PARBOABOA, Siantar - Bunuh diri merupakan tindakan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Kondisi ini berkaitan erat dengan masalah kesehatan mental, seperti depresi, dan bisa terjadi pada siapa pun.
Kasus bunuh diri di dunia semakin menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization menunjukkan, ada 800.000 orang di dunia meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya.
Dengan kata lain 1 orang meninggal dunia karena bunuh diri setiap 40 detik secara global. Dengan jumlah ini WHO menyebutkan bunuh diri masuk sebagai 20 besar penyebab kematian di dunia.
Bahkan, bunuh diri sudah bukan hal tabu lagi di negara-negara tertentu. Negara-negara tersebut akhirnya menduduki peringkat dalam kategori kasus bunuh diri terbanyak di dunia, seperti berikut.
1. Lesotho
Lesotho adalah sebuah negara enklave yang terkurung di Afrika bagian selatan yang sepenuhnya dikelilingi oleh Afrika Selatan. Ukurannya lebih dari 30.000 km² dan memiliki populasi sedikit di atas dua juta. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Maseru.
Negara ini menduduki peringkat pertama dengan kasus bunuh diri terbanyak di dunia sejak tahun 2019. Berdasarkan data World Population Review, rasio bunuh diri per 100 ribu penduduk di Lesotho sebesar 72,4. Artinya, terdapat 72 orang yang melakukan bunuh diri dari setiap 100 ribu penduduk di Lesotho.
Alasan utama tingginya tingkat bunuh diri di negara ini adalah karena kemiskinan ekstrem. Survei yang dilakukan Global Burden of Disease menyatakan, penduduk negara ini juga memiliki tingkat depresi tertinggi di dunia pada 2017.
2. Guyana
Guyana merupakan negara yang terletak di Amerika Selatan dan berbatasan langsung dengan Brasil, Venezuela, dan Suriname. Populasi Guyana setidaknya berjumlah 740.000 orang.
Setiap 100.000 orang di guyana, sebanyak 44 orang di antaranya bunuh diri dengan cara yang mengerikan. Saking seriusnya permasalahan bunuh diri di Guyana, pada tahun 2015 pemerintah setempat mempunyai kebijakan Rencana Pencegahan Bunuh Diri.
Rata-rata orang yang bunuh diri di negeri ini disebabkan oleh depresi, kemiskinan, dan tidak merasa bahagia dengan hidup yang dijalaninya. Selain itu, perdukunan di Guyana masih sangatlah kuat.
Banyak orang meninggal karena meyakini ajaran sesat itu. Ada yang mengatakan dengan bunuh diri akan mendapatkan keberkahan. Ada pula yang mengatakan jika dengan bunuh diri bisa terjadi karena kepada dikendalikan oleh kekuatan gaib.
3. eSwatini
eSwatini adalah sebuah negara kecil di selatan Afrika yang tidak memiliki pantai dan terletak di antara Afrika Selatan di sebelah barat dan Mozambik di timur.
Populasi di negara tersebut diestimasikan sebanyak 1,1 juta jiwa. Tiap 100.000 penduduk di sana, setidaknya hampir 30 orang meninggal akibat bunuh diri.
Kurangnya kesadaran kesehatan mental merupakan salah satu penyebab utama mengapa banyak warga Eswatini yang mengalami depresi. Faktor budaya di Eswatini yang menuntut laki-laki agar terlihat kuat dan logis juga memengaruhi tingkat depresi yang dapat menuntun ke arah pikiran bunuh diri.
4. Korea Selatan
Republik Korea atau biasa dikenal sebagai Korea Selatan adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Korea Selatan merupakan negara tertinggi di Asia dalam hal tingkat kematian bunuh diri.
Tiap 100.000 orang, terdapat 28--29 orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dilansir DW, jumlah penduduk Korea Selatan pada semester pertama 2020 yang melukai dirinya sendiri meningkat sebesar 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal tersebut tak lepas dari pengaruh pandemi COVID-19 yang membuat masa depan pekerjaan tak menentu, turunnya pendapatan, jenuh akibat social distancing, hingga ditinggal oleh orang yang dicintainya. Sebuah data dari pemerintah setempat menunjukkan terdapat 595.724 orang yang sedang ditangani akibat depresi yang dialaminya.
5. Kiribati
Ada juga Kiribati yang merupakan negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di Oseania. Setidaknya tiap 100.000 penduduk di sana, 28 warganya meninggal akibat bunuh diri. Perubahan iklim diduga menjadi salah satu penyebab mengapa angka bunuh diri meningkat di negara tersebut.
Perubahan iklim sendiri telah merusak perekonomian di sana. Kiribati memang kerap dilanda badai besar, banjir, dan bencana alam lainnya. Sepanjang tahun 2007 hingga 2017 lalu, jumlah tingkat kematian akibat bunuh diri meningkat sebesar 14,4 persen dan angka tersebut dipercaya meningkat dari waktu ke waktu setelah itu.
Kelima negara tersebut memang mengalami permasalahan yang cukup serius tentang tingkat bunuh diri. Memang, kesehatan mental merupakan hal yang penting untuk selalu dimiliki setiap orang. Kesehatan mental pastinya memiliki pengaruh signifikan terhadap pencegahan tindakan bunuh diri.