Ngeri, Ilmuwan Sebut Virus-Virus Ini Bisa Tewaskan Manusia 12 Kali Lebih Banyak pada 2050 

Virus Ebola merupakan penyebab penyakit virus ebola (PVE). (Foto: X/@AndreaL99938744)

PARBOABOA, Jakarta - Virus mematikan yang berasal dari hewan dan menular ke manusia masih menjadi masalah besar dunia. 

Bahkan, para ilmuwan telah mengeluarkan peringatan keras jika kasus paparan virus mematikan tersebut kini terus meningkat. 

Virus mematikan yang menular dari hewan ke manusia yang dimaksud di antaranya Ebola, Marburg, Nipah, Machupo dan SARS.

Jumlah kasus peristiwa limpahan virus ini telah melonjak pada tingkat yang mengkhawatirkan selama enam dekade terakhir.

Kejadian limpahan artinya orang akan terinfeksi jika melakukan kontak dekat dengan hewan terinfeksi atau cairan tubuhnya (seperti air liur atau urin) atau dengan kata lain, penyebaran awal dari hewan ke manusia. 

Peneliti Amerika Serikat (AS), Dr Amanda Meadows dari Ginkgo Bioworks, seperti dilansir dari Daily Star memperkirakan, penyakit virus mematikan ini dapat merenggut nyawa 12 kali lebih banyak pada 2050 dibandingkan tahun 2020.

Yang menjadi masalah, paket utama langkah-langkah untuk mendukung pencegahan, kesiapsiagaan, dan ketahanan global hingga saat ini masih belum jelas. 

Namun yang jelas, berdasarkan tren historis, diperlukan tindakan segera untuk mengatasi risiko yang besar terhadap kesehatan global. 

Penelitian ini juga menganalisis lebih dari 3.150 wabah dan epidemi dari tahun 1963 hingga 2019 untuk mengidentifikasi tren kematian. 

Hasilnya, selama periode ini, mereka menemukan 75 kejadian limpahan di 24 negara, yang mengakibatkan total 17.232 kematian.

Sebagian besar kematian ini, sebanyak 15.771 dalam 40 wabah terjadi di Afrika karena virus Ebola atau Marburg.

Virus Ebola

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, virus Ebola merupakan penyebab penyakit virus ebola (PVE).

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 1976 di dua tempat secara bersamaan yakni Yambuku (sebuah desa yang terletak tidak jauh dari Sungai Ebola, Republik Demokratik Kongo) dan Nzara, Sudan Selatan.

Wabah di Afrika bagian Barat dimana kasus pertama terdeteksi pada Maret 2014, merupakan  yang terbesar dan paling kompleks sejak virus ebola pertama kali ditemukan.

Negara yang terkena dampak paling parah yakni, Guinea, Liberia dan Sierra Leone. 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pernah menyatakan PVE sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). 

Keputusan tersebut diambil akibat timbulnya wabah PVE di Republik Demokratik Kongo pada 17 Juni 2019. 

Beruntung wabah itu dinyatakan berakhir pada 26 Juni 2020. 

Virus Marburg

Penyakit Virus Marburg merupakan penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh Virus Marburg.

Virus ini dapat ditularkan dari kelelawar dan antarmanusia. Meski kasus penyakit ini jarang, namun dapat mengakibatkan wabah dengan angka kematian yang besar yakni 24-88 persen. 

Kasus penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada 1967 secara bersamaan di Marburg dan Frankfurt di Jerman dan di Belgrade, Serbia. 

Setelah temuan kasus tersebut, dilaporkan wabah dan kasus sporadis di Angola, RD Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda.

Virus Nipah

Virus Nipah pertama kali teridentifikasi di Malaysia, tepatnya di sebuah peternakan babi. 

Pada saat itu, hewan-hewan tersebut menunjukkan gejala demam, kesulitan bernapas, dan kejang.

World Health Organization (WHO) mencatat virus Nipah berasal dari kelelawar buah yang menularkannya ke babi. 

Kelelawar merupakan reservoir alami Virus Nipah, artinya virus tersebut tidak menyebabkan penyakit pada kelelawar, tetapi dapat menyebar ke hewan lain seperti babi. 

Penularan Virus Nipah terjadi ketika manusia bersentuhan langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. 

Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan seseorang bisa terinfeksi Virus Nipah jika mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi, terutama jika dimasak kurang matang.

Virus Machupo

Dilansir dari laman Stanford University, virus machupo virus Machupo merupakan penyebab utama demam berdarah Bolivia.

Virus ini pertama kali ditemukan di pedalaman Bolivia pada 1959. 

Saat itu, warga kota diguncang wabah dimana mereka mengalami demam tinggi dan nyeri di badan bahkan hingga menyebabkan kematian. 

Sekelompok peneliti dari AS dikirimkan untuk memeriksa penyebab wabah ini hingga akhirnya berhasil mengidentifikasi virus setelah beberapa bulan kemudian. 

Virus Machupo hanya menyebar lewat udara, makanan atau kontak langsung dengan partikel virusnya. Partikel ini ditemukan di air liur, urine atau kotoran tikus jenis Calomys callosus.

Virus SARS

SARS merupakan kependekan dari Severe Acute Respiratory Syndrome yang artinya sindrom pernapasan akut. 

Penyakit ini pertama kali tercatat di Guangdong, China pada 16 November 2002.

Penyakit ini menular lewat udara atau droplet dari orang yang terinfeksi.

Awalnya, penyakit tersebut didiagnosa sejenis pneumonia tapi ternyata setelah diteliti, ternyata merupakan virus baru yang berbeda.

Setelah penelitian yang cukup lama, ditemukan fakta jika virus ini berkaitan dengan kelelawar tapal kuda.

Virus corona yang menjadi penyebab SARS nyatanya telah mengalami perubahan genetik sehingga mampu melompat ke manusia. 

Perubahan tersebut diduga terjadi pada luwak sawit. Pasalnya, virus yang ada pada kelelawar tapal kuda tidak dapat menginfeksi manusia secara langsung.

Editor: Umaya khusniah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS