Hasil Survei Terbaru Capres 2024: Prabowo dan Ganjar Selisih Tipis, Anies Relatif Konstan

Hasil survei terbaru Capres 2024, Prabowo ungguli Ganjar dan Anies. (Foto: Instagram/@prabowosubianto)

PARBOABOA, Jakarta - Lembaga Survei Polling Institute merilis hasil survei terbaru terkait simulasi tiga nama bakal calon presiden (capres) yang mencuat ke publik saat ini.

Mereka ialah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo,  Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam survei bertajuk 'Peta Persaingan Capres Cawapres dan Isu-Isu Terkini' yang dirilis pada Minggu (10/9/2023) itu, Prabowo Subianto menduduki posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 36,3 persen.

Sementara, dua rivalnya yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan masing-masing menduduki posisi ke dua dan ke tiga dengan perolehan elektabilitas 32,4 persen dan 20,0 persen.

Menurut Peneliti Polling Institute, Kennedy Muslim, Prabowo kembali unggul hampir 4 persen dari Ganjar, sementara  Anies suaranya masih relatif konstan.

Di sejumlah survei, elektabilitas Anis memang tidak mengalami kenaikan yang signifikan, berbeda dengan Prabowo dan Ganjar yang selalu selisih tipis dalam perolehan elektablitas.

Survei  Polling Institute juga menunjukkan, head to head simulasi dua nama antara Prabowo dan Anies. Ketua Umum Partai Gerindra itu tetap unggul jauh atas Anies dengan selisih 30 persen.

Menurut Kennedy, simulasi jika pilpres digelar hari ini dengan dua kandidat yakni Prabowo dan Anies, maka Prabowo akan menang telak melawan Anies, dengan perolehan elektabilitas Prabowo 56,0 persen dan Anies 26,0 persen.

Survei tersebut juga merilis hasil simulasi duet Prabowo dan Erick Thohir sebagai pasangan capres dan cawapres. Kennedy menyebutkan, dari temuan Polling Institute, Erick Thohir menjadi kandidat paling potensial untuk mendongkrak suara Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto dan Erick Thohir memperoleh dukungan sebesar 38,5 persen. Sementara posisi kedua diikuti oleh Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno dengan perolehan elektabilitas 32,5 persen, dan yang terakhir Anies dan AHY memperoleh 18,8 persen. Nama AHY, kata Kennedy, muncul sebagai cawapres karena survei dilakukan sebelum Anies meminang Cak Imin.

Survei yang digelar pada periode 21-25 Agustus 2023 itu melibatkan sebanyak 1.201 responden. Survei tersebut menggunakan metode pembangkitan nomor telepon secara acak, random digit dialing (RDD).  

Adapun margin of error yang tercatat dalam Polling Institute berkisar sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Kendati pun Prabowo unggul telak dalam survei, termasuk duet bersama Erick Thohir, hingga kini Koalisi Indonesia Maju (KIM) belum juga memutuskan nama kandidat cawapres yang akan mendampingi Prabowo pada pilres 2024.

Soal ini, elite KIM Afriansyah Noor yang juga merupakan Sekjen PBB, beberapa waktu lalu membocorkan terkait belum diputuskannya nama cawapres Prabowo Subianto. 

Menurutnya, Prabowo akan mendeklrasikan cawapresnya sebelum pendaftaran di KPU ditutup. Prabowo, kata dia, akan mengumumkan nama cawapres pada akhir September 2023.

Untuk diketahui, saat ini Prabowo diusung lima partai sebagai capres pada Pilpres 2024 yang tergabung dalam KIM, yakni Gerindra, Golkar, PAN, Partai Glora dan PBB.

Peneliti Utama Bidang Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Siti Zuhro, juga menganalisis soal cawapres Prabowo yang hingga kini belum juga diumumkan.

Dalam diskusi virtual Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita bertajuk "Dinamika Pilpres 2024 Pasca Deklarasi Anies-Muhaimin" yang digelar pada Minggu (10/9/2023), Siti mengurai, Prabowo belum memutuskan nama cawapresnya lantaran masih menjajaki sosok di luar usulan Golkar dan PAN.

Golkar sebelumnya mengusulkan Airlangga Hartarto sebagai cawapres dan PAN menyodorkan nama Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapres.

Siti membaca, manuver Prabowo ketika bertemu Yenny Wahid dan ibundanya hendak menandakan kalkulasi ulang Prabowo terhadap pemilih NU. Di mana, pada pilpres sebelumnya, Prabowo tidak memperoleh suara signifikan di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah yang merupakan basis NU.

Tak bisa dipungkiri, sosok cawapres menjadi salah satu penentu kemenangan. Hal ini pernah disinggung pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad beberapa waktu lalu.

Menurutnya, melihat hasil survei ketiga capres dengan selisih elektabilitas yang tak terlalu tebal, perlu diimbangi juga dengan kekuatan elektabilitas cawapres.

Andriadi kemudian menjabarkan, sosok cawapres yang bakal mendampingi tiga capres ini mestinya saling melengkapi. Prabowo, misalnya, dengan latar belakang militer mesti mencari cawapres yang berlatar belakang tokoh Islam.

Begitu pun dengan Anies Baswedan yang merupakan akademisi, mesti mencari cawapres yang berlatar belakang nasionalis atau militer, meski pun Anies telah menggandeng Cak Imin yang merupakan Ketua Umum PKB dengan basis religius.

Sedangkan, Ganjar Pranowo, demikian Andriadi, membutuhkan sosok cawapres yang bisa merepresentasikan kelanjutan Presiden Joko Widodo. Hal ini karena politisi PDIP itu dinilai sebagai capres yang dianggap kelanjutan dari Rezim Jokowi.

Editor: Andy Tandang
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS