Alat Musik Tifa Berasal dari Daerah? Ini Penjelasannya Lengkap dengan Sejarah, Fungsi, Proses Pembuatan, dan Cara Memainkannya

Alat Musik Tifa (Foto: Pinterest/@i.pinimg)

PARBOABOA - Alat Musik Tifa merupakan alat musik khas dari daerah Papua dan Maluku yang terbuat dari kayu dan kulit.

Salah satu jenis alat musik ritmis ini dipergunakan untuk mengiringi kesenian daerah, terutama yang erat hubungannya dengan kepercayaan.

Tifa juga kerap kali dimainkan pada pertunjukan kesenian saat mengiring lagu daerah.

Ada empat jenis alat musik tifa yang dikenal, yaitu tifa jekir, tifa potong, tifa dasar, dan tifa bas. Setiap jenis tifa ini dibedakan berdasarkan asal daerahnya dan ciri khasnya.

Tifa termasuk alat musik tradisonal yang menyerupai gendang, hanya saja tampilannya lebih panjang dan kecil.

Tak hanya bentuknya saja, cara memainkan tifa pun mirip seperti menggunakan gendang yakni dengan cara dipukul.

Nah, bagi kamu yang penasaran dan ingin memainkan alat musik yang satu ini.

Berikut Parboaboa akan menyajikan beberapa informasi terkait sejarah hingga cara memainkan alat musik tifa. Penasaran bagaimana? Simak sampai habis, yah!

Sejarah Alat Musik Tifa

Sejarah Alat Musik Tifa (Foto: Pinterest/@search.yahoo) 

Melansir dari Laman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), sejarah perkembangan tifa menawarkan berbagai cerita, tergantung pada tempat di mana tifa itu berkembang.

Ada yang mengaitkan tifa dengan mitos, sementara yang lain menggambarkannya sebagai interpretasi dari perjalanan hidup manusia.

Salah satu asal alat musik tifa yaitu dari daerah Biak. Di Biak terdapat dua bersaudara, yaitu Fraimun dan Sarenbeyar.

Nama keduanya sesuai dengan peran dan tugas mereka, Saren berarti busur, dan beyar berarti tali busur, yaitu sebagai busur yang telah terpasang anak panahnya.

Sementara Fraimun bermakna perangkat perang dengan gagang yang dapat membunuh, merujuk pada pengalaman Fraimun yang pernah membunuh.

Kedua saudara ini berpetualang dari Maryendi ke Biak Utara, Wampamber, setelah melihat kampung halaman mereka tenggelam.

Mereka menetap di Wampamber dan suatu malam, mendengar suara dari pohon opsir di hutan.

Setelah menemukan pohon tersebut, mereka juga menemukan lebah madu, sarangnya, dan soa-soa atau biawak yang hidup di sana.

Keduanya menebang pohon opsir itu dan menciptakan batang kayu sepanjang 50 cm.

Dengan keahlian khusus, mereka mengerjakan kayu tersebut menjadi tifa yaitu alat musik pukul.

Meski hanya memiliki peralatan sederhana seperti nibong, mereka berhasil membuat lubang sepanjang kayu tersebut, membentuknya seperti pipa.

Proses ini melibatkan penggunaan nibong dan pembakaran bagian tengah kayu secara selang-seling untuk hasil yang optimal.

Untuk menutup salah satu permukaan lubang, sang adik memiliki ide untuk menggunakan kulit pahanya.

Meskipun sang kakak menyarankan pemakaian kulit hewan, adiknya mengusulkan untuk menggunakan kulit soa-soa.

Untuk menangkap soa-soa tersebut, mereka memanggilnya menggunakan Bahasa Biak, dan dengan cara khusus, berhasil membawa pulang soa-soa yang merelakan diri untuk diambil kulitnya.

Kulit soa-soa tersebut kemudian digunakan untuk menutup bagian atas lubang kayu.

Inilah awal mula terciptanya tifa, alat musik tabuh yang memiliki nilai mitos dan sekaligus menggambarkan keterampilan dan kreativitas manusia.

Fungsi Alat Musik Tifa

Berikut adalah beberapa fungsi utama alat musik ritmis ini:

1. Alat Musik Tradisional

Tifa adalah alat musik tradisional yang digunakan dalam berbagai konteks kebudayaan Papua. Fungsi utamanya adalah sebagai alat musik pengiring dalam tarian, lagu, atau upacara adat.

Tifa dipukul untuk menghasilkan irama dan suara khas yang mencirikan identitas musik Papua.

2. Alat Komunikasi

Tifa juga berperan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Papua. Bunyi tifa dapat digunakan untuk memberikan tanda bahaya, panggilan berkumpul, atau mengumumkan peristiwa penting.

Sebagai alat komunikasi tradisional, tifa membantu menyampaikan pesan kepada seluruh komunitas.

3. Lambang Kekuatan dan Keberanian

Tifa dianggap sebagai lambang kekuatan dan keberanian. Penggunaannya dalam upacara adat dan ritual keagamaan mencerminkan kesetiaan terhadap kepercayaan dan nilai-nilai adat.

Tifa menjadi simbol kekuatan spiritual dan keberanian dalam konteks budaya Papua.

4. Media Pengenalan Budaya Papua

Tifa memiliki peran penting sebagai media pengenalan budaya Papua kepada masyarakat di luar Papua.

Kehadirannya sering dipamerkan dalam acara budaya, seperti festival seni dan budaya, untuk memperkenalkan keunikan serta kekayaan budaya Papua kepada masyarakat luas.

5. Benda Seni Tradisional

Selain fungsional, tifa dihargai sebagai benda seni tradisional yang indah.

Ornamen ukiran dan lukisan khas Papua yang menghiasi tifa tidak hanya memberikan nilai estetika, tetapi juga menggambarkan keindahan seni tradisional Papua, memperkaya warisan budaya mereka.

Proses Pembuatan Alat Musik Tifa

Proses Pembuatan Alat Musik Tifa (Foto: Shutterstock/Fajar Putranto) 

Alat musik tifa berasal dari daerah Indonesia Timur, khususnya Papua dan Maluku. Meskipun keduanya tampak serupa, namun sebenarnya terdapat perbedaan kecil di antara keduanya.

Perbedaan paling mencolok terletak pada bentuknya. Tifa dari Maluku tidak dilengkapi dengan pegangan, sementara tifa dari Papua memiliki pegangan kecil yang sedikit melengkung di bagian tengahnya.

Masyarakat suku Asmat dikenal sebagai kelompok yang mahir dalam menggunakan alat musik tifa ini.

Melansir dari Laman Kemdikbud, proses pembuatan tifa pada dasarnya serupa di beberapa suku, tetapi perbedaannya terletak pada ukiran, ukuran, dan warnanya, yang masing-masing memiliki makna khusus dalam budaya suku tersebut.

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan tifa, di antaranya:

1. Pemilihan Bahan

Seorang pengukir tifa, yang disebut Alil Anem, mulai dengan mencari bahan utama, yakni batang pohon.

Pohon yang digunakan bervariasi, seperti pohon waru, kayu susu, kemiri, atau gempol. Batang pohon yang akan digunakan memiliki diameter sekitar 30-40 cm dan dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan untuk tifa.

2. Melubangi Batang Pohon

Batang pohon dilubangi pada bagian tengah dengan menggunakan besi tajam (linggis) yang dipanaskan. Proses ini memakan waktu sekitar 5 jam, tergantung pada panjang tifa.

Besi yang dipanaskan ditumbuk masuk ke dalam batang pohon menggunakan batu atau kayu keras.

Lubang dibuat hingga batang pohon bolong, dan proses ini melibatkan pemakaian api dan corong bambu untuk membantu pembentukan lubang.

3. Pemangkasan dan Pembentukan

Batang pohon dipangkas sesuai dengan bentuk yang diinginkan untuk tifa, dan proses ini berlangsung sekitar 6 jam. Para pembuat tifa memerlukan ketelitian dan menggunakan alat seperti parang dan pahat.

Setelah itu, Alil Anem melukiskan simbol-simbol dengan klen khusus, yang merepresentasikan motif tertentu. Warna dominan yang digunakan adalah merah, putih, dan hitam.

4. Pemasangan Kulit

Pemasangan kulit Kangguru dilakukan dengan bantuan beberapa orang untuk mengencangkan kulit pada mulut tifa. Permukaan mulut tifa sebelumnya dicampur dengan putih telur.

Setelah kulit terpasang, diikat dengan tali dari kulit pohon waru dan diperkuat dengan anyaman rotan yang kemudian diasap-asapi untuk membuat kulit merekat kuat pada permukaan tifa.

Terkadang, getah damar ditempelkan untuk memperindah bunyi tifa.

Cara Memainkan Alat Musik Tifa

Cara Memainkan Alat Musik Tifa (Foto: Kemendikbud) 

Alat musik tifa dimainkan dengan cara yang sederhana. Untuk memainkan alat musik tifa, pemain dapat mengikuti langkah-langkah berikut.

Pertama, pegang tifa dengan tangan kanan di bagian tengah tongkatnya, sementara tangan kiri berada di bagian bawah tongkat untuk memberikan penopang.

Kemudian, gunakan telapak tangan kanan untuk memukul permukaan kepala tifa dengan ritme yang diinginkan.

Tangan kiri berfungsi untuk menopang tifa, menjaga keseimbangan, dan memberikan kestabilan saat memainkannya.

Pemain dapat mencoba variasi teknik pukulan, seperti menggunakan jari, bagian sisi tangan, atau alat pemukul tambahan seperti kayu atau bambu, untuk menghasilkan bunyi yang berbeda.

Eksplorasilah berbagai bunyi yang dapat dihasilkan dengan memainkan tifa dan berlatih untuk mengembangkan keterampilan dan ekspresi dalam memainkan alat musik ini.

Ingatlah bahwa kesabaran dan latihan secara teratur akan membantu pemain menguasai cara memainkan tifa dengan baik.

Itulah informasi terkait alat musik tifa yang berasal dari daerah Papua dan Maluku. Bagaimana tertarik untuk memainkan alat musik tradisional ini?

Editor: Ratni Dewi Sawitri
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS