PARBOABOA - Kremasi jenazah adalah suatu proses pembakaran jasad sebagai alternatif dari pemakaman tradisional di makam. Proses kremasi jenazah dilakukan dengan cara membakar jasad pada suhu tinggi hingga menjadi abu.
Abunya kemudian ditempatkan dalam wadah yang kemudian ditanam atau disimpan sesuai dengan keinginan keluarga. Praktik ini telah dilakukan sejka ribuan tahun lalu dan masih terus berlangsung hingga saat ini di beberapa bagian dunia.
Di India, misalnya, kremasi jenazah merupakan bagian dari tradisi agama Hindu, sedangkan di Jepang dan Tiongkok, kremasi jenazah dilakukan dengan cara membakar jasad di dalam tungku yang berbentuk seperti cerobong asap.
Seiring dengan perkembangan teknologi, proses kremasi jenazah semakin modern dan lebih ramah lingkungan. Saat ini, banyak fasilitas krematorium yang dilengkapi dengan teknologi canggih untuk mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan oleh proses pembakaran.
Meskipun terdengar kontroversial, kremasi jenazah sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Berikut adalah 7 fakta menarik mengenai kremasi jenazah:
1. Kremasi sudah muncul sejak 30 ribu tahun yang lalu
Kremasi telah digunakan oleh manusia sejak zaman prasejarah. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa penggunaan api untuk membakar jasad telah dilakukan sejak 30 ribu tahun yang lalu. Kremasi juga telah menjadi bagian dari praktik keagamaan dalam banyak budaya dan agama.
2. Kekristenan abad pertengahan sangat menentang kremasi
Kekristenan Abad Pertengahan sangat menentang praktik kremasi jenazah, karena dianggap sebagai tindakan kejam yang dapat menghalangi kebangkitan jasad pada hari kiamat. Namun, setelah Reformasi Protestan pada abad ke-16, pandangan Kristen terhadap kremasi mulai berubah dan banyak negara Eropa mulai mengizinkan praktik kremasi.
3. Jepang mempunyai sejarah panjang terkait kremasi yang cukup rumit
Di Jepang, kremasi telah menjadi bagian dari praktik budaya selama berabad-abad. Namun, praktik ini tidak selalu diterima di masyarakat Jepang. Pada abad ke-19, kremasi dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati tradisi dan budaya Jepang.
Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan larangan kremasi. Namun, setelah Perang Dunia II, kremasi mulai diterima kembali di Jepang dan saat ini menjadi pilihan umum untuk penguburan jenazah.
4. Banyak budaya yang memiliki sejarah panjang terkait kremasi
Kremasi jenazah bukanlah praktik baru. Sejarah mencatat bahwa praktik kremasi telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Praktik ini dapat ditelusuri kembali ke zaman Yunani kuno, Romawi kuno, dan bangsa Viking. Bahkan di India, praktik kremasi telah ada selama lebih dari 3000 tahun.
5. Kremasi menjadi solusi untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
Pada awalnya, praktik kremasi dimulai sebagai suatu solusi untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Pada masa lalu, pemakaman tanah menjadi penyebab utama penyebaran penyakit dan infeksi.
Kremasi menjadi pilihan untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan.
6. Gereja Katolik cukup lama menerima praktik kremasi
Pada awalnya, Gereja Katolik sangat menentang praktik kremasi dan menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap martabat jenazah. Namun, setelah perubahan pandangan pada abad ke-20, praktik kremasi mulai diterima oleh gereja.
Saat ini, gereja telah memberikan panduan dan aturan yang mengatur pelaksanaan kremasi dalam konteks keagamaan.
7. Perkembangan teknologi membantu mengembangkan kremasi modern
Perkembangan teknologi telah membantu mengembangkan praktik kremasi menjadi lebih modern dan efisien. Saat ini, ada mesin kremasi yang dapat membakar jasad secara lebih cepat dan menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, beberapa negara telah mengembangkan metode kremasi yang menggunakan energi surya atau listrik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Itulah tadi penjelasan tentang kremasi jenazah dan fakta menariknya. Meski awalnya dianggap melanggar norma agama, kremasi kini menjadi pilihan yang semakin populer bagi banyak orang.