Energi Kalor: Pengertian, Jenis, Satuan, Rumus, dan Contoh Soalnya

Energi kalor (Foto: Pixabay/Myriams-Fotos)

PARBOABOA – Energi kalor adalah sebuah konsep penting dalam ilmu Fisika yang berkaitan dengan perpindahan panas antara suatu sistem dengan lingkungannya.

Konsep ini memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah energi panas yang berasal dari api, panas bumi, matahari, listrik, atau gesekan dari dua benda.

Dikutip dari buku yang berjudul Cerdas Belajar Fisika karya Kamajaya, kalor merupakan salah satu bentuk energi yang baru berkembang pada awal abad ke-19. Sebelum abad ke-19, kalor dianggap sebagai suatu zat yang dapat mengalir dari satu benda ke benda lainnya.

Jika kalor dianggap sebagai suatu zat, maka kalor harus memiliki massa karena setiap zat pasti memiliki massa.

Ternyata, kalor tidak memiliki massa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kalor bukanlah suatu zat.

Dalam artikel kali ini akan dijelaskan tentang apa itu energi kalor secara lengkap. Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!

Pengertian Energi Kalor

Energi panas (Foto: Pixabay/JalynBryce)

Dilansir dari buku yang berjudul IPA Terpadu (Biologi, Kimia, Fisika) karya Djoko Arisworo, Yusa, Nana Sutresna, pengertian energi kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda benda bersuhu rendah.

Konsep ini didasarkan pada pemahaman bahwa suhu merupakan ukuran dari tingkat panas atau kehangatan suatu benda

Panas secara alamiah mengalir dari benda dengan suhu lebih tinggi ke benda dengan suhu lebih rendah, sampai keseimbangan termal tercapai.

Pasti kalian banyak yang bertanya, bagaimana pengaruh energi kalor terhadap suhu suatu benda?

Energi ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suhu suatu benda.

Ketika kalor ditambahkan atau dihilangkan dari suatu benda, itu mempengaruhi suhu benda tersebut.

Jika energi ini ditambahkan ke suatu benda, energi tersebut akan meningkatkan gerakan partikel-partikel di dalamnya.

Gerakan partikel-partikel ini menghasilkan peningkatan suhu benda. Semakin besar kalor yang ditambahkan, semakin tinggi suhu benda tersebut.

Sebaliknya, jika energi ini dihilangkan dari suatu benda, energi kinetik partikel-partikel di dalamnya akan berkurang dan menyebabkan penurunan suhu benda.

Semakin besar kalor yang dihilangkan, semakin rendah suhu benda tersebut. Perpindahan panas dari benda dengan suhu yang lebih tinggi ke benda dengan suhu yang lebih rendah adalah fenomena alami yang disebut dengan hukum termodinamika kedua.

Proses ini berlangsung sampai terjadi keseimbangan termal, di mana suhu kedua benda menjadi sama.

Dengan pemahaman tentang pengaruh kalor terhadap suhu suatu benda, kita dapat mengendalikan dan memanfaatkan energi ini dalam berbagai aplikasi.

Beberapa contohnya adalah seperti pengaturan suhu dalam sistem pemanasan dan pendinginan, proses memasak, serta dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang melibatkan perubahan suhu.

Jenis-Jenis Energi Kalor

Berikut adalah beberapa jenis-jenis kalor yang umum dikenal:

1. Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu suatu benda sebesar satu derajat Celsius.

Kapasitas kalor bergantung pada massa dan sifat-sifat termal benda tersebut. Setiap benda memiliki kapasitas kalor yang unik.

2. Kalor Spesifik

Kalor spesifik merupakan jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu satu kilogram suatu zat sebesar satu derajat Celsius.

Kalor spesifik bervariasi tergantung pada jenis zatnya. Misalnya, air memiliki kalor spesifik yang tinggi, yang berarti membutuhkan kalor yang besar untuk meningkatkan suhunya.

3. Kalor Laten

Kalor laten adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah fase suatu benda tanpa mengubah suhunya.

Ketika zat mengalami perubahan wujud benda, seperti air yang berubah menjadi uap atau es, kalor yang ditambahkan atau dihilangkan digunakan untuk mengubah ikatan antarmolekul dalam zat tersebut.

Kalor laten memiliki dua jenis, yaitu kalor laten penguapan (untuk perubahan dari cair ke gas) dan kalor laten pembekuan (untuk perubahan dari gas ke cair).

4. Kalor Sensibel

Kalor sensibel merujuk pada kalor yang menyebabkan perubahan suhu pada suatu zat tanpa perubahan fase.

Ketika energi ini ditambahkan atau dihilangkan dari suatu zat, suhu zat tersebut akan berubah sesuai dengan kapasitas kalor dan massa zatnya.

Satuan Energi Kalor

Energi panas (Foto: Pixabay/Alexas_Fotos)

Dikutip dari buku yang berjudul Rangkuman Fisika SMP karya Kinkin Suartani, M.Pd (2010), Satuan yang umum digunakan dalam pengukuran kalor adalah joule (J) dalam sistem metrik.

Namun, sering kali juga digunakan kalori (cal) atau kilo kalori (kcal) di bidang nutrisi. Berikut ini dijelaskan satuan energi panas, yakni:

  • Satu kalori setara dengan 4,184 joule atau dibulatkan menjadi 4,2.
  • 1 kilo kalori sama dengan 1000 kalori
  • Satu kalori merupakan besaran energi panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebanyak 1 derajat Celsius (°C).

Rumus Energi Kalor

Ada beberapa rumus yang terkait dengan energi kalor. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Rumus perubahan kalor (Q)

Q = m.c.Δ.T

Rumus ini menggambarkan hubungan antara perubahan kalor (Q) dengan massa (m), kapasitas kalor (c), dan perubahan suhu (ΔT).

Dalam rumus ini, massa diukur dalam kilogram (kg), kapasitas kalor dalam joule per kilogram per derajat Celsius (J/kg°C), dan perubahan suhu dalam derajat Celsius (°C).

2. Rumus kalor jenis (Q)

C = Q/ΔT

Rumus kalor jenis menggambarkan jumlah kalor yang diperlukan atau dilepaskan ketika suatu zat mengalami perubahan suhu.

Kalor jenis (C) didefinisikan sebagai jumlah kalor (Q) yang diperlukan untuk meningkatkan suhu satu kilogram (kg) zat sebesar satu derajat Celsius (°C). Kalor jenis (ΔT) didefinisikan sebagai perubahan suhu (dalam derajat Celsius)

3. Rumus kalor latensi (Q)

Q = m.L

Rumus ini digunakan untuk menghitung kalor (Q) yang diperlukan untuk mengubah fase suatu zat tanpa perubahan suhu (kalor laten).

Dalam rumus ini, massa diukur dalam kilogram (kg) dan kalor laten (L) diukur dalam joule per kilogram (J/kg).

Penting untuk diingat bahwa rumus kalor dapat bervariasi tergantung pada konteks dan sifat-sifat termal benda atau zat yang diamati.

Oleh karena itu, untuk penggunaan yang lebih spesifik, lebih baik merujuk pada rumus yang sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Contoh Soal Energi Kalor

Sebuah kaleng aluminium dengan massa 0,2 kg awalnya pada suhu 20°C. Jika kaleng menerima  kalor sebesar 500 J, tentukan suhu akhir kaleng jika kapasitas kalor aluminium adalah 900 J/kg°C.

Pembahasan:

Dalam soal ini, kita diberikan massa (m) kaleng aluminium, suhu awal (T1), kalor (Q), dan kapasitas kalor (c) aluminium. Kita diminta untuk mencari suhu akhir (T2) kaleng setelah menerima energi kalor.

Kita dapat menggunakan rumus perubahan kalor (Q) yang diberikan sebelumnya:

Q = m.c.ΔT

Di mana:

Q = kalor

m = massa kaleng

c = kapasitas kalor aluminium

ΔT = perubahan suhu (dalam derajat Celsius) = T2 - T1

Dalam hal ini, kita mencari T2. Dengan demikian, dapat kita ubah rumus menjadi::

Q = mc(T2 - T1)

Mari kita substitusikan nilai yang telah diberikan:

m = 0,2 kg

c = 900 J/kg°C

T1 = 20°C

Q = 500 J

Maka persamaan menjadi:

500 J = 0,2 kg × 900 J/kg°C × (T2 - 20°C)

Sekarang kita dapat menyelesaikan persamaan untuk mencari T2:

500 J = 180 J/°C × (T2 - 20°C)

500 J = 180 J/°C × T2 - 3600 J

180 J/°C × T2 = 500 J + 3600 J

180 J/°C × T2 = 4100 J

T2 = 4100 J / 180 J/°C

T2 = 22,78°C

Jadi, suhu akhir kaleng aluminium setelah menerima kalor sebesar 500 J adalah sekitar 22,78°C.

Contoh Energi Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari

Energi panas (Foto: Pixabay/12019)

Berikut adalah beberapa contoh penerapan kalor di kehidupan sehari-hari:

1. Memasak Makanan

Ketika memasak menggunakan kompor atau oven, energi ini berasal dari sumber panas, seperti api atau elemen pemanas yang ditransfer ke makanan.

Energi ini meningkatkan suhu makanan, memasaknya dan mengubah tekstur serta rasa bahan makanan.

2. Lemari Es

Di dalam lemari es atau refrigerator, energi ini dihilangkan dari ruang dalam dan dipindahkan ke luar.

Proses ini menggunakan kompresor dan refrigeran untuk menghilangkan kalor dari bahan makanan atau minuman yang disimpan di dalam, menjaga mereka tetap dingin.

3. Radiator Kendaraan

Radiator pada kendaraan digunakan untuk mengeluarkan kalor yang dihasilkan oleh mesin. Air pendingin mengalir melalui radiator, dan panas yang dihasilkan oleh mesin ditransfer ke udara melalui sirip-sirip radiator.

Demikian penjelasan tentang apa itu energi kalor, lengkap dengan pengertian, jenis, satuan, rumus, dan contoh soalnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS