PARBOABOA, Jakarta - Pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pulau Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah semakin menipis akibat terhentinya pelayaran kapal karena cuaca buruk dan gelombang tinggi yang melanda perairan Laut Jawa. BBM jenis Pertalite bahkan telah menipis di wilayah tersebut sejak akhir pekan lalu.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho mengatakan, Pertamina telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memantau perubahan cuaca di Laut Jawa. Sebab, Brasto mengatakan, pihaknya telah memuat 36 kiloliter (kl) Pertalite dan 90 kl biosolar ke dalam kapal yang akan diberangkatkan dari Semarang menuju Karimunjawa.
Akan tetapi, cuaca buruk yang masih terjadi sehingga izin berlayar hingga hari ini masih bekum dapat diterbitkan.
"Posisi tim kapal SPOB standby 24 jam menunggu rilis izin berlayar dari Syahbandar," ucap Brasto, Selasa (27/12/2022).
Meski pasokan Pertalite dan Pertamax langka di Karimunjawa, Brasto memastikan jika pasokan Dexlite di pulau tersebut masih mencukupi untuk kebutuhan 32 hari ke depan.
"Adapun untuk stok Dexlite di SPBU Karimunjawa terpantau berjumlah 2,6 kiloliter dengan ketahanan stok 32 hari," jelas Brasto.
Dia berharap cuaca buruk dan gelombang tinggi segera mereda, agar izin berlayar dapat segera diterbitkan.
Sebagai informasi, warga Karimunjawa saat ini sedang kesulitan BBM jenis Pertalite sejak Kamis (22/12/2022). Penyebab kelangkaan ini akibat tidak adanya pasokan BBM karena distribusinya terganggu oleh cuaca buruk dan gelombang tinggi di Laut Jawa.
Tak hanya berdampak pada pengiriman BBM, cuaca buruk ini juga berdampak para ratusan wisatawan yang tidak bisa meninggalkan pulau tersebut sejak Kamis lalu, karena tidak ada kapal yang mengangkut mereka.
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) telah mengerahkan KM Kalimutu untuk mengevakuasi para wisatawan tersebut. Diperkirakan kapal akan tiba hari ini, Selasa (27/12/2022).
Editor: -