PARBOABOA, Pematang Siantar - Penyidikan penyebab kebakaran di Jalan Patuan Anggi, Kelurahan Baru, Kecamatan Siantar Utara yang menghanguskan empat rumah toko (ruko) masih bergulir.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Pematang Siantar, Banuara Manurung mengatakan penyelidikan kebakaran di Jalan Patuan Anggi masih berlanjut.
Kepolisian, kata Banuara, telah mengambil sejumlah sampel di lokasi dan meminta kelengkapan administrasi penyidikan.
Namun, Banuara belum bisa berkomentar terkait penyebab kebakaran dan siapa pelakunya,
Menurutnya, diperlukan waktu yang lama diproses penyelidikan. Selain itu, petugas pun tidak mau menyimpulkan secara dini apakah kebakaran itu disengaja atau karena kemalangan yang tidak terduga.
“Dari penuturan beberapa saksi belum ada sinkronisasi, belum lagi pernyataan para korban yang belum lengkap, jadi tunggu saja,” ungkap Banuara dikonfirmasi Rabu kemarin.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Pematang Siantar, Robert Samosir mengatakan kebakaran tersebut menjadi salah satu dari kebakaran terbesar yang terjadi pada Januari hingga Maret tahun ini.
“Melihat kerugian yang ditimbulkan maupun penanganannya yang lama, kebakaran di Parluasan sangat besar,” ujarnya kepada Parboaboa, Rabu (12/4/2023).
Tiga Kebakaran Besar Sepanjang 2023
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Pematang Siantar mencatat ada 3 kasus kebakaran yang terbesar dengan kerugian sekitar Rp1 milliar. Di antaranya sebuah rumah toko (ruko) di kawasan Siantar Bisnis Center (SBC), Siantar Timur pada 16 Januari, dan kebakaran yang terjadi di Jalan Patuan Anggi, Parluasan, 30 Maret 2023. Kebakaran itu, kata Kadis Robert, menewaskan 3 orang.
"Dari ketiga kasus kebakaran besar itu menimbulkan 3 korban dewasa pada tahun ini. Dugaannya juga ada 1 kebocoran isolasi di kabel tanah PJU yang di kawasan SBC, kalau di depan komplek Megaland karena tabung gas yang meledak," jelasnya.
Dinas Damkar Kota Pematang Siantar juga mencatat sejumlah insiden kebakaran di rumah warga.
Dari 9 kejadian kebakaran, lanjut Robert, 4 di antaranya diduga karena arus pendek sehingga terjadi korsleting listrik atas kelalaian pemiliknya.
"Kami mencatat juga kejadian kebakaran di rumah warga, rata-rata ini diduga karena arus pendek listrik," ungkapnya.
Sementara untuk kebakaran sepanjang periode Triwulan I, terdapat 12 kejadian yang mengakibatkan kerugian total sekitar Rp3 milliar.
"Tanpa ada kerugian itu cuman ada satu kejadian. Dengan kasus kebakaran terbesar total Rp2,6 milliar dan kasus kebakaran yang dilanda rumah warga total mengalami kerugian sekitar Rp400 juta," pungkasnya.