Pendidikan Resiliensi Bantu Anak di Situasi Sulit, Berikut Beberapa Caranya!

Pendidikan resiliensi penting untuk membantu anak dalam beradaptasi, bertahan di situasi sulit, hingga menanggulangi kesehatan mental. (Foto: Freepik/@jcomp)

PARBOABOA, Jakarta - Dalam dunia yang penuh tantangan, pendidikan resiliensi atau kemampuan untuk bertahan, menjadi kebutuhan penting bagi anak-anak.

Menurut Maila Dinia Husni Rahiem, seorang Guru Besar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), konsep ini menjadi hal vital dalam membantu anak-anak bertahan dan beradaptasi di situasi sulit.

Selain itu, pendidikan resiliensi juga berperan penting dalam menanggulangi kesehatan mental dan membentuk anak menjadi individu yang tangguh.

Maila menegaskan bahwa tanpa resiliensi, anak-anak cenderung menjadi pesimis dan tidak kuat menghadapi tekanan.

“Resiliensi yang rendah membuat orang tidak tahan terhadap tekanan dan rasa sakit serta cenderung pesimis akan masa depan,” jelas Mailia dalam akun YouTube resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diunggah Sabtu (23/12/2023)

Ia menyarankan agar pendidikan resiliensi diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, yang menjadi tempat ideal untuk mengembangkan kemampuan ini.

Beberapa Cara Melakukan Resiliensi pada Anak

Cara efektif untuk membangun resiliensi pada anak melibatkan beberapa kegiatan.

Salah satunya adalah praktik mindfulness, di mana anak-anak diajarkan tentang olahpernafasan dan teknik relaksasi.

Latihan ini membantu mereka mengurangi kecemasan berlebih dan meningkatkan konsentrasi.

Selain itu, mengembangkan growth mindset juga penting.

Ini bisa dilakukan dengan membacakan cerita tentang karakter yang menghadapi tantangan, mengalami kegagalan, dan akhirnya berhasil melalui kerja keras.

Permainan peran, di mana anak-anak berperan sebagai pahlawan atau superhero, juga menjadi sarana yang efektif.

Selain itu, penting pula untuk menyertakan kegiatan di luar kurikulum yang menyenangkan dan bermanfaat untuk memperkuat resiliensi anak.

Kegiatan ini bisa dengan membuat anak mencoba hal-hal baru, seperti makanan dari berbagai budaya, berpartisipasi dalam olahraga yang tidak biasa, atau belajar bahasa asing.

Kegiatan yang melibatkan anak dalam pengalaman berbeda, seperti berlibur ke tempat baru atau berpartisipasi dalam lomba, juga sangat dianjurkan.

Ini tidak hanya akan memperkaya pengalaman anak, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan kemampuan adaptasi mereka.

Editor: Atikah Nurul Ummah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS