Masa Perundagian: Pengertian, Ciri, Budaya, Kepercayaan, Ekonomi dan Peninggalannya

Gambar Masa Perundagian (Foto: Genemil)

PARBOABOA - Masa perundagian adalah periode peralihan yang menggambarkan perubahan besar dalam cara hidup dan budaya masyarakat setelah sebelumnya berada pada masa bercocok tanam. Pada masa ini, manusia mulai menetap, mengembangkan pertanian, dan memelihara hewan ternak.

Pada masa ini, kehidupan budaya mencapai puncaknya. Masyarakat perundagian menghasilkan berbagai benda seni yang menggambarkan tingkat keterampilan yang tinggi.

Upacara-upacara khusus juga menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka.

Lalu bagaimana kehidupan budaya, ekonomi, dan sistem kepercayaan pada masa prasejarah ini? Untuk mengetahui hal tersebut, pada artikel ini Parboaboa akan memberikan penjelasannya secara lengkap.

Apa itu Masa Perundagian?

Kegiatan masyarakat pada masa perundagian (Foto: Infogram)

Zaman perundagian merupakan periode yang menandai berakhirnya masa prasejarah di Indonesia yang berlangsung sekitar 10.000 tahun yang lalu. Kata "perundagian" berasal dari bahasa Bali, yaitu "undagi," yang berarti orang atau kelompok yang memiliki keahlian dalam jenis usaha tertentu.

Dilansir dari Buku Sejarah SMP/MTs Kls VII (KTSP) yang ditulis oleh Dr. Nana Nurliana Soeyono, MA dan Dra. Sudarini Suhartono, MA menjelaskan bahwa masa perundagian adalah masa di mana manusia prasejarah telah terampil melakukan suatu jenis usaha tertentu.

Pada masa ini, manusia prasejarah telah menjadi terampil dalam berbagai jenis pekerjaan khusus. Mereka telah mengembangkan teknologi dalam pembuatan perkakas, logam, dan perhiasan, meskipun masih dengan metode yang sederhana.

Dalam pengolahan logam, manusia prasejarah telah menggunakan teknik seperti bivalve dan a cire perdue.

Teknik bivale sendiri adalah teknik pembuatan logam dengan menggunakan cetakan dari batu yang terdiri atas dua bagian. Jika dijadikan satu atau diikat dengan tali, akan membentuk rongga.

Sementara itu, teknik a cire perdue adalah teknik yang dilakukan dengan membentuk model atau benda tertentu dari lilin. Bentuk itu dibalut dengan tanah liat dan dibakar.

Ciri-ciri Masa Perundagian

Menurut Buku New Edition Pocket Book IPS & PKN SMP Kelas VII, VIII & IX yang ditulis oleh Shiva Devy, ciri -ciri kehidupan pada masa perundagaian adalah sebagai berikut;

1. Masyarakat telah beralih dari gaya hidup nomaden ke gaya hidup yang lebih menetap. Masyarakat mampu menghasilkan makanan mereka sendiri melalui pertanian dan peternakan.

2. Tercipta golongan masyarakat undagi, yaitu golongan masyarakat yang memiliki spesialisasi dalam berbagai jenis pekerjaan. Mereka juga menjadi ahli dalam bidang tertentu.

3. Sudah memiliki kemampuan membuat alat-alat dari logam.

Bagaimana Kehidupan Budaya pada Masa Perundagian?

Melansir dari Buku Siswa Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas 10 yang ditulis oleh Windriati, S.Pd, kehidupan budaya pada zaman logam ini memiliki beberapa ciri khas yang mencerminkan perkembangan budaya pada zaman itu.

Pertama, masyarakat pada masa ini telah menunjukkan tingkat budaya yang tinggi, terlihat dari berbagai bentuk seni dan upacara yang mereka praktikkan.

Benda-benda seni dan upacara ini memberikan bukti akan keterampilan tinggi yang dimiliki oleh masyarakat perundagian.

Kedua, zaman ini dicirikan oleh pesatnya perkembangan teknologi, terutama dalam pembuatan alat-alat.

Manusia pada zaman perundagian ini berhasil mengembangkan teknologi peleburan biji logam.

Dengan adanya ini, semakin banyak orang yang menggunakan logam untuk memenuhi kebutuhan perkakas hidup mereka. Hal tersebut mencerminkan kemajuan teknologi dan kecanggihan dalam proses pembuatan perkakas pada zaman perundagian.

Sistem Kepercayaan pada Masa Perundagian

Tahukah kamu, bagaimana sistem kepercayaan pada masa perundagian?
Pada masa prasejarah akhir, kepercayaan animisme dan dinamisme memegang peran penting dalam sistem kepercayaan masyarakat.

Animisme adalah keyakinan bahwa benda-benda memiliki kekuatan supranatural dalam bentuk roh.

Sementara dinamisme adalah keyakinan bahwa roh atau makhluk halus berasal dari jiwa manusia yang telah meninggal dan menghuni berbagai tempat di alam.

Seiring berlalunya waktu, kedua kepercayaan ini berkembang dan menyatukan unsur-unsur kepercayaan Hindu-Buddha dan Islam.

Sistem kepercayaan pada masa itu tidak hanya menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat, tetapi juga memengaruhi budaya dan adat istiadat mereka.

Salah satu bukti kepercayaan pada masa prasejarah akhir ini adalah praktik penguburan untuk orang yang telah meninggal dunia.

Pada masa itu, mereka meyakini bahwa roh leluhur masih dapat dipanggil dan diminta pertolongan pada waktu-waktu tertentu.

Secara khusus mereka memohon perlindungan dan keselamatan dari roh leluhur dengan mengubur jenazah bersama-sama dengan barang-barang berharga atau perlengkapan hidup yang dimiliki oleh orang yang telah meninggal.

Kehidupan Ekonomi Masa Perundagian

Perekonomian pada masa perundagian (Foto: Wikimedia Commons)

Dilansir dari Buku Siswa Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas 10 yang ditulis oleh Windriati, S.Pd., dijelaskan bahwa kehidupan ekonomi pada masa perundagian semakin maju.

Kegiatan ekonomi makin beraneka ragam diantaranya pertanian, peternakan, membuat keranjang, membuat gerabah, berpergian ke tempat-tempat lain untuk menukar barang-barang yang tidak dihasilkan di desa tempat tinggalnya.

Kegiatan tersebut merupakan permulaan dari kegiatan perdagangan.

Selain itu, pada masa prasejarah akhir ini masyarakat juga sudah akrab dengan perdagangan dan kegiatan jual beli barang-barang logam.

Melalui perdagangan tersebut, masyarakat mulai berinteraksi dengan dunia luar, tidak hanya dalam kelompok mereka sendiri.

Peninggalan Masa Perundagian

Peninggalan pada masa perundagian (Foto: Cagar Budaya Kemendikbud.id)

Menurut Buku All New Target Nilai 100 Ulangan Harian SMP Kelas VII yang ditulis oleh Tim Guru Eduka (2018: 272), berikut ini adalah peninggalan dan hasil kebudayaan masa perundagian, di antaranya:

1. Nekara

Nekara adalah semacam tambur besar yang terbuat dari perunggu. Nekara memiliki pinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup.

2. Moko

Moko mirip dengan nekara, tetapi bentuknya lebih ramping.

3. Kapak Perunggu

Kapak perunggu memiliki tiga jenis, yaitu kapak corong (kapak sepatu), kapak upacara, dan kapak tembilang atau tajak. Kapak perunggu dapat ditemukan di berbagai wilayah seperti Sumatra Selatan, Jawa Barat, Bali, Sulawesi Tengah dan Selatan, Pulau Selayar, dan Papua.

4. Bejana Perunggu

Bejana perunggu adalah wadah yang terbuat dari dua lempengan perunggu yang berbentuk cembung dan dihubungkan dengan pacuk besi pada sisinya. Bejana perunggu ditemukan di daerah Madura (Asemjaran, Sampang) dan Sumatra (Kerinci).

Nah, itulah penjelasan terkait pengertian masa perundagian lengkap dengan ciri-ciri dan hasil kebudayaannya. Zaman perundagian merupakan fase penting yang mengakhiri masa prasejarah di Indonesia.

Kehidupan budaya pada masa ini juga sangat mencerminkan keterampilan tinggi masyarakat. Benda seni dan upacara menjadi bukti dari budaya yang berkembang.

Editor: Ratni Dewi Sawitri
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS