PARBOABOA, Jakarta - Depresi adalah sebuah ganguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih mendalam dan hilangnya minat akan hal-hal yang disukai. Jika terus dibiarkan dapat menurunkan produktivitas kerja, mengganggu hubungan sosial, hingga yang terburuk adalah munculnya keinginan untuk bunuh diri.
Aktor terkenal sekaligus saudara kandung dari Roy Marten, Rudy Salam disebut sempat mengalaminya sebelum akhirnya dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (18/11/2022) lalu.
Diketahui jika Rudy Salam menderita depresi dalam jangka waktu yang panjang. Sementara, Roy Marten menyebut jika kakaknya itu kerap menunjukkan gejala seperti merasa gelisah.
Gejala Depresi
Dikutip dari laman Mayo Clinic, ada beberapa gejala depresi yang mungkin muncul dalam beberapa waktu maupun jangka panjang:
• Perasaan sedih, menangis, hampa atau putus asa.
• Ledakan kemarahan, lekas marah atau frustrasi, bahkan untuk hal-hal kecil.
• Kehilangan minat atau kesenangan pada sebagian besar atau semua aktivitas normal yang biasa dilakukan.
• Gangguan tidur, termasuk insomnia atau terlalu banyak tidur.
• Kelelahan dan kekurangan energi, sehingga tugas kecil pun membutuhkan usaha ekstra.
• Berkurangnya nafsu makan dan penurunan berat badan atau peningkatan keinginan untuk makan dan penambahan berat badan.
• Kecemasan, agitasi atau kegelisahan.
• Memperlambat berpikir, berbicara atau gerakan tubuh.
• Perasaan tidak berharga atau bersalah, terpaku pada kegagalan masa lalu atau menyalahkan diri sendiri.
• Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, membuat keputusan dan mengingat sesuatu.
• Pikiran yang sering atau berulang tentang kematian, pikiran untuk bunuh diri, usaha bunuh diri atau bunuh diri.
• Masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan, seperti sakit punggung atau sakit kepala.
Penyebab Depresi
Orang yang mengalami depresi biasanya memiliki kebencian mendalam terhadap diri dan merasa dirinya tidak berharga. Hal ini tentunya berbeda dengan kesedihan yang muncul akibat peristiwa traumatis.
Adapun kondisi depresi dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
Kadar zat kimiawi (Brain Chemistry) otak yang tidak stabil
Zat ini mengatur suasana hati, pikiran, tidur, nafsu makan, dan perilaku pada orang yang mengalami depresi.
Tingkat hormon
Perubahan hormon wanita estrogen dan progesteron selama periode waktu yang berbeda, misalnya siklus menstruasi, periode pascapersalinan, perimenopause, atau menopause.
Riwayat kesehatan keluarga
Seseorang berisiko lebih tinggi mengalami depresi jika memiliki riwayat keluarga depresi atau gangguan mood lainnya.
Trauma masa kecil
Beberapa peristiwa memengaruhi cara tubuh bereaksi terhadap ketakutan dan situasi stres.
Struktur otak
Ada risiko depresi yang lebih besar jika lobus frontal otak kurang aktif. Namun, para ilmuwan tidak tahu apakah ini terjadi sebelum atau setelah timbulnya gejala depresi.
Untuk kondisi tertentu, seperti penyakit kronis, insomnia, nyeri kronis, penyakit Parkinson, stroke, serangan jantung, dan kanker, mungkin menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi terkena depresi.
Penyalahgunaan zat atau alkohol
Orang yang merasakan sakit fisik emosional atau kronis untuk jangka waktu yang lama secara signifikan lebih mungkin mengalami depresi.