FOMO Adalah Takut Ketinggalan Momen, Berikut Pengertian, Ciri-ciri, Dampak, dan Cara Mengatasinya

FOMO (Foto: bamahadigital)

PARBOABOA – Pernahkah Anda merasa takut ketinggalan, baik itu tentang informasi terbaru atau tren terkini? Jika iya, bisa jadi Anda telah mengalami sindrom FOMO.

Fear of Missing Out atau yang lebih sering disingkat FOMO adalah perasaan gugup dan cemas yang dialami seseorang. Sebutan ini cukup populer di kalangan kawula muda dan menjadi tren media sosial.

Maraknya penggunaan media sosial membuat banyak orang tak sadar telah terpapar oleh kehidupan orang lain secara konstan dan memicu rasa takut akan ketinggalan berita.

Di kalangan generasi milenial, FOMO adalah bahasa gaul atau slang dalam konteks sehari-hari. Namun, perasaan tersebut juga terkadang bisa berdampak negatif dan bahkan berpengaruh pada kesehatan mental.

Sebab, seseorang akan memaksakan dirinya untuk bisa menjadi orang pertama yang mengetahui momen-momen yang sedang trend an ramai diperbincangkan.

Untuk itu, pengendalian diri yang baik sangat dibutuhkan guna menjaga keseimbangan dalam kehidupan sosial media yang serba terhubung saat ini.

Agar lebih memahaminya, berikut dijelaskan pengertian FOMO dalam psikologi dan dunia saham, lengkap dengan dampak negatif dan cara mengatasinya. Simak sampai habis ya!

Apa Itu FOMO?

FOMO (Foto: Pixabay/MarieXMartin)

Secara umum, pengertian FOMO adalah perasaan takut dan cemas yang timbul dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti tren, berita, dan yang lainnya.

Istilah FOMO pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Andrew K. Przybylski pada 2013 silam. Secara umum, arti FOMO adalah sindrom yang membuat orang yakin bahwa setiap momen berharga atau sesuatu yang sedang booming tak boleh ia lewatkan.

Orang-orang yang mengalaminya kerap merasa takut dicap ketinggalan zaman dan tidak gaul. Selain itu, mereka juga beranggapan bahwa orang lain bersenang-senang dan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik darinya.

Kondisi ini sering dirasakan oleh anak-anak muda, terutama bagi mereka yang aktif di media sosial.

Tak jarang berbagai postingan foto dan video menimbulkan perasaan iri dan membuat seseorang merasa bahwa hidupnya tak lagi menyenangkan.

Sindrom ini juga berkaitan erat dengan perasaan untuk selalu terlibat dalam segala momen menyenangkan agar bisa mengabadikannya dan mengunggahnya ke media sosial.

Demi mengejar eksistensi dan mendapatkan pengakuan, beberapa orang bahkan dengan sengaja memasang gambar, tulisan, atau bahkan menampilkan imej yang bertolak belakang dengan jati diri sebenarnya.

Hal ini tentunya dapat memicu perasaan cemas, tidak aman, dan keinginan untuk terus-menerus terlibat dalam kehidupan sosial demi menghindari rasa ketinggalan.

Penggunaan media sosial yang berlebihan, kesulitan membuat keputusan, dan ketidakpuasan terhadap kehidupan pribadi juga dapat menjadi tanda-tanda FOMO.

Contoh orang fomo adalah seseorang yang mengatakan, "Aku iri deh sama kamu, karena tidak bisa ikut acara party malam ini", untuk menyatakan rasa cemas atau kekhawatiran mereka karena merasa terlewatkan dari suatu kegiatan atau peristiwa yang dianggap menarik.

Istilah FOMO dalam Dunia Saham

FOMO (Foto: Pixabay/geralt)

Banyak orang yang mengira FOMO adalah saham. Jadi, FOMO yang banyak dikenal dalam konteks saham lebih mengacu pada "Fear of Missing Out" yang sering kita kenal dan bukan sebagai nama atau kode saham.

Fenomena FOMO di dunia saham menggambarkan ketakutan atau kecemasan investor untuk melewatkan peluang investasi yang dianggap menguntungkan atau booming.

Investor yang mengalami FOMO mungkin merasa terdorong untuk ikut serta dalam suatu investasi karena melihat orang lain mendapatkan keuntungan yang besar.

Dalam dunia saham, contoh fomo adalah melihat seorang investor tertarik dengan saham tertentu, yang mengalami kenaikan nilai yang signifikan.

Investor tersebut khawatir ketinggalan keuntungan, sehingga tanpa disadari hal itu bisa memicu FOMO, yang mendorongnya untuk membeli saham tersebut tanpa melakukan analisis yang mendalam.

Fenomena FOMO juga dapat memengaruhi pergerakan harga saham dan pasar keuangan secara keseluruhan.

Penting untuk diingat bahwa keputusan investasi sebaiknya didasarkan pada penelitian dan analisis yang cermat, bukan semata-mata karena ketakutan ketinggalan atau FOMO.

Mengambil langkah yang bijaksana dan berdasarkan informasi yang solid merupakan kunci untuk mengelola investasi dengan baik.

Ciri-Ciri Orang Terkena FOMO

FOMO (Foto: Pixabay/Firmbee)

Sebagai manusia, kita tentu tak ingin merasa tertinggal dan selalu berusaha meng-upgrade lebih baik lagi.

Akan tetapi, jika perasaan tak ingin tertinggal ini justru muncul bukan karena kebutuhan atau kebaikan, sebaiknya Anda harus waspada karena bisa jadi itu adalah pertanda FOMO. Beberapa ciri-ciri orang terkena FOMO adalah sebagai berikut:

  • Menghabiskan banyak waktu bermain gadget.
  • Lebih mementingkan sosial media daripada kehidupan nyata.
  • Haus akan gosip terbaru dan informasi mengenai kehidupan orang lain.
  • Rela merogoh kocek yang tidak sedikit demi mengikuti tren terkini.
  • Tidak keberatan untuk berkata ‘ya’ jika diajak untuk mengikuti sesuatu yang tengah populer.
  • Selalu ingin tahu berita terkini.

Dampak Negatif FOMO

FOMO dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Beberapa dampak negatif FOMO adalah sebagai berikut:

1. Stres dan Kecemasan

 Kekhawatiran terus-menerus tentang melewatkan sesuatu dapat menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi.

Seseorang mungkin merasa tertekan karena merasa perlu terlibat dalam setiap kegiatan atau peristiwa.

2. Perbandingan Sosial

FOMO seringkali mendorong individu untuk terus-menerus membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan orang lain, terutama melalui media sosial. Hal ini dapat merangsang perasaan tidak memadai dan rendah diri.

3. Gangguan Tidur

Kecemasan dan pikiran yang terus-menerus tentang melewatkan sesuatu dapat mengganggu pola tidur seseorang. Kesulitan tidur dan insomnia dapat menjadi dampak negatif dari FOMO.

4. Kurangnya Kepuasan Hidup

FOMO dapat mengalihkan perhatian dari pencapaian dan kebahagiaan pribadi seseorang, menyebabkan ketidakpuasan terhadap kehidupan mereka sendiri dan kurangnya rasa syukur terhadap apa yang sudah mereka miliki.

5. Gangguan Produktivitas

Kekhawatiran terus-menerus tentang melewatkan sesuatu bisa mengurangi fokus dan produktivitas seseorang.

Mereka mungkin menjadi terlalu terpaku pada aktivitas sosial dan kegiatan yang tidak mendukung tujuan atau tanggung jawab mereka.

6. Isolasi Sosial

FOMO dapat menyebabkan perilaku isolasi sosial. Beberapa orang mungkin menghindari partisipasi dalam kegiatan atau acara tertentu karena takut tidak dapat memenuhi harapan sosial atau merasa terlalu tertekan.

Mengenali dampak negatif FOMO adalah langkah pertama untuk mengatasi dan mengelola perasaan tersebut.

Penting untuk mengembangkan keseimbangan dalam kehidupan dan memprioritaskan kesejahteraan mental serta emosional.

Cara Mengatasi FOMO

FOMO (Foto: Pixabay/Erik_Lucatero)

Mengatasi FOMO (Fear of Missing Out) melibatkan kesadaran diri, perubahan pola pikir, dan pengambilan tindakan positif untuk mengelola perasaan ketakutan ketinggalan. Beberapa cara mengatasi FOMO adalah sebagai berikut:

1. Sadar dan Terima Diri Sendiri

Pertama-tama, sadari bahwa semua orang memiliki batasan dan prioritas masing-masing. Terimalah diri sendiri dan bersykur apa yang kita miliki.

2. Tentukan Prioritas

Tentukan prioritas dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan berarti bagi Anda. Menetapkan tujuan dan nilai-nilai pribadi dapat membantu mengarahkan energi ke arah yang lebih positif.

3. Membatasi Penggunaan Media Sosial

Tetapkan batasan waktu untuk menggunakan media sosial. Hindari terlalu sering memeriksa update dan postingan orang lain yang mungkin memicu perasaan FOMO.

4. Bersyukur

Praktikkan rasa syukur terhadap hal-hal yang Anda miliki dan pencapaian yang sudah Anda capai.

Menghargai momen-momen kecil dan selalu bersyukur dapat membantu meredakan dan bahkan mencegah munculnya perasaan tidak puas.

5. Memilih dengan Bijak

Saat dihadapkan pada berbagai pilihan kegiatan atau acara, pertimbangkan dengan bijak. Pilihlah aktivitas yang sesuai dengan kesukaan dan tujuan Anda.

6. Hindari Perbandingan Sosial

Hindari membandingkan hidup Anda dengan kehidupan orang lain. Ingatlah bahwa apa yang terlihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan sepenuhnya.

7. Terlibat dalam Aktivitas Positif

Temukan kebahagiaan dalam aktivitas yang sesuai dengan minat dan keinginan Anda. Terlibat dalam kegiatan yang membawa kepuasan dan pertumbuhan pribadi.

8. Ceritakan Perasaan Anda

Bicarakan perasaan FOMO dengan teman, keluarga, atau psikolog. Berbagi perasaan dapat membantu Anda mendapatkan dukungan dan pemahaman.

9. Melatih Mindfulness dan Meditasi

Praktikkan mindfulness dan meditasi untuk membantu meredakan kecemasan dan membimbing pikiran Anda agar lebih fokus pada saat ini.

Mengatasi FOMO membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen untuk mengubah pola pikir dan perilaku.

Penting untuk memahami bahwa melibatkan diri dengan kehidupan dan pilihan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi dapat membawa kebahagiaan yang lebih tahan lama daripada sekadar mengikuti arus tren sosial media.

Dapat disimpulkan bahwa arti dari FOMO adalah perasaan cemas dan takut yang dialami seseorang akibat merasa tertinggal dari hal-hal baru, seperti berita yang viral, tren, dan hal lainnya.

Ketakutan akan ketinggalan ini merujuk pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain hidupnya senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik.

Demikian penjelasan tentang apa itu FOMO, lengkap dengan pengertian, dampak negatif, dan cara mengatasinya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Editor: Juni
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS