Platyhelminthes adalah: Pengertian, Struktur, Klasifikasi, Ciri, Contoh, dan Peranannya dalam Ekosistem

Hewan Platyhelminthes (Foto: Adobe Stock/Phil Garner)

Parboaboa - Platyhelminthes adalah kelompok hewan yang terdiri dari cacing pipih atau cacing palu.

Mirip seperti lembaran kertas, hewan ini memiliki tubuh yang sangat tipis dan pipih tanpa adanya rongga tubuh.

Lebih menarik lagi, platyhelminthes memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa, di mana bagian tubuh yang terpotong dapat tumbuh kembali secara otomatis.

Umumnya, hewan ini ditemukan hidup bebas di sungai, danau, dan laut, atau dapat hidup secara parasit di dalam tubuh organisme lain.

Untuk mengetahui secara jelas tentang hewan platyhelminthes, berikut ini akan disajikan secara lengkap mengenai struktur, klasifikasi, ciri-ciri, reproduksi, dan peranannya dalam ekosistem.

Apa itu Platyhelminthes?

platyhelminthes adalah

Pengertian Platyhelminthes (Foto: Adobe Stock/ Vodolaz)

Dikutip dari Buku Biologi Interaktif Kelas X IPA yang ditulis oleh Wijaya Jati (2007), platyhelminthes adalah kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih sehingga dikenal sebagai cacing pipih.

Asal kata platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu "platys" yang berarti pipih, dan "helmins" yang berarti cacing.

Filum platyhelminthes adalah kingdom Animalia. Organisme ini sering dikenal dengan sebutan cacing pipih.

Filum ini melibatkan lebih dari 20.000 spesies dan lebih dari setengahnya merupakan cacing parasit.

Sebuah gambaran yang terperinci dari buku tersebut memberikan wawasan tentang kompleksitas dan keragaman platyhelminthes dalam kerajaan hewan.

Struktur Platyhelminthes

Beberapa komponen struktur tubuh platyhelminthes adalah sebagai berikut:

1. Simetri Bilateral

Simetri tubuh platyhelminthes menunjukkan simetri bilateral, di mana sisi kiri dan kanan bersifat cermin satu sama lain.

2. Ujung Anterior dan Posterior

  • Ujung depan (anterior) tubuhnya biasanya tumpul atau membulat.
  • Ujung belakang (posterior) tubuhnya lebih lancip.

3. Selom Absen

Platyhelminthes adalah hewan aselomata, yaitu hewan yang tidak memiliki rongga tubuh (selom).

4. Tiga Lapisan Tubuh

Lapisan tubuh platyhelminthes ini termasuk dalam kategori hewan triploblastik, memiliki tiga lapisan utama, yaitu

  • Ektoderm (lapisan luar)
  • Mesoderm (lapisan tengah)
  • Endoderm (lapisan dalam)

5. Sistem Saraf Tangga Tali

Sistem saraf platyhelminthes berbentuk tangga tali, menunjukkan tingkat primitivitas dalam organisasi sarafnya.

6. Sistem Pencernaan Gastrovaskuler

Platyhelminthes memiliki sistem pencernaan yang disebut gastrovaskuler, di mana makanan dicerna dan nutrisi diambil langsung melalui dinding tubuh.

7. Organisme Hermafrodit

Sebagian besar platyhelminthes bersifat hermafrodit, artinya satu individu memiliki organ reproduksi jantan dan betina.

8. Struktur Sel-sel Api

Ekskresi pada platyhelminthes dilakukan melalui sel-sel api, yang berfungsi sebagai sistem ekskresi.

Klasifikasi Platyhelminthes

klasifikasi platyhelminthes

Klasifikasi Platyhelminthes (Foto: Adobe Stock/Klasifikasi Platyhelminthes)

Dilansir dari Buku New Edition Pocket Book Biologi SMA Kelas X,XI & XII yang ditulis oleh Kusnadi, Kusnadi, S.Pd, M.Si., dkk (2015), klasifikasi platyhelimthes adalah sebagai berikut:

1. Kelas Turbellaria

Ciri-ciri Umum

  • Tubuh berbentuk tongkat dengan epidermis bersilia, dilengkapi dua mata tanpa alat hisap.
  • Habitat meliputi air tawar jernih, air laut, atau tempat lembap, jarang bersifat parasit.
  • Reproduksi dengan cara memotong tubuh, menunjukkan tingkat regenerasi yang tinggi.

Contoh Hewan Platyhelminthes

  • Palneria sp
  • Alaurina couposita

2. Kelas Cestoda

Ciri-ciri Umum

  • Tubuh pipih seperti pita, terbagi menjadi kepala (skoleks) dan tubuh (Strobila).
  • Dilengkapi alat pengisap berakit.
  • Setiap segmen tubuh (proglotid) merupakan individu yang memiliki alat perkembangbiakan sendiri.
  • Bersifat hermafrodit.

Contoh Hewan Platyhelminthes

  • Taenia saginata (dalam usus manusia).
  • Taenia solium (dalam usus manusia).
  • Choanotaenia infundibulum (dalam usus ayam).
  • Echinococcus granulosus (dalam usus anjing).
  • Diplidium latum (menyerang manusia).

3. Kelas Trematoda

Ciri-ciri Umum

  • Tubuh diliputi kutikula, tidak bersilia, dan simetris bilateral.
  • Memiliki mulut dengan alat pengisap.
  • Bersifat hermafrodit dan bersifat parasit.

Contoh Hewan Platyhelminthes

  • Fasciola hepatica (parasit pada hati domba).
  • Fasciola gigantica (parasit pada hati sapi).
  • Chlonorchis sinensis (parasit pada manusia).
  • Polystomum sp.
  • Octobothrium.
  • Schistosoma japonicum.

Ciri-ciri Platyhelminthes

Dilansir dari Buku Pasti Bisa Biologi untuk SMA/MA Kelas X yang ditulis oleh  Tim Ganesha Operationdan(2017), ciri ciri platyhelminthes adalah sebagai berikut:

  1. Tubuhnya memiliki simetri bilateral dan terdiri dari tiga lapisan, yang disebut triploblastik aselomata.
  2. Proses pernapasannya dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya, memungkinkan pertukaran gas dengan lingkungannya.
  3. Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah. Sebagai gantinya, pencernaan mereka terjadi melalui sistem gastrovaskuler.
  4. Ekskresi, atau pembuangan zat sisa, dilakukan melalui sel-sel api. Sistem saraf mereka berbentuk tangga tali.
  5. Reproduksi secara aseksual (dengan fragmentasi) dan seksual (melalui perkawinan silang walaupun bersifat hermafrodit).

Reproduksi Platyhelminthes

Dilansir dari Mudah dan Aktif Belajar Biologi yang ditulis oleh Rikky Firmansyah, dkk (2007), reproduksi platyshelminthes terjadi secara aseksual dan seksual.

Sebagai hewan hermafrodit, setiap individu dalam filum ini dilengkapi dengan organ seksual jantan dan betina.

Reproduksi aseksual terjadi melalui proses fragmentasi, di mana tubuh dapat memotong dirinya sendiri dan menghasilkan individu baru.

Ini menunjukkan tingkat regenerasi yang tinggi, memungkinkan mereka untuk berkembang biak dengan cepat.

Sementara itu, reproduksi seksual melibatkan penyatuan sperma dan ovum.

Hermafroditisme memungkinkan satu individu untuk berpartisipasi dalam pertukaran saling memberi dan menerima sperma dengan individu lain.

Proses ini menyatukan materi genetik dari dua individu yang berbeda, menciptakan keragaman genetik dalam populasi.

Peranan Platyhelminthes dalam Ekosistem

contoh platyhelminthes

Peranan Platyhelminthes dalam Ekosistem (Foto: Adobe Stock/GeraldRobertFischer)

Beberapa spesies platyhelminthes, seperti cacing planaria, berfungsi sebagai dekomposer yang membantu dalam proses penguraian organik mati.

Dengan memecah bahan-bahan tersebut, secara efektif mengembalikan nutrisi ke tanah atau air dan memberikan kontribusi pada siklus nutrisi dalam ekosistem.

Selain itu, cacing planaria dan spesies platyhelminthes lainnya menjadi bagian penting dari rantai makanan.

Sebagai mangsa bagi ikan dan organisme pemangsa lainnya, mereka mentransfer energi melalui tingkatan trofik, mendukung keberlanjutan kehidupan dalam ekosistem air.

Kehadiran platyhelminthes juga dapat berfungsi sebagai indikator kesehatan ekosistem, dengan perubahan populasi atau distribusi memberikan petunjuk tentang kondisi lingkungan tertentu.

Meskipun ada spesies platyhelminthes yang bersifat parasit dan dapat menimbulkan kerugian bagi kesehatan manusia dan hewan, namun peran mereka dalam ekosistem dapat membantu mengelola interaksi manusia dengan organisme ini.

Oleh karena itu, penting untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat dan melibatkan tindakan konservasi yang bijaksana untuk menjaga peran positif platyhelminthes dalam ekosistem.

Contoh Platyhelminthes

Contoh hewan platyhelminthes pada dasarnya dapat hidup di lingkungan air laut hingga air tawar. Berikut ini contoh platyhelminthes adalah sebagai berikut:

1. Cacing Planaria

Contoh platyhelminthes adalah cacing planaria adalah hewan yang termasuk dalam spesies Platyhelminthes.

Hewan ini sering dimanfaatkan dalam penelitian karena mudah didapatkan dan memiliki kemampuan regenerasi yang cepat.

2. Cacing Trematoda

Cacing trematoda merupakan cacing pita hati yang termasuk dalam jenis parasit. Biasanya, hewan ini dapat tinggal di organ dalam hewan maupun manusia, seperti pada dinding usus dan hati.

Cacing ini hanya mampu bertahan hidup dengan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya.

3. Cacing Cestoda

Cestoda adalah contoh Platyhelminthes yang juga menjadi hewan parasit. Hewan ini memiliki tubuh dengan bentuk beberapa segmen yang disebut proglotid.

Setiap segmen tersebut mampu menghasilkan telur yang akan menyebar pada tubuh inangnya.

4. Cacing Monogenea

Selanjutnya, contoh platyhelminthes adalah monogenea. Monogenea adalah cacing yang hidup dalam air.

Tumbuh sebagai parasit, cacing ini akan menempel pada insang ikan atau kulitnya. Dengan demikian, hewan ini memperoleh nutrisi dari lendir dan cairan ikan untuk bertahan hidup.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai keunikan dari platihelminthes

Dengan tubuh pipih seperti lembaran kertas dan kemampuan regenerasi yang menakjubkan, cacing pipih ini memberikan wawasan menarik dalam dunia biologi.

Editor: Ratni Dewi Sawitri
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS