PARBOABOA, Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan prediksi terkait hujan lebat serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mungkin terjadi pada Sabtu, (26/8/2023).
Menurut BMKG, meski Indonesia tengah dilanda fenomena El Nino, namun tidak seluruh wilayah mengalami kekeringan. Tapi ada juga bencana hidrometeorologi basah berupa banjir.
Hal itu terjadi sebab wilayah Indonesia dipengaruhi oleh dua samudra dan topografinya yang bergunung-gunung di khatulistiwa.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau agar sejumlah wilayah yang hari ini diguyur hujan lebat untuk selalu waspada akan segala kemungkinan yang terjadi.
Dilansir dari laman BMKG, wilayah Aceh, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara dan Kepulauan Riau diperkirakan akan diguyur hujan lebat dengan kecepatan lebih dari 50 milimeter.
Kemudian, hujan lebat juga berpotensi terjadi di wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Bengkulu, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Bahkan, hari ini wilayah Bengkulu, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, dan Kepulauan Riau akan diguyur hujan lebat hingga badai disertai kilat dan petir.
Hujan Badai pun diperkirakan akan terjadi di wilayah Papua Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Utara, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.
Sementara itu, fenomena puncak iklim El Nino baru akan terjadi pada bulan Oktober-November 2023.
Oleh karena itu, sejumlah wilayah diperkirakan masih akan mengalami cuaca panas ekstrem hingga menyebabkan terjadinya karhutla hingga beberapa bulan ke depan.
Namun untuk hari ini, BMKG memperkirakan jika karhutla hanya akan terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
NTT Darurat Kekeringan
Hari ini, Sabtu (26/8/2023), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT menyatakan telah ada 6 kabupaten yang menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Menurut Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT, status siaga darurat kekeringan itu akan berlaku hingga bulan Oktober 2023 mendatang.
Pasalnya, berdasarkan analisis Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, ada sejumlah wilayah yang akan mengalami hari tanpa hujan selama lebih dari 21-60 hari.
Oleh karena itu, akan ada 6 kabupaten lagi yang statusnya naik menjadi darurat darurat kekeringan. Wilayah tersebut yakni, Sumba Barat Daya Kupang, Sabu Raijua, Alor, Rote Ndao, dan Belu.
Atas hal itu, BPBD NTT pun berharap adanya dukungan dari pemerintah kabupaten lain untuk bersama-sama melakukan kajian cepat di lapangan guna mengatasi bencana kekeringan ini.
Sebab, bencana tersebut turut berdampak pada sektor pertanian, berkurangnya ketersediaan air tanah, kelangkaan air bersih, hingga meningkatnya potensi karhutla.
Editor: Maesa