis pantulan suara yang kembali ke telinga atau organ pendengaran mereka.

2. Memiliki Pendengaran yang Baik

Organ pendengaran pada hewan-hewan ekolokasi secara khusus dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

Mereka memiliki kemampuan mendengar frekuensi suara yang lebih tinggi daripada yang dapat didengar oleh manusia. Organ ini memungkinkan mereka mendeteksi dan memproses suara dengan akurasi tinggi.

3. Bisa Mengubah Frekuensi Suara

Beberapa hewan ekolokasi mampu mengubah frekuensi suara yang mereka hasilkan. Mereka dapat mengatur frekuensi ini untuk mengidentifikasi berbagai jenis objek dan jaraknya.

Perubahan frekuensi suara ini membantu hewan-hewan tersebut mengatasi hambatan seperti rintangan fisik atau perubahan lingkungan.

4. Menggunakan Gema

Hewan-hewan ekolokasi menggunakan informasi dari waktu tempuh suara yang dipantulkan kembali untuk menentukan jarak dan lokasi objek.

Mereka menganalisis pola dan perbedaan waktu kedatangan suara yang dipantulkan untuk membentuk gambaran lingkungan sekitar mereka.

Dengan memanfaatkan eko atau gema yang dipantulkan, mereka dapat memperoleh informasi tentang ukuran, bentuk, kecepatan, dan jarak objek di sekitar mereka.

Cara Kerja Ekolokasi

Dilansir dari laman National Geographic, arti ekolokasi adalah sumber-sumber suara yang menghasilkan suara dengan frekuensi yang melebihi 20.000 Hz, yaitu suara ultrasonik.

Setelah suara yang dihasilkan, hewan mengarahkannya ke objek lingkungan sekitar mereka dan memantul kembali.

Misalnya, suara yang dihasilkan bertemu dengan objek di sekitar hewan, seperti dinding goa, pohon, pemangsa, atau rintangan lainnya. Ketika suara mencapai objek, sebagian energinya dipantulkan kembali ke hewan.

Hewan yang menghasilkan suara ultrasonik akan dapat merasakan interval waktu antara gema yang berurutan dan mengetahui jarak dengan objek yang dipantulkan oleh gelombang ultrasonic.

Ketika objek bergerak, hewan tersebut dapat mendeteksi perubahan suara yang dipantulkan. Dengan kata lain, kemampuan ekolokasi adalah cara bagi hewan untuk bergerak, mencari mangsa, dan menghindari predator.

Contoh Hewan Ekolokasi

Ekolokasi (Foto: Pixabay/wolfgangvogt_lb)

Berikut adalah beberapa contoh hewan yang memiliki kemampuan ekolokasi di antaranya:

1. Kelelawar

Ekolokasi adalah kemampuan yang dimiliki kelelawar untuk mengetahui arah terbang dengan menggunakan suara ultrasonik yang dipantulkan oleh objek di sekitarnya.

Dengan mendeteksi pantulan suara ini, kelelawar dapat menentukan jarak, arah, dan kecepatan mangsa serta menghindari rintangan saat terbang.

Penting untuk diketahui bahwa tidak semua spesies kelelawar dapat menggunakan teknik ekolokasi ini.

Ekolokasi kelelawar pada spesies Subordo Microchiroptera menggunakan ekolokasi sebagai alat berburu, sementara beberapa spesies Megachiroptera menggunakan ekolokasi untuk alat navigasi.

Perbedaan evolusi ini menjadi sumber perdebatan tentang kapan kelelawar pertama kali mengembangkan kemampuan berekolokasi. Mereka mengeluarkan kicauan keras yang bergema dari benda di sekitar mereka.

Otak mereka beradaptasi untuk mengenali suara mereka sendiri dan memproses data untuk menemukan mangsa serta rintangan yang harus dihindari.

Adaptasi ini kemungkinan berkembang karena penglihatan kelelawar yang sangat buruk. Meskipun begitu, kelelawar yang memiliki penglihatan sempurna tetap mengandalkan ekolokasi untuk berburu.

2. Paus

Manfaat kemampuan ekolokasi yang dimiliki oleh paus adalah untuk berkomunikasi, mencari makanan, dan sebagai alat navigasi.

Paus menggunakan ekolokasi sebagai sarana komunikasi antara sesamanya. Mereka menghasilkan suara yang berbeda-beda dan mendengarkan pantulan suara tersebut untuk berinteraksi dengan paus lain.

Ekolokasi memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dalam kelompok, menemukan pasangan, mempertahankan wilayah, atau memberikan peringatan terhadap pemangsa.

Paus juga menggunakan ekolokasi untuk mencari makanan di dalam air. Mereka menghasilkan serangkaian suara biosonar clicks yang kemudian mendengarkan pantulannya.

Dengan menggunakan ekolokasi, paus dapat mendeteksi dan mengidentifikasi gerombolan ikan atau krustasea yang menjadi makanan mereka, bahkan di dalam air yang gelap atau berair keruh.

Selain itu, kemampuan ekolokasi membantu paus dalam bernavigasi dan orientasi mereka di lautan yang luas.

Dengan mendengarkan pantulan suara yang dipantulkan oleh objek seperti pantai, dasar laut, atau objek lainnya, paus dapat menentukan posisi dan arah mereka.

Ekolokasi juga memungkinkan paus untuk mendeteksi keberadaan predator dan bahaya lainnya di sekitar mereka.

Mereka dapat mendengarkan suara pantulan yang tidak biasa atau aneh yang menandakan adanya ancaman, seperti hiu atau predator lainnya.

Dengan mendeteksi bahaya ini, paus dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi diri mereka sendiri atau kelompoknya.

3. Lumba-Lumba

Hewan mamalia yang memiliki ciri khusus ekolokasi adalah lumba-lumba. Hewan ini bernapas melalui lubang yang terletak di atas kepalanya.

Tepat di bawah lubang tersebut, terdapat kantong udara kecil. Dengan mengalirkan udara melalui kantong ini, lumba-lumba dapat menghasilkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.

Kemudian, gelombang suara ini akan dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Gelombang suara lumba-lumba segera memantul setelah bertemu dengan objek.

Pantulan gelombang tersebut akan ditangkap oleh bagian rahang bawah dan diteruskan ke telinga sebelum diinterpretasikan oleh otak.

Pantulan gelombang suara ini memberikan informasi yang rinci tentang jarak, ukuran, dan pergerakan objek di sekitarnya. Dengan menggunakan ekolokasi, lumba-lumba mampu mengetahui lokasi mangsanya.

4. Tikus

Selanjutnya, hewan yang memiliki kemampuan ekolokasi adalah tikus. Beberapa spesies tikus, seperti tikus kelabu dan tikus tanah juga menggunakan ekolokasi untuk alat navigasi dan mencari makanan.

Mereka menghasilkan suara ultrasonik yang kemudian mendeteksi pantulan suara untuk menentukan jarak dan lokasi objek di sekitar mereka.

Tikus tanah mengeluarkan serangkaian suara dengan frekuensi tinggi melalui hidung mereka, dan menggunakan telinga mereka yang sangat sensitif, untuk mendengarkan pantulan suara tersebut.

Kemampuan ekolokasi ini memudahkan mereka dalam menemukan rute melalui terowongan, mencari makanan seperti serangga dan cacing, serta menghindari predator, seperti ular, yang juga berburu di bawah tanah.

Demikian penjelasan tentang apa itu ekolokasi, lengkap dengan pengertian, ciri-ciri, cara kerja, dan contoh hewannya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS