PARBOABOA – Serie A adalah salah satu liga terbaik di dunia dan ketika berbicara tentang raksasa sepak bola Italia, AC Milan tentunya berada di urutan teratas.
Betul, Rossoneri mungkin adalah klub Italia yang paling terkenal di seluruh dunia, berkat pencapaian mereka di tingkat kontinental dan banyak pemain hebat dunia yang pernah berseragam Merah-Hitam ciri khas mereka.
Tak bisa disangkal, hanya Real Madrid (14) yang memenangkan Piala Eropa (Liga Champions) lebih banyak dari AC Milan (7).
Keberhasilan Rossoneri telah dibangun tidak hanya pada pemain hebat yang mereka datangkan, tetapi juga pembinaan akademi yang sukses mengembangkan beberapa pemain hebat selama bertahun-tahun, termasuk Franco Baresi dan Paolo Maldini.
Berikut ini adalah jebolan akademi terbaik AC Milan sepanjang masa yang dirangkum dari berbagai sumber terpercaya. Simak selengkapnya di bawah ini.
Sandro Salvadore
Sandro Salvadore mungkin adalah legenda Juventus, tapi dia merupakan produk asli akademi AC Milan.
Bek tengah ini naik dari akademi sebelum melakukan debutnya pada tahun 1958. Dia menghabiskan empat tahun di Milan sebelum hengkang ke Turin.
Dia menghabiskan sisa kariernya di Juventus (1962-1974) dan mewakili Italia di Piala Dunia.
Bagaimana pun, Salvadore adalah bagian dari tim Milan yang memenangkan Scudetto pada tahun 1959 dan 1962.
Alberico Evani
Alberico Evani adalah gelandang kreatif dan dinamis yang bersinar melalui akademi Milan dan menghabiskan 13 tahun di klub. Dia melakukan debutnya pada usia 18 tahun dan membuat sekitar 390 penampilan di semua kompetisi.
Selama waktunya bersama Rossoneri, Evani memenangkan tiga gelar Serie A dan dua Piala Eropa.
Evani kemudian juga bermain untuk klub Sampdoria, Reggiana dan Carrarese. Dia juga mencatatkan 15 caps untuk Italia, dan ikut serta dalam skuad Gli Azzurri di Piala Dunia 1994.
Franco Baresi
Salah satu bek terhebat sepanjang masa, Franco Baresi adalah nama legendaris di sepak bola Eropa di era 80 dan 90-an.
Dia adalah one-club-man, Baresi menghabiskan kariernya sebagai pesepakbola profesional bersama AC Milan. Menariknya, dia baru bergabung dengan Rossoneri setelah ditolak oleh rival sekota mereka, Inter.
Baresi tiba di Milan pada usia 12 tahun di tahun 1972 dan melakukan debutnya di tim utama pada usia 17 tahun. Dia kemudian bermain di level tertinggi untuk AC Milan selama 20 tahun, membuat 719 penampilan di semua kompetisi.
Bek tengah yang luar biasa ini membantu Milan memenangkan enam gelar Serie A, dua gelar Serie B dan tiga Piala Eropa.
Francesco Toldo
Francesco Toldo menghabiskan tiga tahun di tim muda AC Milan, tetapi tidak pernah bermain untuk tim utama.
Toldo kemudian memiliki karier yang sukses di Fiorentina sebelum pindah ke Inter Milan.
Toldo dianggap sebagai salah satu kiper terbaik Italia di era modern dan memenangkan penghargaan kiper terbaik Serie A pada tahun 2000.
Dia juga mencatatkan 28 caps untuk Italia dan merupakan bagian dari skuad Inter (meskipun menjadi cadangan) yang memenangkan lima Scudetto berturut-turut antara tahun 2005 hingga 2010.
Paolo Maldini
Tidak ada legenda yang lebih besar dari Paolo Maldini.
Dia adalah landasan tim AC Milan dan Italia begitu lama dalam kariernya yang cemerlang, memimpin mereka dengan hebat dan luar biasa.
Maldini dijulukki Il Capitano dan mudah untuk memahami alasannya: dia adalah one-club-man, mewakili klub selama 25 tahun karier profesionalnya.
Dia membuat 902 penampilan untuk Milan, yang merupakan rekor klub. Dia juga mencatatkan 126 caps untuk Timnas Italia.
Sering dianggap sebagai bek kiri terbaik yang pernah ada, Maldini juga seorang bek tengah yang mengesankan, dengan ia bermain di posisi itu di akhir kariernya.
Maldini membantu Milan memenangkan tujuh gelar Serie A dan lima Piala Eropa.
Alessandro Costacurta
Salah satu bek terhebat Milan lainnya, Alessandro Costacurta bermain dari 1986 hingga 2007.
Bersama dengan Mauro Tassotti, Baresi dan Maldini, dia adalah bagian dari salah satu pertahanan paling kejam yang pernah ada dalam sepak bola.
Costacurta, yang berada di akademi Milan selama tujuh tahun, menghabiskan sebagian besar kariernya di tim senior, kecuali masa peminjaman singkat di Monza pada awal-awal kariernya.
Meskipun ia terkadang dibayangi oleh ketenaran nama Maldini dan Baresi, Costacurta adalah pemain yang sama pentinganya bagi Milan dan Italia. Dia secata taktis serbaguna, bisa bermain di mana saja di lini belakang dan pekerja keras.
Costacurta berkontribusi pada tujuh kemenangan gelar Serie A dan lima kemenangan Piala Eropa.
Gianluca Pessotto
Bek serba bisa yang sama bagusnya ketika bermain di posisi gelandang, Gianluca Pessotto terkenal karena kariernya di Juventus, dengan ia memenangkan banyak trofi, termasuk Serie A dan Liga Champions.
Namun, Pessottto adalah jebolan akademi Milan, meskipun ia tidak pernah tampil untuk tim senior dan dijual ke Varese pada usia 19 tahun.
Setelah menjalankan tugasnya di berbagai klub termasuk Torino, Pessotto bergabung dengan Juventus pada 1995 dan melanjutkan karier yang sukses dengan Si Nyonya Tua dan Timnas Italia, mencatatkan 22 caps untuk Gli Azzurri.
Demetrio Albertini
Setelah menghabiskan sebagian besar karier mudanya di Milan, Demetrio Albertini melakukan debut seniornya pada usia 17 tahun selama musim 1988/89.
Dia menghabiskan 14 tahun di San Siro dan menikmati kesuksesan besar, dicap sebagai salah satu gelandang terbaik pada masanya.
Albertini membantu Milan memenangkan lima gelar Serie A dan tiga trofi Liga Champions sebelum bermain untuk tim seperti Atletico Madrid, Lazio, Atalanta dan Barcelona.
Dia juga merupakan pemain Timnas Italia, mengoleksi 79 caps penampilan untuk Gli Azzurri selama karier cemerlangnya.
Aldo Maldera
Aldo Maldera adalah sosok yang sangat populer di kalangan fans Milan. Full-back pekerja keras ini dicintai karena kaki kirinya yang kuat dan memiliki kecepatan yang luar biasa.
Maldera memulai karier profesionalnya di Milan pada 1971 sebelum pindah ke Bologna.
Namun, ia segera kembali ke San Siro, di mana ia menghabiskan sembilan tahun berikutnya, selama waktu itu ia memenangkan daa gelar Coppa Italia dan satu Scudetto.
Maldera, yang sempat bermain untuk Roma dan Fiorentina, juga mencatatkan sepuluh caps untuk Italia.
Filippo Galli
Filippo Galli adalah bek yang menjalani tugas panjang bersama Milan setelah lulus dari tim muda mereka.
Galli menghabiskan 14 tahun karier seniornya di Milan dari 1982 hingga 1996, termasuk masa peminjaman di Pescara.
Galli adalah bagian dari tim Milan yang sukses dilatih oleh Arrigo Sacchi dan Fabio Capello yang legendaris. Dia dibayangi oleh bek kelas dunia yang dimiliki Milan saat itu, tetapi ia berhasil berkontribusi pada kesuksesan Milan kapan pun ia dibutuhkan.
Galli memenangkan lima gelar Serie A dan tiga Piala Eropa bersama Milan.
Massimo Oddo
Meskipun Massimo Oddo adalah lulusan akademi Milan, bek kanan ini harus menunggu hingga akhir kariernya untuk tampil di klub.
Dia dipinjamkan ke banyak klub selama enam tahun pertamanya bersama Rossoneri sebelum ia bergabung dengan Napoli pada 1999.
Oddo akhirnya menemukan kesuksesannya di Lazio sebelum bergabung kembali dengan Milan pada tahun 2007. Pemain berposisi bek kanan ini menikmati periode keduanya di San Siro, memenangkan Serie A dan Liga Champions.
Dia juga pernah membela Timnas Italia sebanyak 34 kali, dan merupakan bagian penting dari skuad yang memenangkan Piala Dunia 2006.
Ignazio Abate
Ignazio Abate bergabung dengan tim muda Milan pada tahun 1999 tetapi tidak membuat penampilan pertamanya untuk Rossoneri sampai tahun 2009.
Milan awalnya meminjamkannya ke beberapa klub dari 2004 hingga 2007 sebelum menjualnya ke Empoli dan Torino dengan kesepakatan kepemilikan bersama.
Pada tahun 2009, Milan sepenuhnya membeli Abate. Dia menghabiskan sepuluh tahun di klub masa kecilnya dan gantung sepatu pada 2019. Abate membuat lebih dari 300 penampilan selama waktu itu, memenangkan Scudetto dalam prosesnya.
Dia juga mewakili Italia pada 22 kesempatan dan merupakan bagian dari Gli Azzurri yang mencapai final Euro 2012.
Pierre-Emerick Aubameyang
Aubameyang adalah salah satu produk akademi Milan yang tidak pernah tampil untuk tim senior.
Namun, penyerang itu akhirnya berkembang menjadi striker kelas dunia.
Aubameyang bergabung dengan akademi Milan pada 2007, tetapi setelah dipinjamkan ke Dijon, Lille dan Monaco, ia dijual ke Saint-Etienne pada 2011.
Pemain asal Gabon itu menjadi bintang di Ligue 1 dan dikontrak oleh Borussia Dortmund pada 2013.
Dia kemudian pindah ke Arsenal pada 2018 dan akhirnya memenangkan sepatu emas Liga Primer 2018/19. Dia saat ini bermain untuk Barcelona.
Matteo Darmian
Matteo Darmian, saat ini bermain untuk Inter, pernah menjadi produk akademi Milan yang sangat dihormati.
Bek sayap serba bisa ini dibina oleh Milan pada usia 11 tahun dan melakoni debut seniornya pada usia 16 tahun, dalam pertandingan Coppa Italia pada 2006.
Namun, Darmian yang telah bermain sebanyak 36 kali bersama timnas Italia, akhirnya pindah ke Palermo pada 2010, setelah hanya tampil tujuh kali untuk Milan.
Selain Torino, ia juga sempat membela klub seperti Manchester United dan Parma.
Bryan Cristante
Bryan Cristante adalah bagian dari AS Roma saat ini. Tapi dia merupakan jebolan akademi Milan.
Dia melakukan debutnya untuk Rossoneri di usia 16 tahun pada Desember 2011. Namun, ia tidak mendapat banyak kesempatan dan meninggalkan klub pada tahun 2014.
Dia akhirnya bermain untuk tim-tim seperti Benfica, Atalanta dan banyak lagi sebelum menemukan sentuhan terbaiknya di Roma. Gelandang berusia 27 tahun itu juga memiliki 27 caps Italia atas namanya.
Mattia De Sciglio
Mattia De Sciglio adalah salah satu full-back lain yang muncul dari akademi Milan.
Saat ini ia bermain untuk Juventus, dan ia berada di San Siro untuk waktu yang lama.
Dia bergabung dengan klub saat berusia sepuluh tahun pada 2002 dan melakoni debutnya sembilan tahun kemudian. Ia dengan cepat menjadi pemain penting di Milan.
Dia membuat sekitar 133 penampilan untuk Rossoneri sebelum bergabung dengan Juventus pada 2017.
Manuel Locatelli
Salah satu pahlawan Italia di Euro 2020, Manuel Locatelli memulai kariernya di AC Milan sebagai talenta luar biasa.
Setelah menghabiskan sekitar tujuh tahun di akademi, sang gelandang melakukan debutnya pada 2016 saat ia masih berusia 18 tahun.
Musim berikutnya, ia mencetak gol penentu kemenangan 4-3 atas Sassuolo yang menandai kebangkitannya, dengan ia juga mendapat sambutan hangat dari para fans.
Tapi, ia tidak dapat melanjutkan penampilan terbaiknya di Milan, yang akhirnya menjualnya ke Sassuolo pada 2019. Setelah penampilan luar biasanya di Euro, Juventus meminjam Locatelli pada musim panas 2021 dengan opsi pembelian wajib.
Di usianya 24 tahun, Locatelli telah mengantongi 24 caps bersama timnas Italia.
Gianluigi Donnarumma
Donnarumma bisa dibilang adalah talenta terbaik yang lahir di akademi Milan dalam beberapa tahun terakhir.
Penjaga gawang yang mengesankan ini bergabung dengan klub pada tahun 2013 dan bakatnya yang luar biasa dapat dilihat secara langsung oleh banyak orang.
Memang, Donnarumma melakukan debutnya di tim senior pada usia 16 tahun pada 2015. Dengan itu, ia menjadi penjaga gawang termuda yang memulai pertandingan dalam sejarah sepakbola Italia.
Pada usia 17 tahun, Donnarumma juga menjadi kiper termuda yang bermain untuk tim nasional Italia.
Donnarumma menghabiskan enam tahun di tim utama Milan dan pergi pada 2021 untuk bergabung dengan PSG setelah kontraknya di Kota Mode habis.
Pada saat itu, ia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia, setelah memainkan peran penting dalam kemenangan Italia di Euro 2020, di mana ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Turnamen.
Davide Calabria
Bek kanan hebat lainnya dalam daftar ini, Calabria telah berada di Milan sejak 2006. Pemain berusia 25 tahun ini menjadi salah satu andalan klub dan membantu mereka merebut kembali Scudetto pada musim 2021/2022 setelah menanti selama 11 tahun.
Calabria, yang juga bisa bermain sebagai gelandang bertahan, melakoni debutnya untuk tim senior pada tahun 2015 dan terus menjadi bagian penting dari tim.
Saksikan juga ulasan lengkapnya di kanal YouTube Parboaboa melalui video: 6 Lulusan Terbaik AC Milan di Era Modern.