PARBOABOA, Siantar – Kecelakaan maut baru saja terjadi di Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat (21/1) yang melibatkan truk kontainer dengan puluhan kendaraan.
Insiden tersebut terekam CCTV yang kini ramai di media sosial. Awalnya, terlihat truk berwarna merah yang mendadak tidak terkendali dan menabrak sejumlah kendaraan yang tengah antre di lampu merah Muara Rapak.
Saat menjalani pemeriksaan, sopir truk mengaku bahwa pompa angin rem tidak berfungsi sehingga menyebabkan terjadinya rem blong.
“Keterangan supir truk tronton, pompa angin rem tidak berfungsi sehingga menyebabkan terjadinya rem blong,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Sebenarnya, penyebab dari rem blong ada beberapa macam dan tergantung dari jenis rem pada kendaraannya. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pernah menjelaskan, setidaknya ada tiga jenis penyebab rem blong, yakni backfeeding, tekor angin, dan vapor lock.
Namun sebelum itu, bus dan truk merupakan kendaraan sistem pengereman yang berbeda dengan mobil penumpang karena bobotnya jauh lebih besar.
Ada tiga jenis sistem pengereman bus dan truk, yakni hydraulic (hidraulis), Air Over Hydraulic (AOH), atau full air brake. Khusus AOH dan full air brake menggunakan tambahan sistem tekanan udara dan membawa tangki udara.
Senior Investigator KNKT Achmad Wildan mengungkap, backfeeding terjadi saat kampas rem panas berlebihan. Saat kampas menempel ke tromol untuk menghentikan roda, pengereman tidak bisa dilakukan lantaran ketahanan kampas tak mampu menahan panas berlebihan.
"Kampas enggak mampu menahan maka licin sempurna, koefisien gesek nol seperti kaca. Direm dapat tapi enggak gigit," kata Wildan dalam webminar yang digelar Isuzu Indonesia pada Juni 2021.
Lebih lanjut, rem blong disebabkan oleh kekurangan tekanan udara. Itu karena ada masalah pada sistem suplai udara yang terjadi AOH dan full air brake.
Wildan menyebut, tekanan udara pada sistem rem bisa terlihat pada indikator yang ada di kabin. Jika tekanan udara di bawah 7 bar, maka pengemudi tidak akan bisa menekan pedal rem karena dalam kondisi tekor angin.
Lalu ada pula masalah lain bernama vapor lock. Hal ini terjadi pada sistem rem hidraulis dan AHO yang masih mengandalkan cairan rem (minyak rem). Vapor lock terjadi ketika air masuk ke sistem rem yang seharusnya vakum dan bekerja hidraulis.
"Minyak rem itu titik didih 250 derajat celcius tergantung DOT tapi ketika ada kandungan air sedikit saja titik didih turun 50 derajat. Saat panas dia mendidih, lalu muncul gelembung," ungkap Wildan.
Gelembung dari air itulah yang masuk ke silinder rem. Sehingga biasa disebut angin palsu yang masuk ke master rem.
Sistem pengereman adalah bagian penting yang mesti diinspeksi dan dirawat setiap hari, hal ini tak boleh dianggap sepele oleh sopir atau perusahaan yang mempekerjakannya.
Wildan juga menambahkan jika sebagian kecelakaan bus dan truk di jalanan dikarenakan masalah ketidakpahaman pengemudi atas teknologi kendaraan yang dikemudikan. Lalu bisa diperparah kelalaian perusahaan melakukan inspeksi dan perawatan.