PARBOABOA – Banyak jenis maupun merek cairan anti-bocor yang beredar di pasaran. Produk-produk tersebut, disebut cukup ampuh untuk mencegah kebocoran pada ban tubeless, dan pastinya tidak merepotkan pengguna motor ketika ban tertusuk paku atau benda tajam lainnya saat melaju di jalan.
Namun sejatinya ternyata pabrikan ban tidak merekomendasikan penggunaan cairan anti-bocor tersebut, hal itu dikarenakan penggunaan cairan tubeless tersebut memiliki efek yang buruk bagi komponen lain, yakni velg motor.
Penggunaan cairan anti-bocor ini sejatinya memang tidak merusak ban, tetapi merusak pelek motor. Bahan kimia pada cairan itu membuat karat atau korosi pada pelek yang umumnya bermaterialkan metal. Akibatnya lama kelamaan, pelek motor bisa hancur.
Cairan anti-bocor itu akan mengental dan berbentuk seperti gel di saat berada di dalam ban. Gel itulah yang melekat pada velg dan megakibatkan reaksi kimia yang menimbulkan karat.
Memang cairan ini akan menutup lubang jika ban bocor, tapi beberapa lama kemudian gel-nya itu akan mengeras, dan tidak bisa lagi mengalir menutupi lubang yang bocor. Disaat cairan itu mengeras akan menimbulkan suara gesekan ban motor yang terdengar kencang saat berupaya melakukan pengereman.
Cairan yang telah berubah mengeras itu akan menimbulkan benda padat baru di dalam rongga ban motor yang membuat beban tambahan. Akibatnya keseimbangan pada ban motor juga berpengaruh, apalagi disaat dipacu pada kecepatan tinggi.
Maka dari itu, penggunaan cairan anti bocor tersebut tidak disarankan. Jika pun harus menggunakannya, diharapkan untuk rutin melakukan penggantian setiap 3 bulan. Juga penting untuk membersihkan bagian dalam ban tubeless agar cairan yang mengeras itu bisa dihilangkan. Hal itu akan menjaga keawetan pelek motor dan juga menjaga balancing pada roda motor.