Tingkatkan Kepatuhan Pengendara di Pematangsiantar, Pengamat Usulkan Pengadaan Traffic Light

Salah satu trafich light di Pematangsiantar, Simpang Jl. Kartini, Jumat (21/6/2024) (Foto: PARBOABOA/Rizal Tanjung)

PARBOABOA, Pematangsiantar - Kepatuhan berkendara merupakan etika yang harus dimiliki semua orang.

Meski demikian, tak bisa dipungkiri, egoisme kadang mengalahkan disiplin seseorang dalam berkendara.

Orang akhirnya tidak lagi mematuhi peraturan. Demi memenuhi ego, ia tak sungkan melanggar norma, seberapa ketat pun itu. 

Dengan kondisi demikian, maka dibutuhkan cara lain yang berdaya menyadarkan orang tentang pentingnya etika berkendara.

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah memasang teknologi traffic light dengan pengeras suara. 

Teknologi ini merupakan inovasi terbaru yang telah diterapkan di beberapa kota besar di Indonesia.

Sistem tersebut menghubungkan kamera pengawas dan pengeras suara untuk memantau lalu lintas dan memberikan peringatan langsung kepada pelanggar.

Jika terdapat pengendara yang menerobos lampu merah, petugas di pusat kontrol dapat langsung memberi teguran melalui pengeras suara.

Dengan teknologi teknologi traffic light, jumlah pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di persimpangan bisa berkurang.

Pengendara menjadi lebih patuh karena merasa diawasi dan tahu bahwa pelanggaran akan langsung ditindak.

Di Pematangsiantar, teknologi untuk mengatur lalu lintas ini belum diterapkan.

Pengamat Tata Ruang Kota, Marulam Simarmata, mengatakan sudah saatnya Kota Pematangsiantar memiliki traffic light dengan pengeras suara.

"Saya ingin sekali di Pematangsiantar ada traffic light yang dipantau dengan menggunakan suara pengeras, seperti di Kota Medan atau Bandung," katanya pada PARBOABOA, Rabu (21/6/2024).

Baginya, hal itu perlu supaya masyarakat terlatih dalam mematuhi lalu lintas, mengingat mereka sering berkendara tanpa mematuhi lampu lalu lintas.

Ia mengatakan, meski dari SD sudah diajarkan rambu-rambu lalu lintas, namun sikap tidak patuh sudah menjadi kebiasaan masyarakat Pematangsiantar.

"Padahal, dengan terbiasa tertib, tingkat stres kita akan berkurang", tambahnya.

Senada, Kasi Terminal, Parkir, dan Perlengkapan Jalan (TPPJ) Dinas Perhubungan Kota Pematangsiantar, Muhammad Sofiyan Harianja, mengakui pentingnya traffic light dengan pengeras suara.

Persoalannya, lanjut Sofiyan karena pemerintah kota (Pemkot) masih terkendala dengan persoalan dana.

"Belum dipasang di Pematangsiantar karena terkendala anggaran. Pemasangan dan penerapannya membutuhkan biaya besar," katanya pada PABOABOA, Jumat (21/6/2024).

Ia mengatakan kalau dirinya sudah pernah berpikir untuk menerapkan teknologi tersebut di Pematangsiantar. 

Namun, selain kendala anggaran, dirinya mengkonfirmasi bahwa masih banyak hal lain yang diprioritaskan.

"Banyak traffic light di sini yang juga memerlukan perbaikan," tambahnya.

Sofiyan mengakui pemasangan teknologi tersebut akan cukup efisien dalam menertibkan lalu lintas. Hal ini disebabkan oleh adanya beban moral bagi pengendara.

Lebih lanjut, sanksi moral karena melanggar lalu lintas lebih efektif daripada hanya mengandalkan tilang. 

Namun demikian, ia menerangkan efisiensi hanya di titik-titik mana teknologi tersebut diterapkan.

Dishub Pematangsiantar sudah pernah melakukan studi banding ke Binjai mengenai penerapan teknologi ini.

Kata Sofiyan, jika akhirnya traffic light diterapkan di Pematangsiantar, pemasangannya tidak perlu lagi kajian karena sudah merupakan suatu inovasi.

"Kami (Dishub Pematangsiantar) mau saja memasang teknologi tersebut, tapi kendalanya kembali pada anggaran dan masih banyak hal lain yang lebih diprioritaskan," tutupnya.

Soal Penggunaan Traffic Light

Traffic light berfungsi sangat penting untuk mengatur kelancaran lalu lintas dengan memberikan kesempatan bergantian bagi pengguna jalan. 

Namun, meskipun bersifat mendesak, infrastruktur yang ada tampak belum sepenuhnya mewadahi penggunaan traffic light.

Salah satu tantangan utama dalam pengendalian lampu lalu lintas adalah pengaturan waktu penyalaan. 

Sebagian besar sistem kontrol masih menggunakan pewaktu yang terbatas dan tidak memungkinkan pengaturan yang fleksibel sesuai kondisi lalu lintas. 

Penggunaan program Arduino Uno menjadi contoh dalam pengaturan lampu lalu lintas yang real-time dan memerlukan koneksi dengan komputer atau laptop untuk pemrogramannya.

Dalam upaya mengatasi tantangan tersebut, sistem lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler menjadi jawaban penting. 

Mikrokontroler digunakan sebagai sarana pemroses logika untuk mengatur pola penyalaan lampu lalu lintas. 

Sistem ini dipilih karena biayanya relatif murah dan dapat diimplementasikan dengan lebih fleksibel sesuai kebutuhan lokasi tertentu.

Dengan demikian, pengembangan teknologi dalam pengendalian lampu lalu lintas menjadi hal krusial untuk memastikan aliran kendaraan lebih lancar dan aman.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS