PARBOABOA, Simalungun - Kondisi Desa Wisata Karang Anyar (DEWIKA) cukup memprihatinkan.
Bagaimana tidak, hanya setengah tahun setelah diresmikan oleh Bupati Kabupaten Simalungun pada Kamis (21/12/2023), DEWIKA menghentikan sementara operasinya.
Hal ini terlihat pada akhir pekan lalu, sabtu (29/06/2023), kondisi tempat wisata tersebut sepi pengunjung dengan beberapa fasilitas yang tampak rusak.
Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nagori Karang Anyar, Jumali, menjelaskan bahwa DEWIKA merupakan salah satu badan unit usaha BUMDes Nagori Karang Anyar.
Ia membeberkan beberapa kendala yang dihadapi DEWIKA sehingga untuk sementara operasional diberhentikan.
Salah satunya adalah pergantian pengurus yang turut berkontribusi terhadap penurunan operasional DEWIKA.
"Kemarin itu masih pergantian pengurus, ketuanya mengundurkan diri. Pergantiannya itu April 2024. Keluar SK bulan 5. Ini menjadi kendala soalnya dalam studi banding dalam perencanaan DEWIKA aku tidak ikut bang," ungkap Jumali kepada PARBOABOA, Sabtu (29/06/2024).
Dia juga mengakui bahwa saat ini hanya ada satu karyawan yang menangani kebersihan,.
Sementara karyawan kantin mengundurkan diri karena kurangnya pengunjung dan pendapatan.
Pada Desember 2023 sampai Januari 2024, "masih ramai dan masih bagus semuanya, terus karena tidak ada pemasukan makanya gaji karyawan tertunggak dan banyak yang berhenti kerja," tambahnya.
Dia menjelaskan, sebelum ditetapkannya Peraturan Desa terkait biaya retribusi pada April 2024 kemarin, BUMDes yang mengelola DEWIKA tidak mendapatkan pemasukan sama sekali untuk melakukan perawatan.
Pengunjung memang ada, ramai pada waktu sore menuju malam hari, sambungnya, namun hal itu tidak berkontribusi banyak bagi BUMDes Nagori Karang Anyar.
Sebab, dalam keadaan itu, yang menjadi pengunjung adalah remaja sekitar yang sama sekali tidak melakukan pembelian di kantin BUMDes.
"Kalau pengunjung sih banyaknya malam, cuma mereka remaja yang cuma nongkrong aja tapi gak beli. Suka duduk-duduk di sini, gimana kita mau larang karena pemuda setempat juga," keluh Jumali.
Justru menurutnya, remaja yang nongkrong tanpa membeli apapun turut menyumbang masalah kebersihan dan perusakan fasilitas.
Kondisi Pasca Penghargaan
DEWIKA sebelumnya diberi penghargaan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Gubernur Sumatera Utara.
Namun, saat ini, fasilitasnya mengalami kerusakan yang luar biasa. Seperti sepeda air mini yang tergeletak sembarangan di aliran sungai kecil.
Tulisan, “desa wisata" pada papan informasi, beberapa hurufnya sudah hilang.
Joglo di atas air yang tidak terawat dengan penopang kayu yang bolong, termasuk jalur track wahana ATV anak yang terpalang dengan besi.
Selain itu, tampak kolam renangnya sudah dipenuhi ganggang dan sampah, bumper boat yang tidak terlihat lagi di area kolam.
Camping ground yang tampak tidak aktif, dan kolam pemancingan yang tidak terawat.
Kondisi ini menjadikan pemandangan yang tidak menarik bagi pengunjung.
"Kami mengakui memang beberapa wisata ini dirusak, namun dugaan ini dirusak oleh masyarakat yang sering nongkrong di malam hari. Kami juga sudah melakukan upaya peringatan rutin namun ya tidak bisa kami bendung semua," ungkapnya.
Pria 24 tahun itu juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan kepala desa setempat .
Pihak kepala desa pun sudah membentuk linmas demi menjaga keamanan di daerah sekitar DEWIKA.
Meskipun dengan banyaknya kendala yang dihadapi, Jumali tetap yakin DEWIKA dapat segera kembali beroperasi dengan normal.
Ia menambahkan, untuk mulai kembali beroperasi normal, DEWIKA membutuhkan biaya sekitar 7 juta rupiah setiap bulannya.
Selain itu, Jumali mendorong kedepannya Pemerintah Kabupaten Simalungun untuk lebih memberikan perhatian terhadap perbaikan akses jalan menuju DEWIKA.
Ia juga berharap kepada masyarakat sekitar dapat membentuk satu visi yang sama untuk mendorong agar DEWIKA dapat bertahan dan lebih baik kedepannya.
"Untuk masyarakat sekitar yang berada di sekitar DEWIKA, mari membentuk satu visi yang sama untuk mendorong agar DEWIKA dapat bertahan dan lebih baik kedepannya," tutupnya.
Di sisi lain, Dian Pratiwi, Kepala Bidang Pengembangan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Simalungun, memberikan tanggapan terkait kondisi DEWIKA.
Dian mengaku bingung, ketika dimintai konfirmasi mengenai upaya bantuan dari dinas pariwisata untuk DEWIKA
"Mereka (BUMDes) yang mengelola, jadi apa yang mau saya tanggapi. Bantuan dalam bentuk apa?" jelasnya kepada PARBOABOA, Selasa (03/07/2024).
Dian menjelaskan bahwa Memorandum of Understanding (MOU) dilakukan antara BUMDes dengan Bank Mestika, bukan dengan dinas pariwisata.
"Berhenti sementara, itu bukan berhenti total. Kemarin kaitannya dengan pergantian ketua BUMDes. Mereka masih kekurangan tenaga operasional. Bulan ini akan ada pelatihan dari Bank Mestika untuk BUMDes, agar bisa mengelola kembali secara profesional (harapannya)," ucapnya.
Dian menambahkan bahwa kondisi yang dilihat sekarang bukan kondisi yang akan terus berlangsung.
Pemberhentian operasional sementara kemungkinan untuk menghindari hal-hal yang tidak menguntungkan dan masih akan beroperasi kalau semua keadaan sudah stabil.
Khusus untuk kolam renang, Dian menyatakan bahwa kolam akan direhabilitasi karena pasirnya tergerus air keluar.
"Kolam itu sudah mengadopsi ukuran yang di Ponggok. Jadi kalau untuk pengawasan, kami tidak ada. Karena bukan ranah kami, hanya terkait proteksi wisatawannya, kami sudah membangun komunikasi dengan asuransi," ungkapnya.
Sementara untuk perbaikan jalan menuju DEWIKA, ia berharap tahun depan sudah masuk di pemetaan.
“Kita berharap bisa terealisasi. Amin," tutupnya.
Editor: Norben Syukur