PARBOABOA, Jakarta - Usai keluar dari Partai Demokrat Jawa Timur (Jatim), kini Anggota DPRD Jatim Bayu Airlangga diketahui bergabung dengan Partai Golongan Karya (Golkar). Bayu mengaku telah melakukan komunikasi secara intensif kepada Ketua Golkar Jatim, M Sarmuji.
"Pertama sebetulnya komunikasi saya dengan Pak Sarmuji sudah beberapa kali. Kami bertemu dan saya sebetulnya mengenal beliau cukup lama, ya beliau adalah salah satu mentor saya yang banyak mengajarkan saya tentang politik," kata Bayu di Surabaya, Sabtu (21/5).
Bayu menyebutkan, dirinya memiliki alasan khusus untuk bergabung dengan partai Golkar. Salah satunya, Ia menilai bahwa partai Golkar merupakan partai yang demokratis.
"Pertimbangan saya masuk partai ini yang paling utama adalah sistem demokrasi yang demokratis di partai ini. Di Golkar semua kader memiliki kesempatan yang sama, tidak ada suka atau tidak suka. Setiap hal yang di perjuangkan untuk kebesaran partai sangat dihargai," ujarnya.
Anggota DPRD Jatim ini mengatakan bahwa keputusannya bergabung ke partai Golkar juga sudah mendapat restu dari mertuanya yakni Pakde Karwo. Pakde Karwo alias Soekarwo sendiri adalah mantan Gubernur Jatim periode 2009-2014 dan 2014-2019.
"Saya terbiasa dari saya kecil setiap langkah besar yang akan saya ambil pasti dengan restu dari orang tua termasuk setelah menikah ya restu dari mertua saya. Harus dengan restu beliau, karena restu orang tua ini ridanya Allah," kat Bayu.
Bayu kemudian menegaskan bahwa dirinya akan siap mengikuti instruksi pimpinan Golkar Jatim mengenai langkah politiknya di partai berlambang pohon beringin tersebut. Secara pribadi, Bayu pun sudah menyiapkan diri untuk maju dalam Pileg 2024.
"Saya akan ikut perintah Pak Sarmuji sebagai Ketua Golkar Jatim. Saya pribadi memproyeksikan untuk maju ke DPR RI di tahun 2024," kata dia.
Menanggapi bergabungnya Bayu ke Golkar, Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji menyebutkan bahwa Bayu adalah kader yang potensial. Sarmuji mengaku sudah berkomunikasi dengan Bayu setelah Bayu keluar dari Demokrat.
"Bahwa kami melakukan pembicaraan itu setelah Bayu mundur dari Demokrat. Jadi secara etika kami menjaga betul sebelum Bayu menyatakan keluar dari Demokrat," kata Sarmuji.
"Sebagai anak muda Bayu punya idealisme, dan saya yakin itu bisa disemaikan di Partai Golkar dan akan tumbuh bersama visi Bayu menata kehidupan perpolitikannya," Sarmuji menambahkan.
Sarmuji menjelaskan, setiap kader yang masuk Golkar memiliki kesempatan yang sama untuk berproses hingga tingkat tertinggi. Sebelum Bayu bergabung dengan Golkar, Sarmuji juga sempat menceritakan suasana di partainya.
"Saya menceritakan bagaimana suasana di partai Golkar. Jadi berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, semua bisa berproses. Di Golkar tidak ada sekat, suasananya egaliter," katanya.
Sebagai informasi, Bayu Airlangga sebelumnya merupakan kader dari partai Demokrat Jatim. Kemudian, Bayu memutuskan keluar dari Demokrat lantaran merasa kecewa dengan hasil Musyawarah Daerah (Musda) Demokrat Jatim.
Kekecewaan tersebut bermula saat Bayu mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim pada Musda Demokrat Jatim. Saat itu, ia meraih dukungan terbanyak dari 25 DPC. Akan tetapi, DPP Demokrat di Jakarta lebih memilih Emil Dardak yang hanya mendapat dukungan dari 13 DPC.
Bayu menilai, Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Demokrat tidak demokratis. Maka dari itu, Keputusan Bayu telah bulat untuk keluar dari partai Demokrat
"Bagi saya, ketika saya dan tentunya para DPC pendukung saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai. Kita ingat, saat pembukaan Musda, ketum AHY menjanjikan demokratis. Tapi bisa dinilai publik sendiri, bagaimana hasil Musda Demokrat Jatim," ujarnya.