PARBOABOA, Pematangsiantar - Keamanan data dan integritas situs pemerintahan Kota Pematangsiantar, Sumut sedang dalam ancaman.
Hal itu menyusul penyusupan konten judi online pada situs resmi Sekretariat Daerah (Sekda) setempat belum lama ini.
Jika tidak segera diatasi, pembajakan tersebut akan terus berlangsung dan bukan tidak mungkin akan menyasar situs-situs lain yang berisi data-data penting milik masyarakat.
Kepala Bidang Penyelenggaraan E-Government Diskominfo Pematangsiantar, Sebastian Horas Saragih mengatakan saat ini tim IT Diskominfo sedang melakukan beberapa langkah konkrit untuk menjaga keamanan situs-situs tersebut.
Salah satu caranya, kata dia, yaitu dengan melakukan pembaharuan terhadap situs-situs yang ada.
"Sejauh ini, sudah empat situs yang berhasil diperbarui, sementara terdapat 31 lainnya sedang dalam proses," kata Sebastian kepada Parboaboa, Rabu (11/7/2024).
Sebastian mengatakan bahwa upaya perbaikan dilakukan secepat mungkin agar seluruh situs dapat kembali normal.
Saat ini, tambahnya, hampir seluruh situs pemerintahan di Indonesia sedang mengalami serangan siber.
Pada pertengahan tahun lalu, masalah serupa juga terjadi. Bahkan, saat itu, situs-situs milik Pemkot Pematangsiantar pernah mengalami gangguan dan down, tidak hanya situs Setdako, tetapi seluruhnya.
"Namun perlu diketahui bahwa peretas tidak dapat mengakses data kita. Konten judi online itu hanya di halaman saja," pungkasnya.
Ia menggunakan analogi untuk menjelaskan masalah ini. Selain supaya lebih mudah dimengerti juga agar masyarakat tidak khawatir berlebihan.
Sebastian menganalogikan situs Pemkot seperti sebuah properti besar yang memiliki pagar dan sebuah rumah Utama.
Pagar tersebut mewakili halaman situs, sebagai lapisan pertama yang melindungi properti. Rumah utama melambangkan data penting yang disimpan di dalam situs.
Sementara itu, peretas diibaratkan seperti laba-laba yang berhasil masuk ke dalam area properti. Laba-laba ini tidak dapat menembus dinding rumah utama, tetapi mereka bisa memanjat pagar dan membuat jaring di sekitarnya.
Jaring laba-laba menyebabkan pagar dan halaman terlihat kotor dan tidak terawat, mengubah tampilan luar properti. Namun, rumah utama (data penting) tetap aman karena laba-laba tidak dapat masuk ke dalam rumah.
Dengan kata lain, tegas Sebastian, peretas hanya dapat mengganggu tampilan luar situs tanpa bisa mengakses data sensitif di dalamnya.
"Laba-laba tersebut tak dapat masuk ke dalam rumah utama (data), hanya bisa mengganggu bagian luar karena sistem pertahanan data kita sangat baik," jelasnya.
Sebastian menjelaskan bahwa situs Pemkot yang disusupi konten judi online mungkin karena menggunakan template gratis, sehingga lebih mudah diserang.
Tak hanya terjadi di Pematangsiantar, hal ini, kata dia terjadi juga di kota-kota lain.
"Upaya sedang dilakukan agar kedepan template tersebut dibuat sendiri," kata dia.
Ia menegaskan, bukan karena tidak ada anggaran kenapa pihaknya tidak menggunakan layanan pihak ketiga atau yang berbayar. Melainkan jika menggunakan pihak ketiga, identitas situs Pemkot secara otomatis mencantumkan nama perusahaan tersebut sebagai pemilik karya cipta.
Dalam rangka itu, tim riset, sejak awal tahun ini sedang mencari informasi dari daerah lain yang aman untuk mengetahui sistem keamanan yang mereka gunakan.
Sebastian mengakui bahwa sejauh ini sistem keamanan situs memang masih dijaga manusia bukan sistem otomatis atau robot. Hal inilah yang membuat beberapa situs lebih rentan terhadap serangan.
Adapun sistem keamanan otomatis tidak banyak digunakan karena membutuhkan anggaran besar.
Itulah sebabnya ia mengucapkan banyak terima masyarakat yang telah melaporkan perubahan tampilan situs Sekda Pematangsiantar menjadi konten judi online.
'Karena pengelolaan keamanan dilakukan manusia, kami tidak selalu mengetahui jika terjadi masalah tanpa pemberitahuan dari masyarakat," ujarnya.
Tak hanya itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor ke Diskominfo jika menemukan masalah serupa di kemudian hari.
Ia menambahkan, pada hari Senin (8/7/2024) lalu Pemkot telah mengadakan rapat untuk membahas pembentukan Peraturan Walikota (Perwa) tentang audit keamanan informasi.
"Audit nantinya tidak hanya mencakup keuangan, tetapi juga perangkat keamanan," tegasnya.
Dalam Perwa tersebut, akan ada ketentuan mengenai audit keamanan untuk memastikan keamanan perangkat dan data di situs Pemkot.
Editor: Gregorius Agung