Mitra Grab Indonesia Keluhkan Syarat Perekrutan Pengemudi Baru: Tak Punya SIM Bisa Lolos!

Pengemudi Ojeg Online Grab Indonesia mengeluh karena orderan sepi dalam beberapa bulan terakhir. Tampak kendaraan ojeg online parkir menunggu orderan dari penumpang di Jalan Tulang Betutu, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2023). (Foto: PARBOABOA/Hari Setiawan).

PARBOABOA, Jakarta - Pengemudi ojek yang menjadi mitra Grab Indonesia mengeluhkan maraknya perekrutan pengemudi baru dari perusahaan layanan transportasi. Selain marak, syarat untuk perekrutan pengemudi mitra baru Grab Indonesia kali ini juga tidak terlalu ketat.

Menurut salah seorang pengemudi mitra Grab Indonesia, Adi (21), saat ini perekrutan pengemudi mitra Grab baru tidak perlu menyertakan syarat-syarat seperti surat izin mengemudi (SIM) atau surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).

Ia menduga hal tersebut yang membuat orderan bagi pengemudi ojol lama menjadi sepi.

"Dulu tuh saya daftar persyaratannya sangat rumit. Perlu SIM aktif, STNK dan pajak aktif, KTP sudah pasti, surat keterangan sehat hingga SKCK saya buat untuk bisa jadi ojek online. Namun saat ini parah, tidak punya SIM, tetap bisa lolos," katanya ketika ditemui PARBOABOA di samping Stasiun Kereta BNI City, Kamis (3/8/2023).

Adi yang sejak 2020 telah menjadi pengemudi ojek online ini meminta agar Grab Indonesia menyetop perekrutan pengemudi baru, terutama yang tidak memenuhi syarat wajib seperti tidak memiliki SIM atau menggunakan kendaraan yang bukan miliknya.

"Kalau bisa disetop perekrutan pengemudi baru, agar kita dapat orderan banyak dan persyaratan pendaftaran juga harus lengkap," kata pria asal Lenteng Agung, Jakarta Selatan itu.

Senada dengan Adi, pengemudi mitra Grab Indonesia lain, Arifin (55) meminta agar perusahaan penyedia layanan transportasi itu untuk turun ke lapangan dan melihat kondisi yang dialami pengemudi. Arifin mengaku telah menunggu selama 1 jam, tapi orderan tak kunjung masuk.

"Saya minta pihak Grab hentikan perekrutan pengemudi baru, karena orderan yang masuk ke handphone jarang beberapa bulan ini," desaknya.

Arifin berharap Grab Indonesia berdialog dan mendengar keluh kesah pengemudi mitra mereka.

"Turun aja sini, ajak kami ngobrol gimana keluh kesah kami. Penghasilan saya tuh paling banyak Rp110ribu sehari, apalagi saya menghidupi 2 anak saya yang masih sekolah," kesalnya.

Sementara itu, saat konfirmasi terkait solusi agar orderan pengemudi mitra Grab Indonesia kembali seperti dulu atau selalu ramai, Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy enggan merespons pertanyaan PARBOABOA.

Menurutnya, Grab Indonesia hanya menyesuaikan besaran tarif untuk pengemudi sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Tahun 2022.

Editor: Kurniati
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS