PARBOABOA, Jakarta — Suasana Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2025 di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (20/07/2025) berubah riuh saat nama Kaesang Pangarep diumumkan kembali memimpin PSI lima tahun ke depan.
Lewat mekanisme voting digital yang modern dan diklaim sebagai terobosan demokrasi internal partai, putra bungsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo itu berhasil mengamankan dukungan mayoritas kader di seluruh Indonesia.
Pemilihan Ketua Umum DPP PSI periode 2025-2030 kali ini menandai langkah transformasi partai yang kian mantap mengusung konsep partai super terbuka.
Dalam sidang pleno Kongres PSI 2025, Ketua Steering Committee Andi Budiman mengumumkan Kaesang Pangarep sebagai pemenang dengan perolehan suara meyakinkan, yakni 65,28 persen.
Dua pesaingnya, Ronald A. Sinaga alias Bro Ron dan Agus Mulyono Herlambang, harus mengakui keunggulan Kaesang dengan perolehan suara masing-masing 22,23 persen dan 12,49 persen.
“Selamat kepada Mas Kaesang Pangarep yang berhasil memperoleh suara terbanyak. Ini bukti PSI berkomitmen pada demokrasi digital dengan prinsip satu anggota satu suara,” ujar Andi di hadapan kader PSI yang memadati ruangan kongres.
Tercatat, dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 157.579 kader, partisipasi voting dilakukan sepenuhnya secara daring melalui situs resmi vote.psi.id yang dibuka sejak 12 hingga 18 Juli lalu.
Proses digital ini diklaim menjadi salah satu langkah nyata PSI dalam menghadirkan politik yang inklusif, transparan, dan akuntabel.
Tanpa Dualisme
Kemenangan Kaesang juga dibarengi pesan kuat tentang soliditas internal. Dalam pidatonya, Kaesang dengan tegas menampik potensi dualisme kepemimpinan yang kerap menghantui partai di Indonesia.
Baginya, persaingan adalah hal wajar dalam demokrasi, tetapi persatuan adalah kunci untuk membesarkan PSI ke depan.
“Saya menghargai kompetisi ini sebagai bentuk kedewasaan politik PSI. Tidak ada dualisme di tubuh PSI. Hari ini kita buktikan PSI tetap solid, tidak terpecah,” tegas Kaesang.
Sebagai simbol persatuan, Kaesang pun mengundang Bro Ron dan Agus Mulyono naik ke atas panggung.
Di hadapan para kader, Kaesang mengulurkan tangan mengajak keduanya bergandeng membangun PSI bersama-sama dalam kepengurusan periode lima tahun mendatang.
Ia menegaskan, kemenangan ini adalah kemenangan bersama, bukan kemenangan individu.
“Saya berharap Bro Ron dan Bro Agus tetap bersama saya di DPP, membantu kita menyiapkan PSI jadi kekuatan politik besar pada Pemilu 2029,” imbuhnya.
Tak hanya merayakan kemenangan, Kaesang pun menyampaikan permintaan maaf mendalam kepada para kader atas kegagalan PSI menembus parlemen pada Pemilu 2024.
Namun, putra bungsu Jokowi itu optimistis dengan waktu empat tahun ke depan, PSI bisa bangkit dan mencatatkan diri sebagai partai yang layak diperhitungkan di pentas politik nasional.
“Izinkan saya meminta maaf karena gagal membawa PSI masuk Senayan pada 2024. Tapi saya berjanji di 2029 kita akan jadi partai besar, partai yang tak bisa dipandang sebelah mata,” ucapnya lantang, disambut tepuk tangan ribuan kader yang hadir, termasuk tokoh-tokoh senior PSI seperti Grace Natalie, Raja Juli Antoni, dan Isyana Bagoes Oka.
Inspirasi Sekaligus Penopang
Salah satu momen menarik Kongres PSI 2025 datang dari pernyataan Ketua Dewan Pembina PSI, Jeffrie Geovanie.
Di hadapan 1.300 kader pada pembukaan Kongres sehari sebelumnya, Jumat (19/07/2025), Jeffrie secara blak-blakan menegaskan betapa pentingnya kehadiran keluarga Presiden Joko Widodo bagi eksistensi partai yang kini berlogo gajah merah-putih itu.
“Kalau PSI gagal menggandeng keluarga Jokowi, bubarkan saja partai ini. Percaya sama saya, itu kunci kita,” ujar Jeffrie.
Ia pun mengenang masa-masa sulit ketika PSI belum berhasil meyakinkan Kaesang untuk bergabung.
Jeffrie mengungkapkan, berulang kali ia mewanti-wanti para pengurus inti — mulai dari Raja Juli Antoni, Grace Natalie, hingga Andi Saiful Haq — bahwa tanpa ikatan politik dengan keluarga Jokowi, suara PSI akan terus merosot dan perlahan kehilangan kepercayaan publik.
Menurutnya, keterlibatan Kaesang hari ini adalah bukti bahwa PSI belajar dari perjalanan masa lalu.
Bahkan, Jeffrie memproyeksikan dalam satu dekade mendatang, figur Jokowi sendiri akan masuk dalam barisan keluarga besar PSI.
“Jokowi adalah inspirasi politik kita. Kaesang di sini bukan hanya simbol regenerasi, tapi juga jembatan bagi mimpi PSI menjadi partai yang benar-benar mewakili aspirasi rakyat,” pungkasnya.