Apa Itu Keadilan Distributif? Berikut Pengertian, Manfaat, Contoh, dan Perbedaannya dengan Komutatif

Keadilan distributif (Foto: Certisign)

PARBOABOA – Kesetaraan bukanlah sekadar impian, tetapi juga pijakan penting dalam tatanan kehidupan masyarakat yang ideal.  Namun, realita yang kita hadapi seringkali masih dipenuhi dengan ketidaksetaraan yang merongrong fondasi kemanusiaan.

Mengutip buku berjudul Filsafat Hukum Sebagai Landasan Keadilan Restoratif, keadilan distributif adalah suatu hukum yang berlandaskan pada keadilan untuk memperlakukan seseorang secara adil yang didasari oleh jasa yang telah diberikan.

Dalam pelaksanaannya, prinsip keadilan distributif adalah sesuatu yang tidak hanya memperjuangkan pembagian yang adil, tetapi juga mendorong transformasi sosial yang mendalam.

Prinsip ini mencerminkan semangat mendasar bahwa setiap orang berhak untuk tumbuh dan berkontribusi pada kapasitas penuhnya. Meskipun terdengar sederhana, namun implementasinya dalam kehidupan seringkali mengalami berbagai hambatan.

Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud dengan keadilan distributif? Simak ulasan selengkapnya yang telah Parboaboa rangkum berikut ini!

Apa Itu Keadilan Distributif?

Keadilan distributif

Keadilan distributif (Foto: Direito Profissional) 

Berdasarkan buku berjudul “Filsafat Hukum Sebagai Landasan Keadilan Restoratif”, dijelaskan yang dimaksud keadilan distributif adalah berkaitan dengan pandangan tentang keseimbangan dan kesesuaian antara sumbangan yang diberikan oleh para pekerja dan imbalan yang diperoleh dari organisasi.

Dalam hal ini, keadilan distributif menyiratkan kepuasan individu berdasarkan perbandingan input dan output yang diterima sebanding dengan yang diperoleh rekan-rekan mereka dalam perusahaan.

Dengan demikian, penting bagi manajemen untuk memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan terkait kompensasi finansial, jam kerja, promosi, dan insentif lainnya sudah adil bagi semua karyawan.

Seorang karyawan akan merasa bahwa ia tidak diperlakukan dengan profesional ketika kompensasi dan penghargaan yang diterimanya tidak sebanding dengan kontribusinya. Hal ini tentunya dapat merusak motivasi dan kinerja mereka.

Salah satu aspek penting dari keadilan distributif adalah kebijakan gaji dan promosi yang didasarkan pada faktor-faktor objektif seperti pendidikan, keahlian, kinerja, dan kemampuan individu.

Sementara itu, menurut Aristoteles, pengertian keadilan distributif didefenisikan sebagai perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang diberikannya serta perlakuan yang merata terhadap kesetaraan di bawah hukum (equality before the law).

Manfaat Keadilan Distributif

Prinsip keadilan distributif berarti memberikan kepada tiap orang imbalan dan penghargaan yang adil kepada individu-individu sesuai dengan kontribusinya. Beberapa manfaat keadilan distributif adalah sebagai berikut:

1. Motivasi dan Kepuasan

Ketika individu merasa bahwa imbalan dan pengakuan yang mereka terima sebanding dengan kontribusi dan usaha yang mereka berikan, hal ini dapat meningkatkan motivasi kerja dan kepuasan.

Mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi lebih lanjut, karena merasa bahwa usaha mereka diakui dan dihargai dengan adil.

2. Membangun Komitmen

Keadilan distributif dapat membangun komitmen yang kuat dari karyawan terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka.

Ketika mereka merasa bahwa perusahaan memperlakukan mereka dengan adil dan memberikan imbalan yang sepadan dengan usaha mereka, mereka lebih cenderung untuk tetap setia dan berkomitmen terhadap perusahaan dalam jangka panjang.

3. Pengurangan Konflik

Penerapan prinsip keadilan distributif memiliki potensi untuk mengurangi konflik antara individu. Ketika imbalan dan alokasi sumber daya dianggap adil, individu cenderung merasa lebih puas dan tidak merasa dirugikan.

Hal itu tentunya dapat mengurangi ketegangan dan konflik antara mereka. Itu sebabnya, keadilan distributif adalah hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan lingkungan kondusif agar setiap individu merasa dihargai dan diakui atas kontribusinya.

4. Mengingkatkan Produktivitas

Individu yang merasa bahwa usaha mereka dihargai dan diimbangi dengan imbalan yang adil cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk berkinerja dengan baik.

Keadilan distributif memainkan peran penting dalam menciptakan iklim kerja yang memotivasi. Ketika individu melihat hubungan sebab-akibat antara usaha yang mereka investasikan dan imbalan yang mereka terima, mereka merasa diperlakukan secara adil dan dihargai.

Contoh Keadilan Distributif

Keadilan distributif

Keadilan distributif (Foto: Shutterstock/corgarashu) 

Sebagaimana diketahui, keadilan distributif adalah prinsip yang mendasari alokasi sumber daya dan imbalan yang adil di dalam suatu sistem sosial. Beberapa contoh keadilan distributif adalah sebagai berikut:

1. Sistem Gaji Berdasarkan Kontribusi

Salah satu contoh nyata dalam keadilan distributif adalah dengan menetapkan sistem penggajian berdasarkan kontribusi dan kinerja individu.

Pekerja dengan kontribusi yang lebih baik seharusnya berhak mendapatkan kenaikan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang berkinerja lebih rendah.

Atau seperti seorang yang telah berdedikasi selama 30 tahun dalam pekerjaannya, layak untuk mendapatkan promosi atau naik pangkat sebagai bentuk penghargaan.

2. Promosi Berdasarkan Kinerja

Pada prinsipnya, promosi diberikan kepada individu berdasarkan rekam jejak kinerja yang kuat, kontribusi yang signifikan, dan pencapaian yang konsisten, bukan hanya berdasarkan faktor subjektif atau lama bekerja.

Dalam konteks ini, keadilan distributif berarti bahwa setiap karyawan memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan promosi jika mereka mampu menunjukkan kemampuan dan kinerja yang unggul.

3. Distribusi Bonus

Dalam konteks kolaborasi tim proyek, pemberian bonus berdasarkan kontribusi individu adalah contoh nyata dari penerapan keadilan distributif.

Suatu tim proyek bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan ketika proyek tersebut berhasil, bonus diberikan kepada setiap anggota tim berdasarkan tingkat kontribusi yang mereka berikan selama proses proyek.

4. Pengakuan Terhadap Pekerja Kreatif

Dalam suatu lingkungan kreatif, ide-ide yang berkontribusi pada inovasi dihargai dan diakui secara adil. Pencipta ide yang memberikan dampak signifikan mendapatkan penghargaan dan pengakuan atas kontribusi mereka.

5. Bantuan Sosial Berdasarkan Kebutuhan

Sebuah program bantuan sosial memberikan dukungan kepada individu berdasarkan tingkat kebutuhan mereka.

Orang-orang dengan kebutuhan yang lebih besar menerima dukungan yang lebih besar untuk memastikan bahwa mereka memiliki akses yang setara terhadap sumber daya yang dibutuhkan.

6. Pengakuan Prestasi di Sekolah

Di lingkungan pendidikan, siswa yang mencapai prestasi akademis atau non-akademis yang luar biasa dapat diberi pengakuan dan penghargaan, seperti piala atau sertifikat, sebagai bentuk penghargaan atas upaya mereka.

Perbedaan Keadilan Distributif dan Komutatif

Keadilan distributif

Keadilan distributif (Foto: materi.co.id) 

Secara umum, perbedaan keadilan distributif dan komutatif terletak pada fokus dan konteks penerapannya. Keadilan komutatif mengacu pada perlakuan terhadap individu tanpa mempertimbangkan sejarah kontribusi atau prestasi mereka.

Misalnya, ketika seseorang dikenai sanksi, pengambilan keputusan tidak memperhitungkan status atau pencapaian masa lalu mereka.

Di sisi lain, keadilan distributif adalah aspek yang berfokus pada distribusi sumber daya, manfaat, atau beban di antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Prinsip utamanya adalah memastikan distribusi ini sesuai dengan kontribusi, kebutuhan, atau kapasitas masing-masing individu.

Sebagai contoh, dalam konteks keadilan distributif, seorang pekerja dibayar berdasarkan pekerjaannya dan sejauh mana mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan tersebut.

Kedua konsep ini memiliki peran penting dalam mengatur interaksi sosial dan ekonomi serta memastikan bahwa keadilan dipraktikkan dalam berbagai aspek kehidupan.

Demikian penjelasan tentang pengertian keadilan distributif, lengkap dengan manfaat, contoh, dan perbedaannya dengan komutatif. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS