PARBOABOA, Jakarta – Kanker tenggorokan menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan di Indonesia. Kanker ini, menempati urutan ke- 4 sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita masyarakat.
Kanker tenggorokan adalah kanker atau keganasan yang terjadi di area tenggorokan. Biasanya, pria diketahui lebih rentan terkena kanker tenggorokan dibandingkan dengan wanita.
Ada dua jenis kanker tenggorokan, yakni kanker faring (nasofaring, orofaring, dan hipofaring) dan laring (kotak suara dan pita suara).
Penyebab Kanker Tenggorokan
Tidak ada penyebab pasti yang menyebabkan perubahan ini. Tetapi ada beberapa hal yang meningkatkan risiko terjadinya mutasi tersebut. Di antaranya adalah:
1. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan yang menahun
2. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), kondisi kronis di mana asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus).
3. Jenis kelamin. Berdasarkan penelitian, risiko kanker tenggorokan lebih tinggi pada pria dibanding wanita
4. Human Papilloma Virus (HPV) yang biasanya ditularkan melalui aktivitas seksual.
5. Kurang asupan buah dan sayur.
Gejala Kanker Tenggorokan
Beberapa gejala kanker tenggorokan yang umum dikeluhkan meliputi:
1. Suara berubah
2. Sulit menelan (disfagia)
3. Batuk persisten terkadang hingga batuk darah
4. Bengkak pada kelenjar limpa leher
5. Penurunan berat badan
6. Nyeri tenggorokan
7. Keinginan untuk mendehem (membersihkan tenggorokan)
8. Mengi
9. Nyeri telinga
Cara Mencegah Kanker Tenggorokan
Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker tenggorokan, seperti:
1. Berhenti merokok
2. Mengurangi konsumsi alkohol
3. Menjaga gaya hidup sehat (makanan sehat dan rutin berolahraga)
4. Hindari risiko terinfeksi HPV dengan menggunakan vaksin dan hindari seks bebas
Pengobatan Kanker Tenggorokan
Pengobatan tergantung pada lokasi kanker, seberapa serius kanker tersebut (stadium), dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, mungkin penderita memerlukan lebih dari satu jenis perawatan:
1. Terapi Radiasi
Terapi ini menggunakan sinar berenergi tinggi dari sinar-X atau sumber lain untuk membunuh sel-sel kanker. Untuk kanker stadium dini mungkin terapi ini cukup.
Namun untuk kanker yang lebih serius, penderita mungkin membutuhkan terapi radiasi bersama pengobatan lain. Contohnya, untuk tumor besar di kotak suara, dokter mungkin merekomendasikan radiasi bersama dengan kemoterapi.
2. Operasi
Ada banyak operasi yang dilakukan dokter untuk mengangkat tumor tenggorokan. Untuk tumor tahap awal pada permukaan tenggorokan atau pita suara, dokter dapat mengangkat jaringan kanker hanya dengan bantuan endoskopi.
Untuk tumor yang lebih besar, dokter mungkin harus mengangkat sebagian tenggorokan, kemudian memperbaikinya agar penderita dapat menelan secara normal.
Jika tumor terjadi pada kotak suara, penderita mungkin hanya memiliki sebagian atau tidak dapat bersuara sama sekali. Meski demikian, dengan latihan khusus, pasien masih mungkin dapat berbicara.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah prosedur terapi dengan menggunakan obat untuk membunuh sel kanker. Digunakan juga untuk mengecilkan tumor sebelum penderita menjalankan operasi dan untuk mematikan sel kanker terakhir sesudah operasi. Kemoterapi juga dapat membantu radiasi lebih efektif.
4. Targeted drug therapy (terapi target)
Untuk beberapa kasus kanker tenggorokan, dokter dapat menggunakan obat terapi target yang spesifik menyerang sel kanker dengan karakteristik tertentu untuk membuat tumor tidak dapat bertumbuh.
Itulah informasi lengkap terkait penyebab, gejala dan cara mencegah kanker tenggorokan.
Editor: -