PARBOABOA, Pematangsiantar - Penyebaran virus Corona varian Omicron saat ini menghadirkan kekhawatiran tinggi bagi masyarakat karena varian ini menyebar dengan sangat cepat. Kementrian Kesehatan memprediksi jika puncak penyebaran Omicron ini akan segera terjadi pada dua atau tiga minggu ke depan, yakni pada awal Maret.
Bahkan Kemenkes memprediksi jika jumlah kasus positif Covid-19 saat puncak penyebaran varian Delta di Indonesia akan kalah jauh dengan jumlah positif saat puncak Omicron ini nantinya, hingga tiga sampai enam kali lipat.
Namun memang tingkat keparahan gejala yang dialami pasien yang tertular varian Delta, jauh lebih parah dari pada yang dialami pasien Omicron. Penderita Omicron kebanyakan mengalami gejala ringan yang lebih cenderung seperti flu biasa.
Karena kemiripannya dengan flu biasanya, masyarakat menjadi tidak sadar sudah terpapar virus ini, sehingga banyak yang mempertanyakan cara mengenai cara membedakan kedua penyakit ini. Jadi agar tak bingung lagi berikut ini penjelasan lengkapnya.
Menurut Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan, flu yang dialami pasien Omicron mempunyai ciri-ciri yakni hidung tersumbat, nyeri tenggorokan yang disertai dengan tenggorokan gatal.
Pasien yang terkena Omicron biasanya mengalami nyeri tenggorokan dan tengorokan gatal, sedangkan pada flu biasa hal ini jarang terjadi. Sehingga gejala ini adalah salah satu pembeda flu biasa dengan Omicron.
Gejala-gejala tersebut juga akan diikuti dengan gejala lainnya seperti pasien merasa kelelahan, nyeri kepala, hidung tersumbat atau meler. Kemudian penderita Omicron juga akan batuk. Batuk yang dialami biasanya adalah batuk kering, bukan batuk berdahak.
Selain itu, flu biasanya bisa sembuh dengan istirahat. Namun tidak dengan Omicron. Oleh karena itu mereka yang mengalami gejala seperti flu seperti yang disebutkan diatas, baiknya segera melakukan tes PCR untuk memastikan penyakit yang dialami.
Meski kebanyakan infeksi Omicron pada seorang pasien tidak menimbulkan gejala berat, pasien dengan komorbid atau penyakit penyerta, kemungkinan akan mengalami gejala yang berat, sehingga jangan sampai terlambat mendiagnosa karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa.
"Memang sebagian besar mengatakan penyakitnya tidak parah, ringan-ringan saja jika dibandingkan dengan Delta. Namun hati-hati pada orang dengan komorbid apalagi lansia dan belum divaksin," kata dr Erlina, dikutip dari Detik.com.
Itu dia beberapa perbedaan Omicron dengan flu biasa. Namun cara terbaik untuk mendeteksi varian Omicron ini adalah dengan melakukan tes PCR, agar pengobatan dapat segera dilakukan, juga agar orang-orang disekitar pasien tidak ikut ketularan.