Diduga Terkontaminasi Bakteri, Warga TPA Tanjung Pinggir Pertanyakan Hasil Penelitian Air Sumur dari Dinkes Pematang Siantar

Air sumur bor milik Siti Siahaan, yang diduga terkontaminasi bakteri coliform di TPA Tanjung Pinggir, Kelurahan Pondok Sayur, Siantar Martoba, Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara. (Foto: PARBOABOA/Putra Purba)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Masyarakat di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematang Siantar mempertanyakan dugaan terkontaminasinya air sumur bor mereka dengan bakteri coliform.

Keraguan itu disampaikan masyarakat yang tinggal tak jauh dari TPA Tanjung Pinggir, karena hasil pengujian bakteri yang dilakukan Dinas Kesehatan Pematang Siantar sejak sebulan lalu tak kunjung keluar.

"Sudah sebulan lalu mereka (Pemko) datang ke sini, katanya air kami terkontaminasi bakteri. Tapi setelah itu tidak datang lagi," kesal Tuahman Sinaga (50), warga Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Siantar Martoba, kepada PARBOABOA, Kamis (19/10/2023).

Tuahman mengaku masih menunggu hasil pengujian terhadap air di sumur bornya.

Ia juga mengaku telah menyiapkan alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, jika memang hasil uji membuktikan sumur bor warga terkontaminasi.

"Untuk minum akan menggunakan air dari depot. Sedangkan untuk MCK (mandi, cuci, kakus) masih menggunakan sumur bor," kata Tuahman.

Ia juga berharap ada edukasi dan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Pematang Siantar, jika memang air sumur bor warga terkontaminasi bakteri coliform.

"Sebaiknya Pemko juga menyiapkan kelas-kelas edukasi atas sanitasi dan kebersihan lingkungan. Jangan hanya berhenti di situ saja, masyarakat jadi bingung," imbuh Tuahman Sinaga.

Sementara itu, salah seorang pemilik warung di TPA Tanjung Pinggir, Siti Siahaan (43) mengaku baru kali ini ada pengujian air sumur bor milik warga dari pemerintah.

"Yah baru datang mereka (Dinkes) dan selama saya berumah di sini, baru pertama kali datang, katanya mau penelitian," ucapnya kepada PARBOABOA, Kamis (19/10/2023).

Siti mengaku selama ini tidak ada masalah terkait penggunaan air dari sumur bor miliknya.

"Untuk sekarang kami tidak mengalami sakit, jadi kami malah bingung, kalau terkontaminasi bakteri, kami tidak mengalami apa-apa," ungkapnya.

Warga di Jalan Tuan Rondahaim itu mengaku menggunakan air dari sumur bor hanya untuk kebutuhan selain minum.

"Kalau sekarang untuk kebutuhan warung kami menggunakan air depot yang kami beli, jadi air sumur bor tidak untuk dijajakan, lalu air pun kita panaskan saat ada pesanan," jelas Siti.

Warga di sekitar TPA Tanjung Pinggir, mempertanyakan dugaan terkontaminasinya air sumur bor mereka dengan bakteri coliform. (Foto: PARBOABOA/Putra Purba) 

Ia juga berharap ada tindak lanjut dari penelitian yang dilakukan Dinas Kesehatan.

"Kalau memang terkontaminasi, Pemko lakukan upaya pembenahan dan pengelolaan air bersih di sini, dari mulai masyarakatnya sendiri sampai pembuat kebijakan, jangan malah dibiarkan saja," imbuh Siti.

Respons Dinas Kesehatan

Sementara itu, Fungsional Sanitarian Ahli Madya di Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Pematang Siantar, Hanna H. Girsang menjelaskan, maraknya penggunaan air sumur bor menjadi salah satu faktor terkontaminasi bakteri di sekitar TPA Tanjung Pinggir.

Hanna merinci, dari 15 sampel sumur bor yang diperiksa, 14 sampel terkontaminasi dengan bakteri Coliform dan 1 titik yang terkontaminasi Escherichia Coli (E. Coli).

"Soalnya kalau menggunakan sumur bor, air tidak tersaring dengan baik. Walaupun dengan kasat mata fisik air tersebut baik-baik saja," katanya PARBOABOA, Kamis (19/10/2023).

Bakteri Coliform dan E. Coil, kata Hanna, berpotensi menimbulkan penyakit pencernaan, seperti sakit perut, diare atau muntaber, baik pada manusia maupun hewan.

"Dalam air bakteri Coliform dan E. Coli tidak memiliki rasa, bau atau warna. Jadi identifikasi keberadaan bakteri sangat sulit," katanya.

Tidak hanya itu, hasil penelitian juga menunjukkan kandungan mangan (Mn) pada sampel air itu sebesar 0,1 mg/L, sedangkan ambang batas Mn yang diperbolehkan dalam air berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Republik Indonesia (RI) No. 416/MEN. KES/PER/IX/1990 adalah 0,5 mg/L.

"Sampel air bersih tersebut memiliki Kadar pH (potential of hydrogen) di bawah 6,5 yang menunjukan air tersebut bersifat asam. Normalnya, PH air bersih adalah 6,5 sampai 8,5," timpalnya.

Hanna menjelaskan, penelitian air sumur bor warga di TPA Tanjung Pinggir merupakan kerja sama antara Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Pematang Siantar bersama Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Provinsi Sumatera Utara.

"Untuk hasil penelitian ini masih kita godong dan akan segera diserahkan kepada dinas terkait, seperti DLH dan puskesmas pembantu yang ada di sana," tuturnya.

Hanna juga mengeklaim dinasnya telah melakukan penyuluhan dan edukasi ke rumah-rumah warga di TPA Tanjung Pinggir, baik secara kebersihan cuci tangan maupun perbaikan sanitasi yang kedap ruangan.

"Seperti dalam pelaksanaan cara merebus air lewat dari 100 derajat untuk dikonsumsi dengan benar, sampai mendidih, jangan setengah-setengah, agar bakteri maupun kuman mati,” imbuhnya.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS