Hari Bidan Nasional, Inspirasi Perubahan Masa Depan Lebih Baik

Ilustrasi Hari Bidan Nasional (Foto: Dok.klikdokter)

PARBOABOA, Jakarta - Setiap tanggal 24 Juni, Indonesia memperingati Hari Bidan Nasional sebagai penghormatan terhadap para profesional di bidang persalinan dan keperawatan.

Momen ini mengapresiasi dedikasi mereka dalam mempersiapkan masa depan generasi bangsa.

Menurut Perpustakaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta,yang di lihat pada Senin (24/06/2024), bidan merupakan tenaga profesional yang memiliki tanggung jawab besar dalam sektor kesehatan.

Mereka membantu proses persalinan dari masa kehamilan hingga kelahiran dengan melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil secara menyeluruh, baik fisik maupun mental.

Bidan juga mendampingi selama 1.000 hari pertama kehidupan bayi, atau hingga lima tahun, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2017.

Tugas mereka mencakup edukasi tentang perawatan bayi baru lahir seperti menyusui, mandi, dan mengganti popok, serta melakukan skrining untuk mendeteksi kelainan bawaan.

Selain itu, bidan memberikan imunisasi lengkap, termasuk tambahan dan penguatan imunisasi, serta merawat penyakit ringan pada balita seperti batuk, pilek, diare, dan demam.

Mereka juga memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) kepada orang tua, dan memberikan pelayanan  kesehatan kepada ibu hamil, menyusui, dan pasca-melahirkan.

Bidan saat ini juga memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi dan seksual kepada remaja, serta edukasi mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS) pada anak-anak.

Jumlah Bidan

Menurut data dari BPS, jumlah bidan di Indonesia mengalami peningkatan dalam interval terakhir.

Pada tahun 2023, tercatat ada 344.928 bidan, naik dari 336.984 bidan pada tahun 2022.

Sementara itu, hasil survei dari Badan PPSDM Kesehatan menunjukkan bahwa dalam satu tahun, hampir 4,8 juta anak dilahirkan di Indonesia.

Meskipun jumlah bidan meningkat, pemerintah mengakui bahwa masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti ketidakmerataan persebaran bidan di Indonesia.

Hasil survei tahun 2023 menunjukkan bahwa Provinsi Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat memiliki rasio bidan yang relatif baik, yaitu antara 1:42 - 1:64 (satu bidan untuk 64 orang).

Namun, Bengkulu, Aceh, dan Bangka Belitung memiliki konsentrasi bidan yang sangat rendah, dengan rasio antara 1:198 - 1:756.

Survei ini mengindikasikan bahwa masih banyak daerah yang kekurangan bidan, yang berdampak pada kesenjangan akses layanan kesehatan ibu dan anak di berbagai wilayah.

Hal ini juga menjadi salah satu faktor terkait tingginya kasus kematian ibu dan anak.

Kementerian Kesehatan mencatat bahwa jumlah kematian ibu pada tahun 2023 mencapai 4.129 kasus, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 4.005 kasus pada tahun 2022.

Pada tahun 2023, terdapat peningkatan jumlah kematian bayi menjadi 29.945 kasus, meningkat dari 20.882 kasus sebelumnya.

Ade Jubaedah, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia, menekankan pentingnya dukungan semua pihak untuk meningkatkan peran bidan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan, Ade menggarisbawahi bahwa selain peningkatan anggaran, penyediaan pendidikan profesi, pelatihan, dan pengawasan, penting juga untuk memastikan kepastian hak yang sama bagi bidan berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

Hal ini menarik perhatian setelah Ikatan Bidan Indonesia mencatat bahwa 683 bidan D4 pendidik belum mendapatkan kepastian pengangkatan meskipun telah lulus dari formasi P3K tahun 2023.

Ade menilai bahwa kepastian ini sangat penting, karena dapat berdampak pada kehidupan pribadi bidan dan juga mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Oleh karena itu, dukungan terhadap peran bidan ini menjadi sebuah kesimpulan yang dapat diterapkan bersama dalam peringatan Hari Bidan Nasional yang ke-73, yang diperingati sejak 24 Juni 1951.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS