Inflasi Tahunan Kota Pematang Siantar Tertinggi se-Sumut, Ini Pandangan Pengamat Ekonomi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematang Siantar telah melaksanakan berbagai program bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) setempat seperti monitoring harga komoditas. (Foto: PARBOABOA/Calvin Siboro)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Pengamat Ekonomi dari Universitas Simalungun, Darwin Damanik mengingatkan inflasi tidak selalu berdampak buruk pada perekonomian suatu daerah.

Menurutnya, inflasi menunjukkan perekonomian di daerah tersebut berjalan dinamis. Sedangkan rendahnya inflasi di suatu daerah menunjukkan lemahnya permintaan ekonomi di masyarakat.

"Adanya inflasi tidak selamanya berdampak buruk, tetapi juga dapat membawa hal baik, karena perekonomian daerah tidak selalu kita harapkan statis (datar), tapi perlu dinamika," katanya kepada PARBOABOA, Selasa (8/8/2023).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara mencatat inflasi di Kota Pematang Siantar menjadi yang tertinggi dari 5 kota yang dicatat inflasinya di provinsi itu. 

Inflasi Kota Pematang Siantar sebesar 3,17 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 116,10. Sementara inflasi yang terjaga berada di kisaran 2 hingga 4 persen.

Menanggapi kenaikan inflasi di Kota Pematang Siantar, Darwin menilai perbandingan harga barang tahun ke tahun (year on year) cenderung naik dan menyebabkan inflasi sebesar 3,17 persen.

"Menurut saya data inflasi tahunan tertinggi di Sumut menunjukan tren inflasi Pematang Siantar Juli 2022 terhadap Juli 2023 saat ini mengalami kenaikan. Ini menandakan dari data tersebut perbandingan harga barang dari tahun ke tahun cenderung naik di angka 3,17 persen," katanya.

Namun, lanjut Darwin, jika melihat data inflasi tahun ke tahun Kota Pematang Siantar sebelumnya, inflasi Juli 2022 ke Juli 2023 sebesar 3,17 persen merupakan yang terendah.

"Bila melihat data-data inflasi YoY yang lalu-lalu, angka ini sepanjang 2023, terendah yang dialami Kota Siantar. Kalau yang tertinggi Januari 2023 sebesar 6,17 persen," ungkapnya.

Darwin juga menyebut, analisis perkembangan inflasi regional biasanya menggunakan data inflasi bulan ke bulan atau month to month (MtM)

"Tapi umumnya, masyarakat dan pelaku usaha melihat inflasi bulanan dalam menjalankan aktivitas ekonominya," katanya.

Saat ini, tingkat inflasi bulanan di Kota Pematang 2023 sebesar 0,10 persen atau menjadi inflasi terendah yang dialami Kota Pematang Siantar.

"Bisa dikatakan Pemko Siantar melalui TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) berhasil mengendalikan inflasi, sehingga menjadi kota yang tingkat inflasinya terendah dibandingkan 4 kota lainnya di Sumut," kata Darwin.

Sebelumnya, BPS Sumut mencatat inflasi tahunan gabungan di lima kota di Sumut yaitu Sibolga, Pematang Siantar, Medan, Padang Sidempuan dan Gunungsitoli mencapai 2,54 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 113,87.

Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin mengatakan, dari lima kota, Pematang Siantar mencatatkan inflasi year on year tertinggi sebesar 3,17 persen dengan IHK sebesar 116,10. Sementara Gunungsitoli mencatatkan inflasi terendah sebesar 0,50 persen dengan IHK 116,28.

"Inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks harga kelompok pengeluaran," katanya.

Inflasi merupakan fenomena kenaikan secara umum dalam tingkat harga barang dan jasa di suatu periode waktu tertentu. Kondisi ini biasanya diukur dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Humas Bank Indonesia Kota Pematang Siantar, Santy Hutajulu, mengakui inflasi di kota itu terjadi karena ada beberapa komoditas yang level harganya cukup tinggi dan berpotensi untuk terus dikendalikan agar kembali ke level normal.

Santy mengungkapkan, angka inflasi tahun ke tahun umumnya digunakan untuk analisis inflasi jangka panjang, dimana angka inflasi tahunan yang tinggi mencerminkan ada beberapa komoditas yang level harganya saat ini cukup tinggi dan berpotensi untuk terus dikendalikan agar kembali ke level normal.

Ia mencontohkan komoditas beras yang saat ini harganya lebih tinggi, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Harga beras saat ini masih berada di level tinggi dan diperlukan upaya pengendalian khusus dan konsisten untuk mengendalikan harga beras," kata Santy.

Sementara inflasi bulanan diperlukan untuk menganalisis perkembangan inflasi regional, yang nantinya mencerminkan efektivitas upaya pengendalian inflasi di bulan tersebut.

"Berdasarkan publikasi BPS, secara bulanan inflasi di Pematang Siantar merupakan yang terendah di Sumatera Utara. Hal ini mencerminkan upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID Pematang Siantar cukup efektif menahan laju kenaikan harga di bulan Juli," ungkap Santy.

Ditambahkannya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematang Siantar telah melaksanakan berbagai program bersama TPID setempat seperti monitoring harga komoditas, pelaksanaan capacity building, hingga perencanaan pelaksanaan pasar murah untuk mengendalikan inflasi di Agustus 2023.

“Termasuk rapat teknis bersama TPID Pematang Siantar untuk merencanakan pelaksanaan pasar murah di Agustus 2023," imbuh Santy.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS