Bingung Perbedaan Pantun, Syair, Dan Gurindam? Yuk Simak Penjelasan Berikut

Ilustrasi Perbedaan Pantun Syair dan Gurindam (Dok.Ilmubindo)

PARBOABOA - Pada dasarnya, pantun, syair, dan juga gurindam merupakan sebuah karya sastra yang masuk kedalam jenis puisi lama yang bertujuan untuk mengekspresikan perasaan atau bisa juga untuk menyampaikan sebuah pesan yang mengandung makna tersembunyi.

Namun, banyak orang yang bertanya-tanya mengenai apa sih perbedaan diantara ketiganya ? Apakah ketiganya memiliki persamaan?

Nah, untuk menjawab pertanyaan yang ada di benak kalian tersebut, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai persamaan dan perbedaan antara pantun, syair, dan gurindam. Yuk langsung di simak.

Pengertian Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang perkenalannya sendiri sering menggunakan bahasa Nusantara.

Kata pantun diambil dari bahasa daerah Minangkabau, ‘patuntun’ yang memiliki makna penuntun. Sedangkan dalam bahasa Jawa, pantun sering disebut dengan parik’an. Sementara, dalam suku Batak, istilah pantun sendiri lebih dikenal dengan kata Umpasa.

Pada umumnya pantun dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, mulai dari pantun lucu 2 baris maupun 4 baris, nasehat, pantun teka-teki, romantis, pantun jenaka dan jenis lainnya.

Pengertian Syair

Menurut bahasa, syair merupakan salah satu jenis puisi yang memiliki irama. Jenis karya sastra yang satu ini awalnya berasal dari kawasan Timur, yakni Arab.

Namun, bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Nusantara, syair mulai dikenal oleh masyarakat pribumi sebagai salah satu bentuk puisi yang mementingkan irama dan juga sajak.

Pengertian Gurindam

Gurindam dapat diartikan sebagai salah satu bentuk puisi lama yang hanya terdiri dari dua bait saja dan mulai diperkenalkan ke  Nusantara bersamaan dengan masuknya budaya Hindu  pada zaman kerajaan Hindu.

Kata “Gurindam” berasal dari bahasa tamil atau India, yakni ‘kirindam’ yang memiliki makna mula-mula amsal atau perumpamaan.

Perbedaan Pantun Syair dan Gurindam

Nah, berikut ini merupakan perbedaan pantun syair dan gurindam jika dilihat dari karakteristiknya.

Pantun:

  1. Setiap baitnya terdiri atas empat baris.
  2. Jumlah suku kata dalam setiap baris antara 8-12 suku kata.
  3. Baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran.
  4. Baris ketiga dan keempat disebut dengan isi.
  5. Rima (persamaan bunyi atau persajakannya) adalah a-b-a-b.

Gurindam:

  1. Tiap bait terdiri atas dua baris
  2. Jumlah suku kata tiap-tiap baris tidak tetap.
  3. Bersajak sama atau a-a.
  4. Baris ke-1 dan baris ke-2 mempunyai hubungan sebab dan akibat.

Syair:

  1. Setiap bait terdiri atas empat baris.
  2. Jumlah suku kata dalam setiap baris antara 8-14 suku kata.
  3. Semua barisnya adalah isi.
  4. Rima (persamaan bunyi atau persajakannya) adalah a-a-a-a.
  5. Syair tidak mempunyai sampiran, layaknya pantun. Jadi pada syair, semua barisnya mengandung isi dan makna.
  6. Makna dari syair ditentukan oleh bait-bait selanjutnya.

Persamaan Pantun Syair dan Gurindam

Setelah membandingkan Pantun Syair dan Gurindam, maka kali ini kita akan membahas mengenai persamaan pantun syair dan gurindam, seperti berikut ini.

  1. Memiliki tujuan untuk menyampaikan ajaran atau nasihat
  2. Merupakan puisi lama
  3. Memiliki rima akhir yang sama 
  4. Merupakan karya sastra lama
  5. Terdiri dari bait-bait meskipun jumlah barisnya berbeda

Contoh Pantun Syair dan Gurindam

Pantun

1. Pantun Jenaka

Burung pipit turun ke rawa

Kakinya panas kena belerang

Nenek sedih jadi tertawa

Melihat kakek main kelerang

2. Pantun Nasehat

Mana mungkin ada buaya

Coba lihat dengan cermat

Mana mungkin hidup bahagia

Jika pada orang tua tiada hormat

3. Pantun Teka-Teki

Melihat bintang di langit kelam,

Adapun bulan tertutup abu,

Apa binatang darahnya hitam,

Janggut delapan tulangnya satu?

Syair

1. Syair Memanfaatkan Waktu

Wahai ananda ingatlah pesan

Masa mudamu jangan abaikan

Manfaatkan waktu dengan amalan

Supaya selamat di hari kemudian

2. Syair Pemaaf dan Pemurah

Wahai ananda intan dikarang

Ikhlaskan hati memaafkan orang

Dendam kesumat hendaklah buang

Hati pemurah hidupmu lapang

3. Syair Kasih Sayang Terhadap Sesama

Wahai Ananda Intan dikarang

Hiduplah engkau berkasih sayang

Janganlah suka memusuhi orang

Sifat yang buruk hendaklah buang.

Gurindam

1.  Pasal 1

Barang siapa mengenal akhirat,

tahulah ia dunia melarat

maka, dapat disimpulkan bahwa mereka yang mendalami agama pasti akan paham bahwasanya hidup di dunia sifatnya hanya sementara, sedangkan akhirat merupakan kehidupan yang kekal.

2. Pasal 2

Barang siapa meninggalkan sembahyang,

seperti rumah tiada bertiang.

Maka. Dapat disimpulkan bahwa seseorang yang hidup tanpa pernah melakukan ibadah sembayang maka akan percuma saja dan akan cenderung gampang untuk terombang ambing.

3. Pasal 3

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,

daripada segala berat dan ringan.

Maka, dapat disimpulkan bahwa kita harus berhati-hati dalam melakukan sebuah tindakan, agar tidak merugikan diri sendiri dan juga orang lain.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS