PARBOABOA, Makassar - Pencarian korban tenggelamnya KM Ladang Mandiri sudah genap seminggu pada Jumat (3/6) lalu.
Sesuai dengan aturan yang berlaku, pencarian seharusnya dihentikan setelah jangka waktu tujuh hari.
Namun mempertimbangkan banyaknya penumpang yang belum ditemukan, Basarnas memutuskan untuk memperpanjang pencarian selama 3 hari.
"Operasi SAR kami akan perpanjang hingga tiga hari ke depan, disebabkan masih banyaknya korban yang belum ditemukan," kata Kepala Basarnas Makassar, Djunaidi di Mapolda Sulsel, Jumat (3/6).
Hingga pencarian hari Jumat, sebanyak 4 orang penumpang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dengan demikian masih ada 15 orang lainnya yang masih dinyatakan hilang.
Korban pertama seorang perempuan ditemukan nelayan pada pada Rabu (1/6) lalu. Kemudian tiga korban lainnya ditemukan pada Jumat (3/6). Dua diantaranya ditemukan oleh Tim SAR, sementara 1 korban lainnya ditemukan nelayan.
Pada pencarian hari ini, Sabtu (4/6), tim SAR melakukan upaya maksimal untuk menemukan para korban dengan menyebar tim pencari ke dalam 4 kelompok.
”Pencarian kita akan melebar. Kita bagi empat sektor. Hasil rapat yang kami laksanakan, sektor satu disapu (disisir) teman-teman dari TNI AL dengan KRI Sulupari,” ujar Kepala Seksi Operasi Basarnas Sulsel Muhammad Rizal seperti dilansir dari Antara, Sabtu (4/6).
Untuk sektor dua, disisir kapal laut tim personel Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP).
Kemudian sektor tiga, lebih dekat dari lokasi kejadian kapal (LKK), disisir tim personel Badan Keamanan Laut (Bakamla) dengan Kapal Negara (KN) Kuda Laut.
Selanjutnya, sektor empat, tim Basarnas bersama potensi SAR menyisir di sekitar perairan Pulau Pamantauang, wilayah sebelah barat pulau setempat oleh KN SAR Kamajaya.
”Jadi empat sektor ini dibagi, pencarian juga kami perluas. Luas sektor masing-masing 11 nautical mil dikali 45 nautical mil, jadi agak luas pencarian. Kami berharap usaha maksimal yang kami lakukan bisa berhasil,” ucap Rizal.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Kapal motor Ladang Pertiwi 2 tenggelam di wilayah Selat Makassar pada Kamis (26/5) lalu.
Kapal tersebut melakukan pelayaran dari Pelabuhan Paotere Makassar menuju Pulau Pemantauan, Kecamatan Kalmas, Pangkep.
Saat ditengah laut, kapal mendadak mati mesin karena kehabisan solar. Karena tidak bisa melaju,kapal menjadi oleng. Selain itu cuaca buruk menyebabkan kapal terus dihantam ombak, kapal kemudian menjadi tenggelam.
Sayangnya dalam kapal tersebut tidak ada peralatan keselamatan yang memadai di dalam kapal.
Para penumpang hanya menggunakan gabus dan triplek untuk menyelamatkan diri. Setelah informasi kapal tenggelam ini diketahui, Basarnas langsung melakukan pencarian dan berhasil menemukan 31 orang dalam keadaan selamat, termasuk Supriadi yang merupakan nahkoda kapal.
Saat ini pemilik kapal, Syaiful dan nahkoda, Supriadi resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Editor: -