Dinkes DKI: Imunisasi Influenza Jadi Pilihan Cegah Penyakit Menular

Imunisasi influenza dipilih sebagai solusi mencegah penyakit menular berdasarkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. (Foto: Pexels)

Parboaboa, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menggaungkan imunisasi influenza sebagai imunisasi pilihan mencegah penyakit menular.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati, imunisasi pilihan seperti influenza merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada kelompok usia aman.

"Imunisasi ini juga dapat diberikan kepada kelompok bayi hingga orang dewasa," katanya, Sabtu (13/5/2023).

Tentunya, lanjut Ani, pemberian imunisasi influenza ini di luar imunisasi wajib atau program imunisasi dasar yang selama ini dikawal pemerintah.

Ani menjelaskan, imunisasi menjadi salah satu upaya kesehatan masyarakat yang efektif dan efisien, terutama menanggulangi penyakit menular.

"Imunisasi saat ini juga menjadi program-program prioritas dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) maupun Dinas Kesehatan," jelas dia.

Sementara terkait cakupan imunisasi nasional, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin sebelumnya mengatakan pemerintah terus menggenjot cakupan imunisasi di seluruh pelosok Indonesia.

Menurutnya, cakupan imunisasi rutin lengkap nasional pasca pandemi COVID-19 perlahan kembali meningkat. Di 2022, 94,9 persen anak-anak Indonesia telah diimunisasi.

“Selamat dan terima kasih karena berhasil meningkatkan kembali cakupan imunisasi dari 84 persen di tahun 2019 ke 94,9 persen di tahun 2022. Saya beri nilai bagus, namun ini belum cukup,” kata Menkes Budi.

Meski begitu, masih ada 5 persen atau 240 ribu anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan perlindungan tambahan dari imunisasi dasar lengkap.

"Artinya mereka masih berisiko tinggi terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)," jelas Budi.

Ditambahkannya, angka 5 persen dinilai banyak jika mengacu pada target WHO yaitu 99 persen, atau masih ada 1 persen atau 48 ribu anak yang berisiko tinggi.

"Kalau 99,9 persen masih ada 4.800 anak. Itu kenapa belum sempurna, paling bagus cakupan imunisasi harus mencapai 100 persen,” tegasnya.

Percepatan imunisasi perlu dilakukan terutama di Daerah Terluar DTPK serta di beberapa daerah yang cakupan imunisasinya masih rendah, imbuh Budi Gunadi Sadikin.

Editor: Kurnia Ismain
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS