PARBOABOA – Sebagian besar pemilik sepeda motor mungkin tidak begitu mengenali beberapa jenis sistem pendingin pada sepeda motor. Padahal, sistem pendingin merupakan sistem pada motor yang berguna mengatasi terjadinya panas berlebih (overheat) pada silender, piston dan katup motor.
Selain itu, sistem pendingin motor juga berfungsi untuk mencegah perubahan bentuk atau pembakaran bahan bakar abnormal. Bahkan, sitem pending mampu mendinginkan suhu yang tinggi akibat pembakaran gas.
Jenis-Jenis dan Cara Kerja Sistem Pendingin Motor
1. Sistem Pendingin dengan Udara Alami
Sistem pendingin udara alami umumnya digunakan pada motor dengan kapasitas di bawah 125 cc. kapasitas mesin yang lebih rendah diketahui bisa didinginkan menggunakan udara alami dengan bantuan sirip pendingin pada mesin motor.
Adapun cara kerjanya, yakni ketika motor berjalan, udara akan melewati setiap celah fin di mesin. Dari sana, panas yang mengalir ke dalam silinder mesin akan bergerak ke bagian dalam dan luar dinding silinder hingga kemudian keluar ke udara.
2. Sistem Pendingin dengan Kipas
Jika dibangdingan pendingin udara alami, sistem yang satu ini dinilai lebih baik ketika terjadi kemacetan. Pasalnya, komponen pendingin mengandalkan kipas yang terus berputar meski dalam kondisi motor berhenti.
Cara kerjanya, kipas akan menciptakan aliran udara dari luar dan langsung disalurkan ke bagian mesin. Sehingga mesin pun akan didinginkan menggunakan aliran udara yang dihasilkan oleh kipas. Pemasangan kipas terletak di poros engkol mesin dan terletak di bawah jok berlapis kain.
Hal ini menghasilkan pendinginan yang lebih efektif karena udara terkompresi mengalir menuju silinder dan kepala silinder. Sistem ini banyak digunakan pada jenis motor matik.
3. Sistem Pendingin dengan Air
Sistem pendingin sepeda motor yang selanjutnya adalah memanfaatkan air dan umumnya digunakan pada motor berkapasitas 150 cc ke atas. Alasannya proses pendinginan yang akurat serta cepat, mengingat motor lebih mudah panas.
Cara kerjanya tidak jauh berbeda dengan sistem pendingin pada mobil, bedanya tidak ada cooling fan pada motor. Letak radiatornya mudah terkena angin sehingga tidak dibutuhkan cooling fan.
Proses pendinginan dimulai ketika water coolant berjalan masuk ke arah ruang mesin. Cairan tersebut akan bekerja menyerap panas di area mesin dan thermostat akan terbuka. Selanjutnya, cairan masuk ke radiator dan saluran di ruang mesin digantikan dengan water coolant yang baru.
Prosesnya terus berulang selama kendaraan berjalan. Ada beberapa komponen penting di dalam sistem ini yaitu radiator, pompa air, thermostat dan juga selang. Komponen radiator akan bekerja untuk mendinginkan air yang memiliki temperatur tinggi usai menyerap panas mesin.
Radiator juga memiliki beberapa bagian yakni tangki atas, bawah, jalur radiator, jalur air dan tutup radiator. Fungsi dari thermostat adalah untuk menjaga suhu air tetap terjaga sehingga mampu menyerap dengan baik.
Katup thermostat akan terbuka dan menutup sesuai dengan temperatur tertentu yang dimiliki water coolant agar bisa kembali ke dalam radiator.
4. Sistem Pendingin dengan Oli
Oli memang berfungsi sebagai pelumas, namun oli mesin juga berfungsi sebagai penyerap panas. Sehingga fungsinnya bisa menyamai dari fungsi coolant atau air pendingin.
Prinsip kerjanya, saat mesin hidup oli akan bersirkukasi keseluruh bagian mesin. Namun, sirkulasi ini akan dilewatkan pada komponen oil cooler. Oil cooler memiliki bentuk seperti radiator hanya saja biasanya memiliki ukuran lebih kecil. Fungsi oil cooler ini adalah untuk menyerap panas oli dan melepaskannya ke udara,
Saat motor berjalan, akan timbul aliran udara dari depan menerpa oil cooler, sehingga panas dari oil cooler akan pindah ke udara bebas. Hal itu menyebabkan suhu mesin terjaga dari pelumasnya.
Demikianlah seputar informasi mengenai jenis dan cara kerja sistem pendingin pada sepeda motor. Anda sebaiknya harus mengenali dan memperhatikan sistem tersebut guna menghindari terjadinya overheat (panas berlebih) pada mesin motor. Semoga membantu!