PARBOABOA – Satu orang meninggal dunia setelah insiden kerusuhan suporter melawan polisi yang terjadi pada laga Gimnasia La Plata vs Boca Junior di Stadion Juan Carmelo Zerillo, Argentina, Jumat (7/10) pagi WIB, yang melibatkan tembakan gas air mata.
Pertandingan Gimnasia vs Boca Juniors dihentikan wasit Hernan Mastrangelo pada menit kesembilan setelah gas air mata, yang ditembakkan polisi di luar stadion, masuk ke area dalam stadion.
Dikutip dari ESPN, kondisi itu membuat ribuan penonton, pemain kedua tim, hingga ofisial pertandingan mengalami sakit di bagian mata dan sesak napas. Ribuan suporter kemudian berusaha meninggalkan tribun dan masuk ke lapangan untuk mencari jalan keluar tercepat.
Kejadian itu mengakibatkan satu korban jiwa. Kepala Keamanan Provinsi Buenos Aires, Sergio Berni, mengatakan satu korban meninggal karena serangan jantung.
"Sayangnya ada satu orang meninggal. Dia meninggal karena serangan jantung, ketika ingin dipindahkan ke rumah sakit," ujar Berni.
Kerusuhan terjadi di luar stadion antara suporter Gimnasia dengan polisi. Ribuan suporter Gimnasia yang tidak kebagian tiket berusaha masuk ke stadion untuk menyaksikan laga melawan Boca.
Polisi yang kalah jumlah memutuskan untuk melepaskan tembakan peluru karet dan gas air mata. Gas air mata itu kemudian terbawa angin ke dalam stadion dan menimbulkan kekacauan di laga Gimansia vs Boca.
"Anak saya yang masih 2 tahun tidak bisa bernapas. Kami semua pasrah dan khawatir terhadap orang-orang di tribune. Ini gila. Kami menjalani pertandingan sepak bola biasa, dan semua berubah menjadi seperti ini, merasakan orang terdekat kami hampir mati," ujar pemain Gimnasia Leonardo Morales.
Tidak ada suporter Boca Juniors yang hadir dalam insiden tersebut. Pemerintah Buenos Aires melarang suporter tamu hadir di setiap laga tandang sejak 2013 karena sering terjadi bentrok.
Insiden ini terjadi kurang satu minggu dari Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang.