Apa itu ADHD? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

ADHD pada anak (Foto : Pusatkemandiriananak.com)

PARBOABOA - ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperhatikan, berkonsentrasi, dan mengontrol impuls mereka. Gangguan ini dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dalam berbagai aspek, seperti sosial, akademik, dan pekerjaan.

Meskipun ADHD sering didiagnosis pada masa kanak-kanak, namun dapat terus mempengaruhi seseorang saat dewasa. Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala ADHD dan bagaimana mengelola gejala tersebut agar dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Dalam artikel ini, Parboaboa akan mengulas secara lebih detail tentang apa itu ADHD adalah, gejala dan penyebabnya, serta berbagai pilihan pengobatan dan strategi manajemen yang dapat membantu seseorang dengan ADHD. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ADHD, diharapkan kita dapat memberikan dukungan yang lebih baik bagi mereka yang mengalami gangguan ini dan memperbaiki kualitas hidup mereka.

Apa itu ADHD?

Gejala ADHD pada anak (Foto: theAsianparent)

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperhatikan, berkonsentrasi, dan mengontrol impuls mereka. Orang yang mengalami ADHD adalah mungkin mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas, mengatur waktu, dan mempertahankan perhatian. Mereka juga mungkin cenderung menjadi hiperaktif atau impulsif.

Gejala ADHD adalah dapat terlihat pada usia dini, biasanya sebelum usia 7 tahun, dan harus ada beberapa gejala yang berlangsung selama setidaknya 6 bulan untuk membuat diagnosis.

Gangguan ADHD dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

  1. Dominan Inatentif: Pengidap ADHD kelompok ini akan kesulitan untuk fokus dan memusatkan perhatiannya terhadap satu hal. Mereka dapat tampak lalai, mudah terganggu, dan sulit mempertahankan perhatian pada tugas atau kegiatan tertentu.
  2. Dominan Hiperaktif-Impulsif: Pengidap ADHD kelompok ini akan bertindak hiperaktif dan impulsif (berbuat tanpa memikirkan dampaknya). Mereka cenderung tidak bisa diam, sering bergerak atau berbicara terlalu banyak, serta bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya.
  3. Kombinasi Inatentif dan Hiperaktif-Impulsif: Kelompok ini merupakan gabungan dari dua kelompok ADHD lainnya, di mana individu mengalami gejala inatentif dan hiperaktif-impulsif. Mereka dapat kesulitan mempertahankan perhatian, tetapi juga cenderung bertindak hiperaktif dan impulsif.

Semua kelompok ADHD dapat mempengaruhi kehidupan sosial, akademik, dan pekerjaan seseorang. Oleh karena itu, pengobatan dan strategi manajemen yang tepat sangat penting untuk membantu individu dengan ADHD mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Penyebab ADHD pada Anak

Penyebab ADHD pada anak (Foto: Lifepack.id)

Penyebab pasti ADHD adalah pada anak tidak diketahui, tetapi para ahli percaya bahwa faktor genetik dan lingkungan dapat memainkan peran dalam perkembangan gangguan ini. Beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi perkembangan ADHD pada anak antara lain:

  • Faktor genetik

Orang dengan riwayat keluarga ADHD lebih mungkin mengalami gangguan ini. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung dengan ADHD memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini.

  • Kelainan neurologis

Beberapa studi menunjukkan bahwa kelainan dalam struktur otak dan fungsi neurotransmitter dapat berkontribusi pada perkembangan ADHD.

  • Paparan lingkungan

Beberapa faktor lingkungan, seperti paparan zat kimia beracun selama kehamilan atau merokok selama kehamilan, dapat meningkatkan risiko anak mengalami ADHD. Gangguan pola tidur atau kurang tidur juga dapat mempengaruhi perkembangan ADHD pada anak.

  • Komplikasi selama kehamilan dan persalinan

Beberapa komplikasi yang terjadi selama kehamilan dan persalinan dapat meningkatkan risiko anak mengalami ADHD, seperti kelahiran prematur, rendahnya berat badan lahir, serta komplikasi selama kehamilan dan persalinan.

  • Keterpaparan trauma dan stres

Keterpaparan trauma dan stres pada masa kanak-kanak dapat berkontribusi pada perkembangan ADHD.

Namun, belum ada faktor tunggal yang secara pasti dapat menjadi penyebab ADHD pada anak. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan yang berkualitas jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan atau gejala ADHD pada anak Anda.

Cara Mengatasi ADHD pada Anak

Cara mengatasi ADHD pada anak (Foto: theAsianparent)

Ada beberapa cara mengatasi ADHD, tergantung pada kondisi dan kebutuhan individu. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi ADHD adalah:

1. Terapi perilaku

Terapi ini dapat membantu individu dengan ADHD belajar strategi manajemen waktu, organisasi, dan pengaturan diri yang efektif. Terapi ini juga dapat membantu individu mengembangkan strategi untuk mengatasi gejala ADHD dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

2. Obat - obatan

Obat-obatan seperti stimulan dan non-stimulan dapat membantu mengurangi gejala ADHD dengan meningkatkan jumlah dopamin atau norepinefrin dalam otak. Namun, obat-obatan harus digunakan dengan hati-hati dan hanya di bawah pengawasan dokter yang berkualitas.

3. Olahraga dan kegiatan fisik

Olahraga dan kegiatan fisik dapat membantu mengurangi gejala ADHD dengan meningkatkan aliran darah ke otak dan memperbaiki kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.

4. Diet sehat

Diet yang sehat dan seimbang dapat membantu mengurangi gejala ADHD dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkan otak dan tubuh untuk bekerja secara optimal.

5. Terapi alternatif

Beberapa terapi alternatif seperti terapi musik, terapi seni, dan yoga dapat membantu individu dengan ADHD untuk mengurangi stres dan meningkatkan konsentrasi.

6. Lingkungan yang mendukung

Menciptakan lingkungan yang mendukung dengan mengurangi gangguan dan memberikan waktu dan ruang yang cukup untuk menyelesaikan tugas dan kegiatan dapat membantu individu dengan ADHD untuk meningkatkan fokus dan konsentrasi.

7. Mendapatkan dukungan

Mendapatkan dukungan dari orang lain seperti keluarga, teman, dan profesional kesehatan dapat membantu individu dengan ADHD untuk merasa didukung dan terhubung dengan orang lain.

Penting untuk dicatat bahwa setiap individu dengan ADHD dapat memiliki kebutuhan dan respons yang berbeda terhadap pengobatan dan strategi manajemen. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan yang berkualitas untuk menentukan strategi terbaik untuk mengatasi gejala ADHD.

Setelah mengetahui apa itu ADHD, kita sebagai individu dan masyarakat juga dapat memberikan dukungan yang tepat bagi mereka yang mengalami ADHD. Mendengarkan dan memahami kebutuhan mereka, serta memberikan lingkungan yang mendukung dapat membantu mereka mengatasi gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Editor: Lamsari Gulo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS