Dudung Abdurachman ke Andika Perkasa: Berpolitiklah dengan Bijak

Purnawirawan Jenderal Dudung Abdurachman memberi pesan kepada Purnawirawan Jenderal Andika Perkasa agar berpolitik secara bijak. (Foto: Instagram/@dudung_abdurachman)

PARBOABOA, Jakarta - Ketegangan diantara sesama Purnawirawan TNI bergulir usai insiden penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud oleh beberapa oknum TNI di Boyolali, Jawa Tengah, Desember 2023 lalu.

Sebelumnya, Mantan Panglima TNI sekaligus Wakil TPN Ganjar-Mahfud, Purnawirawan TNI Jenderal Andika Perkasa sempat berselisih pendapat dengan KSAD Maruli Simanjuntak soal motif penganiayaan tersebut.

Bermula ketika Andika dengan tegas membantah keterangan dari Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, yang menyatakan penganiayaan terjadi karena kesalahpahaman. 

Menurut Andika, tindakan penganiayaan dan pengeroyokan itu murni dilakukan secara spontan. Andika mengacu pada video yang beredar di media sosial yang memeperlihatkan penganiayaan itu dilakukan.  

Namun, pernyataan Andika ini direspon oleh KSAD Maruli Simanjuntak yang mendukung keterangan Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo. Maruli menegaskan, penganiayaan sebenarnya terjadi karena sekelompok relawan sedang dalam keadaan mabuk.

Maruli juga menyayangkan pernyataan Andika, mengingat pernyataan tersebut dikeluarkan tanpa melalui investigasi yang mendalam, hanya berdasarkan pada sebuah video dengan informasi yang tidak lengkap.

Kini, giliran mantan KSAD, Purnawirawan TNI Jenderal Dudung Abdurachman yang merespons mantan atasannya di TNI, Andika Perkasa. Menurut Dudung Abdurachman, penganiayaan yang terjadi di Boyolali seharusnya tidak dikaitkan dengan politik.

Karena itu, ia sepakat dengan sikap tegas KSAD Maruli Simanjuntak yang memilih menghukum tegas oknum anggotanya sembari memberikan penjelasan yang komprehensif soal motif penganiayaan tersebut.

"Yang jelas tindakan dari Kepala Staf Angkatan Darat untuk menghukum sesuai dengan prosedur yang berlaku sudah dilakukan, saya lihat itu," kata Dudung di Podcats Deddy Corbuzier, Selasa (16/1/2024).

Dudung mengatakan, hukuman kepada militer biasanya lebih berat dari hukuman rakyat sipil. Dalam beberapa kasus misalnya kata Dudung, selain dipecat mereka juga harus mendapat hukuman maksimal.

"Sudah dipecat dihukum juga dan segala macam. Artinya, lebih berat dan saya yakin apa yang sudah ditegakkan itu sudah benar berjalan dengan baik. Tetapi jangan dipolitisirlah," katanya.

Deddy Corbuzier juga sempat bertanya ke Jenderal Dudung soal sikapnya terhadap insiden penganiayaan di Boyolali, apakah ia mendukung pernyataan Dandim Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo atau pernyataan Jenderal Andika Perkasa.

"Ke Damdimnya lah kalau saya. Artinya menurut saya Dandim kan yang tahu situasi di lapangan, mereka paham betul, apa yang dikatakan sesuai dengan informasi dari intelijen saya lebih yakin dari mereka," kata Dudung.

Sebagai sesama prajurit berbintang 4 dan Purnawirawan, Deddy bertanya pesan Dudung ke Andika Perkasa. "Sama-sama Purnawirawan Pak, Bapak juga purnawirawan Pak Andika juga Purnawirawan, kalau saya tanya Bapak meberikan pesan kepada Pak Andika, bagaimana Pak?" tanya Deddy Corbuzier.

"Ya berpolitik dengan bijaklah, silakan, kalau menurut saya karena sama-sama orang sipil kita, sama-sama Purnawirawan. Kalau kita menyikapi ada terjadi gesekan di masyarakat, terutama anggota TNI jangan lupa kita masih melekat sapta marga sumpah prajurit, jangan terkesan anggota dipojokkan seperti itu." jawab Jenderal Dudung Abdurachman.

Editor: Rian
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS