Kondisi Pasien COVID-19 JN.1 Sebelum Meninggal, Ini Penjelasan Kemenkes

Tren kasus COVID-19 terus meningkat, dipicu oleh penyebaran varian JN.1 yang sangat mudah menular. (Foto: Istock/Edwin)

PARBOABOA, Jakarta - Baru-baru ini, dua pasien di Batam, Kepulauan Riau, dilaporkan meninggal akibat COVID-19. 

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa satu pasien yang meninggal terinfeksi oleh varian JN.1, sementara pasien lainnya terjangkit subvarian Omicron GE.1. 

Keduanya belum menjalani vaksinasi booster dan memiliki risiko tinggi karena menderita penyakit penyerta atau komorbid.

Sebelum meninggal, pasien JN.1, seorang pria berusia 48 tahun, dirawat di unit perawatan intensif (ICU) dan mengeluhkan gejala berat. 

Hal ini menjadi peringatan karena angka kematian pada pasien dengan komorbid dan belum divaksinasi cenderung meningkat. Pasien pun menghembuskan nafas terakhir pada 18 Desember 2023 di Rumah Sakit Embung Fatimah.

Sementara pasien Omicron GE.1, seorang pria berusia 77 tahun, dinyatakan meninggal pada 21 Desember 2023.

Sebaran kasus COVID-19 varian JN.1 

Tren kasus COVID-19 terus meningkat, dipicu oleh penyebaran varian JN.1 yang sangat mudah menular.

Mendekati libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2023, data Kementerian Kesehatan mencatat 41 kasus terkonfirmasi per 19 Desember 2023.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, temuan ini didasarkan pada hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) terhadap 77 sampel, mencakup 43% dari total 453 kasus konfirmasi COVID-19 sepanjang November hingga awal Desember 2023. 

Tidak hanya itu, hasil sekuensing menunjukkan peningkatan signifikan dari 1% pada awal November menjadi 19% pada minggu ketiga November, dan mencapai 43% di awal Desember.

Dari 41 kasus yang teridentifikasi, 5 di antaranya dikonfirmasi terjadi pada periode 6-23 November 2023. Rinciannya mencakup 2 kasus di Jakarta Utara, 1 kasus di Jakarta Selatan, 1 kasus di Jakarta Timur, dan 1 kasus di Batam.

Sementara itu, 36 kasus lainnya ditemukan pada rentang waktu 1-12 Desember 2023. Dengan perincian 29 kasus di Jakarta Selatan, 2 kasus di Jakarta Timur, 2 kasus di Jakarta Utara, dan 3 kasus di Batam.

Budi menjelaskan bahwa sekitar 39% dari kasus yang terkonfirmasi tidak menunjukkan gejala apapun. Sementara itu, 14% pasien yang bergejala mayoritas mengalami gejala seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. 

Beberapa pasien juga dilaporkan memiliki penyakit penyerta seperti penyakit jantung koroner (PJK), diabetes melitus (DM), hipertensi, acute respiratory distress syndrome (ARDS), dan gangguan imunologi.

Dengan peningkatan jumlah pasien positif, Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan guna memutus rantai penularan COVID-19. 

Ia juga menekankan pentingnya vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan atau pos vaksinasi terdekat.

Masyarakat, khususnya yang mengalami gejala seperti demam, batuk, dan pilek, diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat guna diagnosis lebih lanjut. 

Upaya bersama ini diharapkan dapat mengendalikan penyebaran varian JN.1 dan melindungi masyarakat dari dampak yang lebih serius akibat COVID-19.

Editor: Wenti Ayu
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS