PARBOABOA – Dalam dunia yang semakin sibuk dan kompetitif seperti saat ini, burnout atau kelelahan ekstrem menjadi masalah yang semakin banyak dialami.
Faktor-faktor seperti tekanan kerja yang tinggi, harapan yang tidak realistis, perubahan teknologi yang cepat, dan tuntutan untuk selalu "terhubung" dalam era digital telah menciptakan lingkungan di mana burnout dapat muncul dengan mudah.
Dalam lingkungan kerja, banyak orang merasa perlu untuk selalu "bekerja keras" dan mengesampingkan kebutuhan pribadi serta waktu istirahat.
Kondisi ini sering kali memicu stres kronis, yang pada gilirannya dapat mengarah pada burnout.
Selain itu, tuntutan sosial dan ekonomi juga dapat meningkatkan risiko burnout, karena banyak individu merasa perlu untuk terus-menerus berprestasi demi mencapai kesuksesan.
Burnout adalah sebuah kondisi psikologis yang sering terjadi akibat stres kronis di tempat kerja. Kondisi ini umumnya sangat merugikan.
Istilah ini telah menjadi topik yang semakin relevan dalam dunia profesional dan kesehatan mental. Kondisi ini bukan hanya sekadar merasa lelah atau stres, tetapi lebih dari itu.
Dilansir jurnal Burnout: A Review of Theory and Measurement, oleh Sergio Edú-Valsania (2022), sindrom burnout adalah respon individu terhadap stres kerja kronis yang berkembang secara progresif dan akhirnya menjadi kronis sehingga menyebabkan perubahan kesehatan.
Penting untuk memperdalam pengetahuan Anda mengenai kondisi ini serta mengidentifikasi ciri-ciri utamanya, dan mengungkapkan berbagai penyebab yang mungkin.
Anda juga dapat mempelajari panduan tentang bagaimana mengatasi kondisi ini untuk dapat menjaga kesehatan mental dan kualitas hidup yang lebih baik. Yuk, simak!
Pengertian Burnout
Burnout adalah sebuah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang kronis, biasanya disebabkan oleh stres yang berlebihan dan berkepanjangan di lingkungan kerja.
Kondisi ini dapat memengaruhi seseorang secara fisik maupun psikologis, dan seringkali berdampak negatif pada produktivitas, kesejahteraan, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Istilah burnout adalah kondisi yang tidak hanya terbatas pada pekerjaan kantor, melainkan juga dapat terjadi di berbagai profesi dan kehidupan sehari-hari.
Beberapa gejala umum burnout meliputi kelelahan yang berlebihan, perasaan putus asa, depresi, kehilangan motivasi, penurunan kinerja, serta perubahan dalam perilaku dan sikap terhadap pekerjaan.
Kemudian ada beberapa istilah yang juga terkenal dalam kondisi tersebut salah satunya adalah parental burnout, academic burnout dan job burnout.
Parental burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang dialami oleh orangtua sebagai akibat dari tekanan, stres, dan tanggung jawab yang berlebihan dalam menjalankan peran sebagai orangtua.
Academic burnout adalah kondisi stres kronis yang terkait dengan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang muncul sebagai hasil dari tuntutan akademik yang berkepanjangan dan berlebihan.
Job burnout adalah kondisi stres kronis yang terkait dengan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang timbul sebagai akibat dari beban kerja yang berlebihan dan berkepanjangan.
Pengelolaan stres, dukungan sosial, dan perawatan kesehatan mental dapat membantu mengatasi dan mencegahnya.
Ciri-Ciri Burnout
Dilansir dari jurnal The Relationship Between Burnout, Depression, and Anxiety: A Systematic Review and Meta-Analysis, oleh Panagiota Koutsimani dkk (2019), mental burnout adalah sindrom psikologis yang ditandai dengan kelelahan emosional, perasaan sinis, dan berkurangnya pencapaian pribadi.
Ciri-ciri kondisi ini dapat bervariasi dari individu ke individu, tetapi ada beberapa gejala umum yang sering terkait dengan kondisi ini. Beberapa ciri-ciri burnout adalah sebagai berikut:
-
Kelelahan yang Berlebihan
Individu yang mengalami ini sering merasakan kelelahan fisik yang berkepanjangan, bahkan setelah tidur yang cukup. Mereka mungkin merasa lemah dan kehilangan energi.
-
Ketidakmampuan untuk Berkonsentrasi
Kesulitan dalam memusatkan perhatian dan fokus pada tugas-tugas yang sebelumnya mudah. Pikiran yang kabur dan sulitnya mengambil keputusan dapat mengganggu produktivitas.
-
Perasaan Putus Asa
Individu yang mengalami masalah ini mungkin merasa putus asa, frustasi, atau kehilangan harapan terhadap pekerjaan mereka. Mereka mungkin merasa bahwa usaha mereka tidak ada gunanya.
-
Perubahan Emosi
Perubahan emosional seperti mudah tersinggung, cepat marah, atau perasaan kesepian seringkali terjadi pada orang yang mengalami burnout. Mereka juga mungkin mengalami depresi, cemas, atau perasaan bersalah.
-
Penurunan Kinerja
Burnout dapat mengakibatkan penurunan kinerja di tempat kerja. Individu mungkin menjadi kurang produktif, membuat kesalahan yang lebih banyak, dan kurang bersemangat untuk menyelesaikan tugas.
-
Isolasi Sosial
Orang yang mengalami ini cenderung menarik diri dari interaksi sosial. Mereka mungkin merasa sulit untuk terhubung dengan rekan kerja atau teman-teman, bahkan dengan anggota keluarga.
-
Kepala dan Tubuh Terasa Sakit
Burnout adalah kondisi yang dapat menyebabkan gejala fisik seperti sakit kepala, nyeri otot, gangguan tidur, gangguan pencernaan, atau masalah kesehatan lainnya.
-
Sikap Negatif terhadap Pekerjaan
Orang yang mengalami burnout cenderung mengembangkan sikap negatif terhadap pekerjaan mereka. Mereka mungkin merasa tidak dihargai, tidak puas, atau merasa bahwa pekerjaan mereka tidak memiliki makna.
Penyebab Burnout
Mental burnout adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang berinteraksi, dan penyebabnya bisa bervariasi antara individu. Beberapa penyebab utama burnout meliputi:
- Beban kerja yang berlebihan, tenggat waktu yang ketat, dan tuntutan pekerjaan yang konstan
- Kesulitan dalam menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
- Kurangnya dukungan sosial dari rekan kerja atau atasan
- Kurangnya rasa kendali dapat membuat seseorang merasa frustasi dan tidak puas
- Usaha yang tidak diakui atau tidak dihargai
- Ketidakjelasan tugas dapat menyebabkan kebingungan dan kecemasan
- Merasa diperlakukan tidak adil atau menjadi korban diskriminasi di tempat kerja
- Kondisi kerja yang bising atau lingkungan yang tidak sehat
- Kekurangan pengetahuan dan keterampilan
- Faktor pribadi seperti perfeksionisme
Istilah burnout adalah kondisi yang serius, dan jika Anda merasa mengalami gejala-gejalanya, sebaiknya segera mencari dukungan dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi stres dan menjaga kesehatan mental Anda.
Cara Mengatasi Burnout
Mengatasi burnout memerlukan perubahan dalam gaya hidup, cara berpikir, dan penanganan stres.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasinya seperti dilansir dari buku Manajemen Burnout Konsep dan Implementasi, oleh Prof. Dr. Muhammad Ali, S.E., Dkk:
1. Istirahat yang Cukup
Salah satu langkah paling penting adalah memastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup. Cobalah untuk tidur dengan baik, beristirahat selama cuti, dan pastikan tidur berkualitas untuk mengembalikan energi Anda.
2. Menciptakan Keseimbangan
Upayakan keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Pisahkan waktu untuk bersantai, melakukan hobi, berolahraga, dan berinteraksi sosial.
3. Menetapkan Batasan
Jangan takut untuk mengatakan "tidak" jika Anda merasa terlalu banyak tugas atau tanggung jawab. Tetapkan batasan yang sehat dalam pekerjaan dan komitmen Anda.
4. Mengelola Stres
Pelajari teknik-teknik pengelolaan stres seperti meditasi, yoga, pernapasan dalam, atau latihan relaksasi. Ini dapat membantu Anda mengatasi stres yang mungkin menjadi penyebab burnout.
5. Berbicara dengan Seseorang
Jangan menyembunyikan perasaan Anda. Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau seorang profesional kesehatan mental tentang apa yang Anda alami. Mendapatkan dukungan dan membagikan perasaan Anda dapat membantu meringankan beban.
6. Merencanakan Liburan
Jika memungkinkan, rencanakan liburan atau cuti singkat untuk merilekskan diri dan melepaskan diri dari rutinitas kerja.
7. Mengubah Tantangan Menjadi Peluang
Cobalah untuk mengubah cara Anda memandang pekerjaan dan tantangan yang dihadapi. Lihatlah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang daripada melihatnya sebagai beban.
8. Melakukan Aktivitas Fisik
Berolahraga secara teratur dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Cobalah untuk menjadwalkan waktu untuk bergerak setiap hari.
9. Mengatur Prioritas
Tetapkan prioritas yang jelas dalam pekerjaan Anda. Fokus pada tugas-tugas yang paling penting dan serahkan atau delegasikan yang lain jika memungkinkan.
10. Pertimbangkan Perubahan Karier
Jika burnout Anda sangat terkait dengan pekerjaan Anda saat ini dan tidak ada perbaikan yang signifikan, pertimbangkan opsi karier lain. Ini bisa termasuk mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan minat dan nilai Anda.
11. Konsultasi Profesional
Jika burnout Anda parah atau berlangsung lama, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental. Terapi atau konseling dapat membantu Anda mengatasi masalah ini.
Nah, itu dia penjelasan mengenai burnout. Kesadaran adalah kunci pertama dalam menghadapi masalah kesehatan tersebut. Memahami gejala dan penyebabnya adalah langkah awal menuju pemulihan.
Namun, lebih dari itu, penting untuk mengambil tindakan konkret dalam menjaga kesehatan mental dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Jika Anda merasa sedang merosot ke dalam lubang burnout, jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau seorang profesional kesehatan mental.
Ingatlah, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, merawat diri sendiri, dan mengambil langkah-langkah preventif adalah kunci untuk menghindari jatuh ke dalam jurang burnout.
Semoga artikel ini telah memberikan wawasan yang bermanfaat dan menginspirasi Anda untuk menjaga kesehatan mental Anda dengan lebih baik.
Editor: Sari