Cacing Planaria Berkembang Biak dengan Cara? Berikut Penjelasannya!

Hewan Planaria (Foto: Adobe Stock/@Ernie Cooper)

PARBOABOA - Cacing planaria adalah hewan tanpa tulang belakang yang termasuk dalam kelompok Platyhelminthes.

Hewan ini biasanya ditemukan di kolam atau sungai yang bersih.

Planaria sering digunakan sebagai indikator kualitas air dalam penelitian, karena kehadirannya menunjukkan bahwa air masih bersih dan belum tercemar.

Salah satu keunikan planaria adalah kemampuannya untuk berkembang biak dengan dua cara.

Tahukah kamu planaria berkembang biak dengan cara apa?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari simak ulasan berikut ini.

Pengertian Planaria

Pengertian Planaria (Foto: Adobe Stock/@sinhyuL) 

Sebelum mengetahui bagaimana cacing planaria berkembang biak dengan cara apa, ada baiknya kamu mengenal pengertian tentang hewan planaria terlebih dahulu.

Dikutip dari laman Ensiklopedia Britannica, planaria adalah kelompok cacing pipih yang termasuk dalam kelas Turbellaria dan merupakan bagian dari filum Platyhelminthes.

Mayoritas planaria menghuni perairan tawar, tetapi ada juga yang hidup di laut atau di darat.

Beberapa jenis planaria bersifat parasit, mencari makanan dari tubuh hewan lain.

Bentuk tubuh planaria adalah pipih dan memanjang, mirip daun, dengan silia untuk membantu pergerakan.

Kepala berbentuk sekop, dilengkapi dua mata dan kadang-kadang tentakel.

Memiliki ekor runcing, sementara mulutnya berada di sisi perut atau bagian bawah.

Hewan pipih ini tidak memiliki rongga tubuh atau selom dan faringnya bisa menonjol dari mulut mengarah ke usus.

Ukuran planaria bervariasi antara 3 hingga 15 mm, namun beberapa spesies dapat tumbuh lebih besar dari 30 cm.

Spesies tropis ini memiliki warna cerah, sementara yang dari genus Dugesia di Amerika Utara cenderung berwarna hitam, abu-abu, atau coklat.

Planaria bergerak dengan cara meluncur dan merayap seperti siput.

Hewan ini juga merupakan pemakan protozoa, siput kecil, dan cacing.

Planaria termasuk hermafrodit simultan, artinya organ reproduksi dari kedua jenis kelamin terdapat pada satu individu.

Organ reproduksi hewan ini mulai berkembang pada awal musim gugur dan telur yang telah dibuahi diletakkan dalam kepompong di musim semi.

Sebagian besar spesies planaria menghasilkan hewan muda tanpa melalui tahap metamorfosis.

Beberapa spesies laut melepaskan larva bersilia yang hidup bebas.

Ada pula yang dapat membelah diri menjadi dua individu yang tumbuh menjadi individu utuh, yaitu tunas.

Kemampuannya yang luar biasa untuk meregenerasi bagian yang hilang, planaria sering digunakan dalam penelitian regenerasi secara eksperimental.

Hewan Planaria Berkembang Biak dengan Cara?

Cara Berkembang Biak Hewan Planaria (Foto: Adobe Stock/@anuwat) 

Menurut Ilmu Biologi yang dikutip dari Buku Cacing Planari yang ditulis oleh Endah dan Agil (2013),  cacing planaria berkembang biak dengan cara aseksual (fragmentasi) dan cara seksual  (hermafrodit).

Berikut ini penjelasannya:

1. Secara Aseksual (Fragmentasi)

Planaria berkembang biak dengan cara fragmentasi.

Dalam proses fragmentasi, tubuh planaria membelah diri secara melintang, membentuk dua bagian yang masing-masing akan berkembang menjadi individu baru yang lengkap.

Meskipun fragmentasi planaria menghasilkan sejumlah besar individu dengan cepat, metode ini memiliki konsekuensi serius, yaitu turunan dari proses ini identik secara genetik dengan induknya.

Setelah mencapai ukuran normal, tubuh planaria secara otomatis terbelah menjadi beberapa bagian.

Setiap bagian tumbuh menjadi individu dewasa yang lengkap, membentuk satu planaria utuh.

Proses ini berulang secara terus-menerus, menjadi cara di mana planaria melakukan perkembangbiakan aseksualnya.

2. Secara Seksual (Hermafrodit)

Cacing pipih planaria berkembang biak dengan cara seksual.

Dalam reproduksi seksualnya, planaria berkembang biak dengan cara hermafrodit.

Ini berarti individu planaria dapat membentuk organ reproduksi yang berkembang setelah masa embrional.

Planaria dewasa memiliki sistem reproduksi yang bersifat monoecious, artinya mereka memiliki organ reproduksi jantan dan betina dalam satu individu.

Testis dan ovarium pada planaria berkembang dari sel-sel formatif.

Proses reproduksi seksual planaria melibatkan dua individu planaria yang saling melekat untuk melakukan kopulasi atau cross fertilisasi.

Dengan demikian, planaria dapat melakukan pertukaran materi genetik dan menghasilkan keturunan.

Demikianlah penjelasan planaria berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual.

Dengan memiliki dua cara ini, planaria dapat memperluas populasinya dengan cepat di lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Semoga bermanfaat.

Editor: Ratni Dewi Sawitri
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS