PARBOABOA, Jakarta – Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat membahayakan tubuh. Hal itu karena, kekebalan tubuh penderita terus terkikis sehingga tidak mampu melawan infeksi.
Jika HIV tidak segera diatasi, maka dapat berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), atau stadium akhir infeksi HIV di mana kemampuan tubuh melawan infeksi menurun secara signifikan.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), HIV merusak kemampuan tubuh melawan penyakit dengan menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh, yakni CD4.
Kasus HIV di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun, menurut data terakhir dari Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2022 tercatat ada 52.955 kasus infeksi HIV di Indonesia.
Adapun penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, dan ASI.
Namun, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
Penderita HIV perlu minum obat secara rutin dengan antiretroviral (ARV) untuk mencegah perkembangan virus dan melindungi sel CD4.
Bagaimana Ketika Seseorang yang Terjangkit HIV Berhenti Minum Obat?
Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, menjelaskan bahwa individu yang terinfeksi HIV dan menghentikan penggunaan obat, bahkan hanya untuk sementara, dapat meningkatkan kemungkinan munculnya virus yang resisten terhadap obat-obatan HIV.
Virus yang menjadi resisten ini, jika menular ke orang lain, dapat membuat obat tidak efektif dan menyulitkan proses pengobatan.
Keadaan resistensi ini menunjukkan bahwa beberapa sel HIV mengalami mutasi dan terus berkembang biak meskipun telah diobati.
Dampaknya, individu yang terinfeksi HIV/AIDS dan menghentikan pengobatan akan mengalami penurunan kesehatan yang signifikan hingga mencapai kondisi yang mengancam jiwa.
Oleh karena itu, sangat penting bagi individu dengan HIV untuk menjalani terapi dengan obat HIV, yang dikenal sebagai antiretroviral atau ART.
Hal ini bertujuan untuk membantu memperpanjang hidup, menjaga kesehatan, dan mengurangi risiko penularan HIV.
Proses pengobatan HIV harus dilakukan secara rutin, sesuai jadwal, pada waktu yang sama setiap hari, agar virus dapat dikendalikan secara efektif.
Editor: Atikah Nurul Ummah