Hentikan Puasa Gelar, AS Roma Jadi Juara Edisi Pertama UEFA Conference League

AS Roma juara UEFA Conference League edisi pertama (Foto: AP Photo/Antonio Calanni)

PARBOABOA – UEFA Conference League mendapatkan pemenang perdananya pada Kamis (26/5/2022) dini hari WIB. Partai final yang digelar di Air Albania Stadium berhasil dimenangkan AS Roma dengan skor tipis 1-0.

Laga final itu mempertemukan Giallorossi dengan wakil Belanda, Feyenoord. Pertandingan berlangsung seru sejak menit awal, di mana Roma tampak lebih dominan di babak pertama.

Pada menit ke-32, Giallorossi mencetak gol lewat aksi Nicolo Zaniolo. Pemain berumur 22 tahun itu menunjukkan reaksi yang cepat setelah menerima umpan dari Gianluca Mancini untuk membawa AS Roma unggul.

Feyenoord melancarkan serangan yang berbahaya selama babak kedua. Beberapa kali upaya Orkun Kokcu nyaris membuat skor berubah menjadi imbang. Sayang, Rui Patricio terlalu luar biasa untuk ditaklukan pemain-pemain Feyenoord.

Berikut ini adalah perjalanan AS Roma menjadi juara UEFA Conference League edisi pertama.

AS Roma Terlalu Meragukan di Fase Grup

Sepanjang babak kedua, Roma lebih banyak mendekam di area sendiri dan sesekali melancarkan serangan balik. Permainan bertahan dari klub asuhan Jose Mourinho itu membuat skor tidak mengalami perubahan sampai akhir laga.

Pada akhirnya, Roma dinyatakan sebagai pemenang dan berhak meraih trofi UEFA Conference League. Ini musim pertama UEFA Conference League digelar, sehingga Roma pantas dinobatkan sebagai juara perdana.

Jika melihat perjalanannya, mungkin banyak yang tak menduga kalau Giallorossi mampu keluar sebagai juara. Mereka melalui banyak momen naik-turun, dan bahkan sempat dibantai habis-habisan oleh Bodo/Glimt di fase grup.

Hasil akhir yang memalukan didapatkan Roma ketika bertemu Bodo/Glimt di fase grup pada akhir bulan Oktober 2021 lalu. Bertandang ke markas Bodo/Glimt, Giallorossi dipermak dengan skor telak 1-6.

Untungnya, itu satu-satunya kekalahan Roma di fase grup. Mereka berhasil melangkah ke babak 16 besar dengan status juara grup usai mengumpulkan 13 poin, unggul satu angka dari Bodo/Glimt yang menempati peringkat kedua.

Roma juga tergabung dengan Zorya Luhansk dan CSKA Sofia di Grup C. Semuanya berhasil dikalahkan. Mereka hanya tak bisa mengalahkan Bodo/Glimt, di mana pertemuan keduanya di Stadio Olimpico berakhir imbang 2-2.

Fase Gugur, AS Roma Terlalu Mendominasi

Roma dipertemukan dengan Vitesse di babak 16 besar. Ini laga yang cukup sulit untuk dijalani Giallorossi, sebab Vitesse bisa memberikan perlawanan. Roma melaju ke babak perempat final usai mengalahkan Vitesse dengan agregat skor 2-1.

Dalam babak perempat final, Roma kembali dipertemukan dengan Bodo/Glimt. Pertemuan pertama yang dilangsungkan di Aspmyra Stadion menunjukkan bagaimana Roma bertekuk lutut di hadapan tuan rumah dengan skor 1-2.

Tiga pertandingan sudah Roma menelan hasil buruk dari Bodo/Glimt. Untungnya, rekor buruk tersebut tidak membuat Roma gentar menghadapi leg kedua di Stadio Olimpico, dan berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor telak 4-0.

Di babak semifinal, Roma dipertemukan dengan Leicester City. Mereka kembali mendapatkan perlawanan ketat, di mana klub besutan Brendan Rodgers tersebut mampu menahan imbang Roma di King Power Stadium dengan skor 1-1.

Roma kemudian dipastikan melaju ke babak final setelah berhasil memenangkan laga leg kedua yang digelar di Stadio Olimpico dengan skor tipis 1-0. Roma menang dengan agregat skor tipis 2-1.

Feyenoord menjadi tantangan terakhir yang harus dihadapi Roma di kompetisi ini. Dan seperti yang telah dijelaskan, Roma mampu keluar sebagai pemenang dengan skor tipis 1-0.
 

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS