PARBOABOA – Kalimat efektif adalah kalimat yang dirancang dengan baik, mengandung makna yang jelas, dan dengan cepat mencapai tujuannya.
Setelahnya, keefektifan kalimat dapat dikenal saat gagasan yang disampaikan dapat diterima secara mudah, jelas, dan komprehensif oleh penerima pesan, sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis atau pembicara.
Mengutip buku Pokok-pokok Bahasa Indonesia oleh Dewi Suprihatin (2017), sebuah kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif saat memiliki unsur kepadanan struktur, keparelelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
Itu sebabnya, penyusunan kalimat efektif dalam karya sastra sangat penting agar pembaca atau pendengar tidak salah dalam memahami maksud dari penulis maupun pembicaranya.
Pengertian Kalimat Efektif
Apa itu kalimat Efektif? Dikutip dari buku Renda-Renda Bahasa: Petunjuk Praktis untuk Mahir dan Lancar Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar, karya Adidarmojo dan Gunawan Wibisono (1989), kalimat efektif adalah kalimat yang dirangkai dengan cermat dan tepat untuk menyampaikan pesan dengan jelas, ringkas, dan persuasif.
Kalimat ini memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dengan cara yang memikat dan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
Konsep kalimatnya tidak berkutat tentang keindahan bahasa, tetapi juga menyoal kemampuan menyampaikan pesan secara efisien tanpa menghilangkan substansi.
Adapun penggunaan kalimat efektif untuk pengantar penulisan tujuan karya tulis adalah bentuk kalimat yang jelas dan memuat informasi sesuai dengan topik karya tulis.
Pengertian tersebut juga diperjelas oleh Gani dan Fitriyah (2010) yang mendefenisikan apa itu kalimat efektif, yakni sebuah kalimat yang mampu mewakili pemikiran yang ada dalam benak pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca tanpa menimbulkan kesalahpahaman.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengkomunikasikan pesan dengan jelas, ringkas, dan persuasif. Berikut adalah beberapa ciri-ciri kalimat efektif:
Adapun ciri-ciri kalimat efektif terdiri dari:
1. Unsur Penting yang Tepat
Mengandung unsur-unsur penting atau pokok pesan yang ingin disampaikan. Hal ini membantu menyampaikan informasi secara langsung dan jelas.
2. Kepatuhan pada Tata Aturan Ejaan
Mematuhi aturan ejaan yang berlaku dalam bahasa yang digunakan. Kesalahan ejaan dapat mengganggu pemahaman dan kepercayaan pembaca.
3. Pilihan Kata yang Tepat (Diksi)
Menggunakan kata-kata yang paling tepat untuk mengungkapkan ide atau pesan. Pemilihan kata yang akurat menghindari ambiguitas.
4. Logika dan Sistematis
Kalimat efisien mengikuti alur pikiran yang logis dan sistematis. Struktur bahasa dan urutan kalimat mendukung alur pesan yang mudah diikuti.
5. Kesejajaran Bentuk Bahasa
Kalimat ini memiliki kesejajaran dalam bentuk bahasa yang digunakan. Penggunaan pola kalimat yang konsisten membuat kalimat terlihat rapi.
6. Penekanan pada Ide Pokok
Dalam kalimat ini menekankan pada ide pokok atau pesan utama. Hal Ini dapat membantu pembaca atau pendengar fokus pada inti pesan yang ingin disampaikan.
7. Kehematan Penggunaan Kata
Kalimat ini menggunakan kata-kata secara efisien. Menghindari kata-kata yang berlebihan atau tidak perlu menjaga kalimat tetap ringkas.
8. Variasi Struktur Kalimat
Ciri kalimat efektif memiliki variasi dalam struktur kalimat. Penggunaan kalimat pendek dan panjang secara bervariasi membuat teks lebih menarik.
Syarat Kalimat Efektif dalam Tulisan
Berikut adalah beberapa syarat penting yang harus diperhatikan dalam merancang kalimat yang efektif:
1. Kelogisan
Keteraturan struktur kalimat yang dimaksud, meliputi:
- Kalimat pasif dan kalimat aktif memiliki klasifikasi yang jelas, serta subjek dan keterangan terdefinisikan dengan baik.
- Pengantar kalimat dan predikat harus diatur secara tegas untuk membentuk alur yang terang.
- Induk kalimat dan anak kalimat harus memiliki hubungan yang mudah dipahami.
- Hindari penggunaan subjek ganda atau predikat yang diawali oleh kata yang membingungkan.
2. Keparalelan
Keparalelan diartikan sebagai keselarasan dalam kalimat majemuk, yaitu:
- Predikat dalam kalimat majemuk setara harus memiliki bentuk yang serupa. Jika menggunakan kata kerja, gunakan kata kerja pada semua predikat; jika menggunakan kata benda, gunakan kata benda pada seluruh predikat.
3. Ketegasan
Penekanan pada pesan utama, seperti:
- Tempatkan unsur-unsur penting di awal kalimat untuk memberikan penegasan yang jelas.
- Rangkai kalimat secara logis untuk menghindari kebingungan dalam penyampaian pesan.
- Gunakan urutan angka atau perbandingan untuk memberikan ilustrasi yang lebih efektif.
- Pastikan kalimat tidak ambigu dan dapat diartikan dengan mudah.
4. Kehematan
Kehematan atau penggunaan kata yang efisien, seperti:
- Hindari pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat.
- Jauhkan penggunaan kata-kata yang bersifat lebih umum dari pada kata yang lebih spesifik.
- Hindari penggunaan kata-kata yang memiliki sinonim dalam satu kalimat.
5. Ketepatan
Pemilihan kata yang tepat dan konsisten, yakni:
- Pilih kata-kata yang sesuai dengan konteks pesan yang ingin disampaikan.
- Pastikan kata-kata yang berpasangan memiliki hubungan yang konsisten.
- Jangan menghilangkan preposisi penting dalam kalimat.
6. Kecermatan
Dalam hal ini, kecermatan yakni menghindari ambiguitas dalam kalimat:
- Pastikan kalimat tidak dapat diartikan dengan lebih dari satu cara.
- Hindari penggunaan awalan yang membingungkan, peluluhan bunyi, dan kata-kata yang memiliki arti ganda.
7. Kepaduan
Kepaduan yang dimaksud adalah menggabungkan informasi dengan konsistensi, di antaranya:
- Pastikan kalimat tidak terlalu panjang atau terfragmentasi, dan susun dengan tata yang sistematis.
- Pilih pola aspek-agen-verbal atau aspek-verbal-pasien yang cocok untuk menjaga kesatuan kalimat.
- Hindari penambahan kata "daripada" atau "tentang" yang dapat mengganggu aliran kalimat.
8. Kesejajaran
Konsistensi Bentuk Kata
- Pastikan kata-kata dalam kalimat yang sejajar memiliki bentuk yang serupa.
- Kesejajaran membantu menciptakan kesan tata bahasa yang rapi dan teratur.
9. Keharmonisan
Kombinasi Pola Berpikir dengan Struktur Bahasa
- Pastikan harmoni antara pola berpikir dan struktur bahasa dalam kalimat.
- Subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan harus sesuai dan memberikan keseimbangan.
Contoh Kalimat Efektif dalam Tulisan
1. Menggunakan Kosakata Baku
Untuk memastikan kalimatmu mudah dimengerti oleh pembaca, penting untuk mengikuti prinsip penggunaan kosakata baku. Kosakata baku merujuk pada kata-kata yang diucapkan dan ditulis sesuai dengan pedoman dan standar yang telah ditetapkan.
Pedoman ini umumnya tercantum dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di bawah ini terdapat beberapa contoh kalimat yang efektif menggunakan kosakata baku:
- Ayah salat Isya di masjid dekat rumah.
Catatan: Kata 'sholat' yang tidak baku telah digantikan dengan 'shalat' untuk menjadikan kalimat ini efektif. - Arya makan cokelat di kantin sekolah.
Catatan: Kata 'coklat' yang tidak baku telah digantikan dengan 'coklat' agar kalimat ini lebih efektif. - Dila mencari ijazah SMA di rumahnya.
Catatan: Kata 'ijazah' yang tidak baku telah diganti dengan 'ijazah' untuk membuat kalimat ini lebih efektif. - Risa dan teman-temannya menulis jadwal piket kelas di sore hari.
Catatan: Kata 'jadual' yang tidak baku telah digantikan dengan 'jadwal' agar kalimat ini menjadi lebih efektif. - Kakak berusaha membangun karier selagi masih muda.
Catatan: Kata 'karir' yang tidak baku telah diganti dengan 'karier' agar kalimat ini lebih efektif.
2. Menggunakan Kelogisan
Agar kalimat efektif, penting untuk memastikan bahwa kalimat tersebut memiliki struktur logis yang menghindari ambigu.
Salah satu indikator keberhasilan adalah adanya subjek, objek, predikat, keterangan, serta hubungan yang jelas antara kalimat induk dan anak kalimat. Subjek pada kalimat yang efektif juga tidak boleh ganda. Berikut contoh-contoh kalimat yang efektif memenuhi kriteria kelogisan:
- Bapak kepala sekolah, waktu dan tempat dipersilakan.
Catatan: Kalimat ini tidak logis karena hubungan antara subjek dan predikatnya tidak jelas. Diperlukan perbaikan agar menjadi lebih logis. - Bapak kepala sekolah dipersilakan maju ke depan.
Catatan: Kalimat ini sudah diperbaiki untuk menghindari ambigu dan menjadi lebih logis. - Kepada ketua RT, waktu dan tempat kami persilakan.
Catatan: Kalimat ini perlu diperbaiki untuk mencapai kelogisan. - Kepada ketua RT, kami persilakan untuk menyampaikan pidato.
Catatan: Kalimat ini telah diperbaiki untuk memastikan kelogisan. - Untuk mempercepat waktu, mari langsung saja kita selesaikan acara ini.
Catatan: Kalimat ini mengandung repetisi dan kurang logis dalam strukturnya. - Untuk menghemat waktu, langsung saja kita mulai acara ini.
Catatan: Kalimat ini telah diperbaiki agar lebih jelas dan logis. - Arin membaca buku sejarah bahasa baru.
Catatan: Kalimat ini memerlukan perbaikan agar subjek dan objeknya lebih jelas. - Arin membaca buku baru tentang sejarah bahasa.
Catatan: Kalimat ini telah diperbaiki agar menjadi lebih logis dan efektif dalam kelogisannya.
Anak kepala sekolah yang cantik tersebut menggunakan topi di siang hari.
Catatan: Kalimat ini perlu diperbaiki agar lebih logis. - Perempuan cantik yang mengenakan topi di siang hari adalah anak kepala sekolah.
Catatan: Kalimat ini sudah diperbaiki untuk menjadi lebih logis dan efektif secara kelogisan.
3. Menggunakan Kalimat Kesepadanan
Kalimat ini berisi tentang gagasan pengarang yang disampaikan kepada pembaca menggunakan struktur bahasa dan kesatuan gagasan yang seimbang.Berikut adalah contoh kalimat efektif dan tidak efektif dalam kalimat kesepadanan, antara lain:
- Bagi semua anak kelas 5 SD, harus segera berkumpul di lapangan.
Perbaikan: Semua anak kelas 5 SD, segera berkumpul di lapangan. - Materi bab dua saya kurang paham.
Perbaikan: Saya kurang paham materi bab dua. - Ani memakan tadi pagi.
Perbaikan: Ani makan nasi padang tadi pagi. - Penyusunan makalah itu saya dibantu guru pembimbing.
Perbaikan: Dalam menyusun makalah itu, saya dibantu guru pembimbing. - Aldian pergi dengan Rossa juga pergi dengan Nina ke Bandung.
Perbaikan: Aldian pergi dengan Rossa dan Nina ke Bandung.
4. Penggunaan Kalimat dalam Paragraf
Agar paragraf mudah dipahami, maka harus menggunakan kalimat yang efektif. Selain itu, gagasan pokok diletakkan di awal kalimat untuk memberikan penekanan pada pembaca. Berikut contoh-contohnya:
- Riana pergi ke bioskop untuk menonton film terbaru. Riana pergi bersama teman-temannya di hari Sabtu. Usai menonton film, Riana dan teman-teman makan di kafetaria mall.
- Internet sangat bermanfaat untuk manusia. Dengan adanya internet, pekerjaan manusia menjadi lebih efektif dan mudah. Selain itu, internet membantu manusia untuk berkomunikasi.
- Kemacetan adalah hal biasa di Jakarta. Ada banyak faktor yang menyebabkan Jakarta macet, seperti volume kendaraan yang melampaui kapasitas jalan. Selain itu, pengendara kendaraan motor yang kurang disiplin juga menjadi pemicu kemacetan.
- Akibat virus COVID-19, proses pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Hal ini dilakukan demi mengurangi penyebaran virus COVID-19.
- Sayur sangat penting untuk tubuh manusia. Apabila kamu jarang mengkonsumsi sayur, kesehatan tubuh akan terganggu. Salah satu contoh penyakit akibat kurang sayur adalah anemia.
5. Penggunaan Kalimat Kesejajaran
Maksud dari kalimat yang efektif kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata, terletak pada penggunaan imbuhannya. Berikut contohnya:
- Liana menolong adiknya yang jatuh dengan menggendong ke dalam rumah.
Semua kata kerja pada kalimat di atas menggunakan imbuhan me-. - Buku Bahasa Indonesia Kelas 8 SMP dibuat di Jakarta dan diterbitkan Kemdikbud.
Semua kata kerja pada kalimat di atas menggunakan imbuhan di-. - Sebaiknya, harga bahan baku disesuaikan atau dinaikkan dengan wajar.
Semua kata kerja pada kalimat di atas menggunakan imbuhan di-. - Di hari libur, Rika berencana merapikan kamar dan membeli keperluan sekolah.
Semua kata kerja pada kalimat di atas menggunakan imbuhan me-. - Nasi goreng tersebut dimasak Kakak dan dimakan Adik.
Semua kata kerja pada kalimat di atas menggunakan imbuhan di-.
6. Penggunaan Kalimat yang Berpola SPOK
Kalimat berpola SPOK artinya pada sebuah kalimat terdiri dari empat unsur, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan dilengkapi dengan Keterangan (K). Kalimat ini umumnya berpola SPOK, seperti contoh di bawah ini:
- Ibu Dono makan ayam goreng di rumah makan.
Penjelasan: Ibu Dono (S) makan (P) ayam goreng (O) di rumah makan (K. Tempat). - Siswa kelas 2 SMP mengerjakan ujian di pagi hari.
Penjelasan: Siswa kelas 2 SMP (S) mengerjakan (P) ujian (O) di pagi hari (K. Waktu). - Para petani menanam padi di sawah.
Penjelasan: Para petani (S) menanam (P) padi (O) di sawah (K. Tempat). - Andra membeli baju di butik.
Penjelasan: Andra (S) membeli (P) baju (O) di butik (K. Tempat). - Anak-anak Pak Toni bermain Handphone di teras rumah.
Penjelasan: Anak-anak Pak Toni (S) bermain (P) Handphone (O) di teras rumah (K. Tempat).
Perbedaan Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tanpa sadar menghadapi atau menggunakan kalimat yang efektif dan tidak efektif. Kalimat-kalimat tersebut memiliki perbedaan dalam cara menyampaikan informasi dan struktur bahasanya. Apa saja perbedaan antara kalimat efektif dan tidak efektif?
Menurut Tutik Wahyuni (2020) dalam buku Sintaksis Bahasa Indonesia Pendekatan Kontekstual, kalimat efektif adalah susunan kalimat yang mampu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan secara tepat, dengan mempertimbangkan struktur, diksi, dan logika.
Karakteristik kalimat yang efektif adalah kejelasan makna, dapat dicapai dengan menempatkan bagian yang paling penting di awal kalimat.
Selain itu, pembuatan kalimat yang efektif harus mengikuti aturan struktur kalimat, tidak bertele-tele, dan mudah dipahami. Sementara kalimat tidak efektif adalah kebalikannya.
Dengan demikian, terlihat bahwa perbedaan utama antara kalimat efektif dan tidak efektif terletak pada bentuk kalimatnya. Kalimat efektif memiliki bentuk yang lebih padat dan singkat, sedangkan kalimat tidak efektif cenderung lebih berbelit-belit dan panjang.
Namun, selain perbedaan tersebut, terdapat beberapa perbedaan lain antara kalimat efektif dan tidak efektif. Dikutip dari buku "Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran Aktif" (2017) karya Aninditya Sri Nugraheni, berikut penjelasan perbedaan dari keduanya.
1. Bentuk Kalimat
Kalimat lebih singkat padat dan singkat, sementara kalimat tidak efektif cenderung berbelit-belit.
2. Pemahaman Pembaca
Gampang untuk dipahami, sedangkan kalimat tidak efektif sulit dipahami dan bisa membingungkan.
3. Kelengkapan Unsur Kalimat
Mempunyai unsur lengkap dan eksplisit, minimal terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan kalimat tidak efektif cenderung memiliki unsur yang tidak lengkap karena kehilangan subjek atau predikat.
4. Sifat Kalimat
Penggunaan kalimatnya harus logis dan dapat diterima dengan akal sehat, sedangkan kalimat tidak efektif cenderung tidak logis.
5. Susunan Kalimat
Mempunyai susunan kalimat yang lebih jelas dan ringkas, sedangkan susunan kalimat tidak efektif cenderung tidak sesuai dengan struktur Bahasa Indonesia dan menjadi ambigu
Demikianlah pembahasan tentang kalimat efektif, ciri, syarat, contoh dan perbedaan dengan kalimat tidak efektif. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Editor: Sari