PARBOABOA, Jakarta - Penyakit ginjal kronis atau yang dikenal dengan istilah chronic kidney disease (CKD) menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menurut data riset kesehatan (Riskesdas) 2018, lebih dari 700 ribu warga Indonesia mengalami kondisi tersebut.
Penyakit ini terus berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun, dengan fungsi ginjal yang terus menurun.
Gangguan yang terjadi pada ginjal dapat mencakup kerusakan jaringan, perubahan komposisi darah dan urine, atau hasil tes pencitraan ginjal yang berlangsung lebih dari tiga bulan.
Selain itu, gagal ginjal kronis dapat berkembang menjadi gagal ginjal akhir (ESRD) jika tidak diobati secara adekuat.
Menurut Pringgodigdo Nugroho, seorang spesialis penyakit dalam dan konsultan ginjal serta hipertensi, penyebab utama CKD adalah hipertensi. Sejumlah pasien yang menjalani hemodialisis juga mengidap penyakit ini.
Di samping hipertensi, diabetes juga menjadi penyebab utama penyakit ginjal kronis.
Data Riskesdas juga menunjukkan bahwa lebih dari 34% penduduk mengidap hipertensi, yang dapat meningkatkan risiko CKD.
Karena itu, Pringgodigdo menekankan bahwa penyakit ginjal tidak boleh diabaikan, terutama oleh orang dewasa di atas 15 tahun.
Gejala Gagal Ginjal Kronis
Tanda dan gejala gagal ginjal kronis pada umumnya berkembang dari waktu ke waktu.
Sebab, penurunan fungsi ginjal yang terjadi bisa menyebabkan penumpukan cairan atau limbah tubuh dan masalah elektrolit.
Tergantung pada tingkat keparahannya, hilangnya fungsi ginjal memicu sejumlah gejala, di antaranya mual dan muntah, kehilangan selera makan, kelelahan dan kelemahan, masalah tidur, serta peningkatan atau penurunan frekuensi buang air kecil.
Kondisi dan tingkat keparahan penyakit, gejala yang muncul akan berbeda pada masing-masing pengidap. Gejala bisa saja merupakan akumulasi dari penyakit lain yang sudah ada.
Adapun beberapa pengidap mungkin tidak menunjukkan gejala signifikan hingga terjadi kerusakan ginjal yang bersifat permanen.
Pengobatan Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal kronis dapat diatasi dengan transplantasi ginjal dan cuci darah. Selain itu, penting menerapkan pola hidup sehat. Langkah-langkah pengobatan meliputi:
1. Mengobati Penyebabnya
Dokter akan usaha untuk memperlambat atau mengendalikan penyebab penyakit ginjal, tergantung pada faktor pemicu seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
2. Mengobati Komplikasi
- Obat darah tinggi: Penghambat ACE atau penghambat reseptor angiotensin II dapat menjaga fungsi ginjal.
- Obat untuk pembengkakan: Diuretik membantu menjaga keseimbangan cairan.
- Obat anemia: Suplemen erythropoietin membantu mengatasi kelelahan dan kelemahan.
- Obat penurun kolesterol: Statin bisa diresepkan untuk menurunkan kadar kolesterol.
- Obat melindungi tulang: Suplemen kalsium dan vitamin D, serta pengikat fosfat untuk menjaga kesehatan tulang dan pembuluh darah.
3. Diet Rendah Protein
Mengikuti diet rendah protein dapat membantu meminimalkan produk limbah dalam darah, meringankan beban kerja ginjal.
Editor: Wenti Ayu