PARBOABOA, Jakarta - Pernahkah kamu mengguncang-guncangkan tubuh bayi secara kasar? Hal itu kadang dilakukan saat si kecil sedang bermain atau tidak berhenti menangis. Tapi, kamu perlu berhati-hati karena kebiasan ini menyebabkan shaken baby syndrome, yakni suatu kondisi serius yang mengancam kesehatan bayi.
Lantas seperti apa itu Shaken Baby Syndrome? Kenali gejala, penyebab dan cara mencegahnya yang perlu kita ketahui di bawah ini.
Apa itu Shaken Baby Syndrome?
Shaken baby syndrome merupakan cedera otak serius yang bisa terjadi akibat guncangan bayi secara paksa. Kondisi itu bisa merusak sel otak bayi sehingga otaknya tidak bisa mendapatkan cukup oksigen sebagai konsekuensinya, kerusakan otak permanen atau bahkan kematian bisa terjadi pada bayi.
Shaken baby syndrome paling sering terjadi pada anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun. Sebagian besar kasusnya terjadi pada bayi berusia 6-8 bulan, di mana mereka masig sering menangis.
Gejala Shake Baby Syndrome
Berikut ini beberapa gejala shaken baby syndrome yang harus diwaspadai.
1. Kesulitan untuk tetap terjaga (sulit bangun dari tidurnya)
2. Tubuhnya mengalami tremor
3. Sulit bernapas
4. Tidak mau menyusui
5. Muntah
6. Warna kulitnya berubah
7. Kejang
8. Koma
9. Lumpuh
Jika kamu mendapati ciri-ciri bayi terkena shaken baby syndrome di atas muncul, segera panggil layanan medis darurat atau bawa si kecil ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.
Sebab, shaken head syndrome adalah penyakit yang bisa mengancam nyawa dan merusak otak secara permanen.
Penyebab Shaken Baby Syndrome
Pasti timbul satu pertanyaan yang sering muncul seputar shaken baby syndrome, mengapa mengguncang-guncangkan bayi bisa merusak bagian otaknya?
Otak leher masih terlalu lemah untuk menopang kepalanya yang berat. Jika tubuhnya diguncang secara paksa, bagian otaknya masih lemah bisa bergerak ke depan dan belakang di dalam tengkorak. Kondisi ini bisa menyebabkan memar, bengkak, hingga pendarahan.
Shaken baby sydrome biasanya terjadi akibat orang tua atau asisten rumah tangga (ART) merasa frustasi atau tidak sabat ketika mengatasi bayi yang tidak mau berhenti menangis sehingga mereka meluapkan kekesalannya dengan mengguncang tubuh bayi secara paksa.
Misalnya, menguncang bayi yang terlalu keras ini sangat berbahaya bagi kesehatan anak. Oleh karena itu, orang tua atau ART diharapkan untuk bisa lebih berhati-hati ketika bermain dengan anak atau menahan emosi saat mengasuh anak.
Berikut ini beberapa faktor risiko yang membuat orang tua atau ART menguncang-guncangkan tubuh bayi antara lain:
1. Perasaan stres yang dirasakan orangtua atau ART
2. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
3. Orangtua atau ART dalam pengaruh alkohol atau zat terlarang
4. Situasi keluarga yang tidak stabil
5. Mengalami depresi
Cara Mencegah Shaken Baby Syndrome
Berikut ini beberapa cara mencegah shaken baby syndrome yang perlu para orang tua atau ART ketahui.
1. Ingatkan terus diri sendiri dan pasangan bahwa memukul, melempar, atau mengguncang bayi sama sekali tidak boleh dilakukan.
2. Jika anak menangis tak henti dan memancing emosi orang tua, orang tua sebaiknya mengendalikan diri dengan menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.Lakukan setidaknya sebanyak 10 kali.
3. Jika anak menangis tak henti dalam waktu yang lama, pertimbangkan untuk membawanya ke dokter untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan kesehatan yang dialami anak.
4. Jangan pernah tinggalkan anak dengan pengasuh atau anggota keluarga yang tak jelas apakah dapat dipercaya atau tidak.
5. Jika memutuskan untuk menitipkan anak pada pengasuh atau di tempat penitipan anak, selalu cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai rekam jejak pengasuh atau tempat penitipan anak tersebut