PARBOABOA – Istilah ghosting belakangan ini memang sering muncul di media sosial. Perilaku ini seringkali terjadi pada hubungan romansa utamanya pada saat tahap pdkt (pendekatan awal).
Bagi mereka yang menjadi korban ghosting, mungkin akan merasa sakit hati yang mendalam dan sulit untuk melupakan kejadian itu. Nah, bagi kamu yang ingin mengetahui apa arti ghosting lebih mendalam. Yuk simak penjelasannya dibawah ini!
Apa Itu Ghosting?
Melansir dari PsychologyToday, ghosting adalah suatu tindakan mengakiri komunikasi secara tiba-tiba dengan seseorang tanpa penjelasan.
Dalam Bahasa Indonesia sendiri istilah viral ini mengacu pada seseorang yang menghindar dan menghilang begitu saja, tak terlihat seperti hantu (Ghost).
Ghosting adalah istilah yang banyak dipakai kawula muda untuk hubungan romansa atau percintaan. Walapun istilah ini terjadi pada hubungan dalam berbagai jenis hubungan interpersonal lain.
Namun ghosting yang terjadi dalam hubungan yang dilandasi rasa kasih sayang begitu kuat tentunya lebih mempengaruhi kondisi psikologis. Seseorang yang dianggap mengghosting tentunya tertuju pada orang yang telah kamu anggap spesial.
Dimana seseorang ini sudah memiliki posisi tersendiri di dalam hidupmu. Kamu percaya padanya, mulai membuka hati, berharap dan mulai merasa nyaman.
Melansir dari website Elle di Amerika Serikat, hasil survei mengenai perliaku ghosting berdasarkan gender adalah sebagai berikut:
- 33% responden pria dan 26% responden perempuan pernah melakukan ghosting dan menjadi korban ghosting.
- 17% responden pria dan 24% responden perempuan pernah melakukan ghosting namun tidak pernah menjadi korban.
- 14% responden pria dan 27% responden perempuan pernah menjadi korban ghosting namun tidak pernah menjadi pelakunya.
- 36% pria responden pria dan 24% responden perempuan tidak pernah berurusan dengan ghosting, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban.
Lantas, bagaimana mulanya terjadi ghosting? Diawali dari komunikasi dan diskusi singkat yang sempat membuat mu nyaman dan mulai berkenalan lanjut dengan interaksi yang lebih mendalam. Kamu dan dia akan saling memprioritaskan satu sama lain dan mulai melukiskan kenangan-kenangan indah.
Hingga suatu waktu, terjadi sesuatu yang aneh dalam hubungan tersebut. Secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas, ia tak lagi memberi kabar bahkan memblokirmu lewat sosial media sehingga kamu tak lagi memiliki akses untuk berkomunikasi dengannya. Hingga akhirnya kamu mengibarkan benderah putih dan mengatakan "aku menyerah".
Bagi pelaku ghosting (ghoster), beberapa dari mereka mungkin beranggapan bahwa ghosting merupakan cara halus untuk menyelamatkan perasaan seseorang. Dengan menghilang sama sekali dari kehidupan seseorang, ghoster dapat menolak orang lain tanpa menyakiti.
Namun kenyataanya, perilaku ini justru memiliki efek sebaliknya. Ghosting dapat membuat orang penasaran dan bertanya-tanya tanpa memiliki jawaban apapun. Lagipula, ghosting cenderung menampilan sikap lari dari masalah, tidak bertanggung jawab dan memberikan harapan palsu layaknya seorang pengecut.
Mengapa Seseorang Melakukan Ghosting?
Berikut ini adalah beberapa alasan seseorang memilih untuk menghilang begitu saja dan meninggalkan komitmen yang telah disepakati, antara lain:
- Tidak ingin menyakiti perasaan orang lain
- Tidak memiliki komitmen yang serius
- Menemukan orang lain yang lebih memikat hatinya
- Tidak nyaman dengan situasi yang sedang dialami
- Tidak menemukan cara untuk mengkomunikasikan keinginan untuk mengakhiri hubungan.
- Terlalu sibuk dan meprioritaskan masalah lain
Ciri-Ciri Ghosting
Untuk terhindar dari fenomena yang satu ini, kamu harus mengetahui ciri-cirinya guna mengantisipasi. Seorang ghoster akan berubah dan mulai sulit diajak berkomunikasi, menjadi pribadi yang tertutup, dan menolak adanya pertemuan.
Selain itu, mereka juga akan memberi sinyal dengan membalas pesan sesederhana mungkin, membatasi diri, bahkan tak lagi menghargai pendapatmu. Jika sudah demikian, tentunya kamu harus berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan tersebut.
Sebab korban ghosting akan mengalami sakit hati mendalam karena merasa tak lagi dihargai. Alih-alih mempertahankan sebuah hubungan, korban akan tetap berjuang meski merasa bingung dan depresi hingga meninggalkan jejak trauma mendalam.
Tips Move On Setelah Di-ghosting
Lantas, bagaimana caranya agar bisa move on setelah ditinggal pergi begitu saja? Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
- Berhenti menyalahkan diri sendiri
- Dekatkan diri dengan Tuhan
- Berhenti mencari tahu tentangnya
- Iklhaskan Semuanya
- Menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman
Demikianlah informasi terkait tentang ghosting. Bentuk penolakan yang amat kejam ini jangan sampai kamu lakukan ya!