Harga Emas Kembali Cetak Sejarah Sementara Rupiah Melemah

Ilustrasi pasar bursa. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Harga emas hari ini mencetak sejarah baru. Pada sesi perdagangan sore, Selasa (05/03/2024), harga emas berada di angka 2.123 US Dolar per ons troy. Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan harga emas di hari yang sama pada pagi hari yaitu 2.115 US Dollar per ons troy.

Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan dalam perdagangan hari ini, harga emas di pagi hari masih lebih tinggi dari sehari sebelumnya. Sedangkan pada penutupan perdagangan di sore hari, kembali meroket sampai menembus level psikologis.

“Harga emas masih terus naik, dan kemungkinan masih akan naik lagi. Ini sudah catatan baru sejarah,” ujarnya pada PARBOABOA, Selasa (05/03/2024).

Terus merangkak naiknya harga emas ini dinilai Gunawan Benjamin dikarenakan adanya testimoni Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell. Secara teknis, naiknya harga emas saat ini rawan memicu terkoreksi.

Namun, harga emas secara fundamental kemungkinan ditopang dengan isu yang kokoh apabila testimoni Jerome Powell bernada dovish (sikap dimana kemungkinan bank sentral akan menurunkan suku bunga acuannya).

Dikutip dari Logammulia.com, harga emas batangan dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk meningkat hingga 15 ribu rupiah per gramnya. Dimana sehari sebelumnya tidak ada pergerakan harga berarti.

Hari ini, harga emas Antam menjadi Rp1.179.000 per gram, dimana sebelumnya di angka Rp1.164.000 per gram. Sedangkan harga buyback (beli kembali) emas Antam juga mengalami kenaikan sebesar 15 ribu rupiah per gramnya yaitu di angka Rp1.072.000 per gram dimana sebelumnya Rp1.057.000 per gramnya.

Peningkatan harga emas ini berbanding terbalik dengan kondisi pasar saham yang masih belum menunjukkan tanda-tanda akan bergerak naik ke zona hijau. Beberapa bursa saham di negara-negara Asia berada di zona merah.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pembukaan pagi ini sempat menguat tapi tidak bertahan lama. IHSG sejauh ini ditransaksikan di kisaran level 7.268.

IHSG pada sore hari ditutup melemah 0.4% di level 7.247,46 mengikuti kinerja pasar saham di Asia yang mayoritas juga melemah. Diketahui dalam dua hari perdagangan, IHSG mengalami koreksi. Meskipun asing tetap membukukan transaksi beli bersih sebesar 690 miliar di sesi perdagangan hari ini.

Selain itu, kinerja mata uang Rupiah ditransaksikan lemah yaitu di kisaran 15.675 per US Dollar. Kinerja mata uang mengalami pelemahan walaupun US Dollar mendapatkan tekanan dari pelemahan yield US Treasury yang mengalami penurunan selama sesi perdagangan di Asia.

Gunawan Benjamin mengungkapkan, pada perdagangan hari ini data ekonomi penting yang berpeluang menjadi penggerak pasar adalah data indeks non manufaktur services di AS yang diprediksi akan memburuk. Data ini akan menjadi penggerak pasar di Asia pada perdagangan besok. Hal ini berpotensi akan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan secara keseluruhan.

Dalam pertemuan tahunan kongres rakyat China, pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen. China juga mengumumkan penerbitan obligasi khusus “ultra panjang” untuk beberapa proyek besar. Sayangnya kabar tersebut masih belum mampu mendorong penguatan kinerja pasar keuangan di Asia yang justru banyak ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini.

Editor: Fika
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS