PARBOABOA – Cuaca di Indonesia beberapa waktu belakangan sangat panas atau gerah, khususnya di siang hari. Cuaca ini termasuk dalam musim kemarau.
Dilansir dari situs resmi BMKG, Jumat (19/07/2024), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan peringatan adanya ancaman kondisi di saat musim kemarau melanda Indonesia seperti sekarang ini.
Bahkan, BMKG memberikan imbauan agar masyarakat menghindari aktivitas di luar ruangan. Khususnya pada saat sinar matahari berada pada waktu terpanasnya yaitu pukul 11.00 sampai 15.00 WIB.
BMKG juga memberikan saran agar masyarakat melindungi diri dari paparan langsung sinar matahari. Selain itu, juga menjaga cairan tubuh agar tidak mengalami dehidrasi dan kondisi kesehatan lainnya saat cuaca panas menyerang.
Dalam rilis Prospek Cuaca Mingguan Periode 19 sampai 25 Juli 2024 di situs resmi BMKG, dikeluarkan pernyataan peringatan akan kondisi siaga musim kemarau.
Di mana saat ini, wilayah Indonesia khususnya di bagian selatan masih mengalami musim kemarau.
“Sejak tiga hari terakhir, cuaca cerah mendominasi hampir di seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan,” tulis BMKG.
BMKG juga menyatakan siaga untuk musim kemarau, udara dingin dan angin kencang yang mengancam beberapa wilayah di Indonesia.
BMKG menjelaskan, pergerakan angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia. Hal ini akan berdampak tidak mendukungnya pertumbuhan awan.
“Langit menjadi cerah sepanjang hari. Kurangnya tutupan awan pada malam hari. Bisa menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi yang terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan. Mengakibatkan penurunan suhu yang cukup signifikan,” tulis BMKG.
Selain itu, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara. Akibatnya, udara dingin terperangkap di permukaan bumi.
Daerah dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembaban yang lebih rendah. Kondisi ini merupakan fenomena yang umum terjadi di Indonesia saat musim kemarau.
“Dalam sepakan ke depan, cuaca cerah berawan diperkirakan masih akan mendominasi wilayah Indonesia khususnya bagian selatan,” demikian peringatan BMKG.
Akan tetapi, potensi hujan dengan intensitas signifikan masih dapat terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam sepekan ke depan.
Penyebabnya adalah adanya kombinasi beberapa fenomena cuaca, seperti aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang mendukung potensi pertumbuhan awan hujan.
Selain itu juga tekanan rendah, intrusi udara, kecepatan angin, serta labilitas lokal kuat. Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diperkirakan akan menimbulkan potensi cuaca signifikan pada periode 18 sampai 25 Juli 2024 berupa potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir di angin kencang.
Situasi ini terdapat di wilayah Sumatera Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua.
Sementara itu, potensi angin kencang terdapat di wilayah Banten, Jawa Barat, NTB, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua Tengah.
Di sisi lain, dalam unggahan di akun Instagram BMKG dijelaskan, puncak musim kemarau tahun 2024 ini diprediksi terjadi pada bulan Juli sampai Agustus 2024.
“Berdasarkan analisis BMKG, puncak musim kemarau 2024 akan terjadi pada bulan Juli di ZOM (31,19 persen) dan Agustus di 319 ZOM (45,64 persen),” tulis BMKG.
Musim kemarau dapat mengakibatkan kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan hingga berkurangnya air bersih dan gagal panen.
Masyarakat diimbau waspada dengan melakukan penghematan air, menampung air hujan, penghijauan dan pergerakan waduh agar bisa menampung air lebih banyak.
Selain peringatan, BMKG juga memberikan beberapa tips menghadapi musim kemarau di Indonesia pada tahun 2024 yaitu menggunakan air dengan bijaksana dan hemat akibat rendahnya curah hujan yang mengisi sumber-sumber air.
Hindari membuka lahan dengan membakar, terutama pada daerah hutan yang bertanah gambut akibat mudah terbakar dan sulit dimatikan.
Untuk petani, disarankan untuk melindungi tanaman yang sensitif terhadap suhu rendah dengan menggunakan mulsa, rumah kaca atau pemanas.
Masyarakat disarankan untuk melindungi diri dari suhu dingin dengan mengenakan pakaian hangat, khususnya pada malam dan dini hari saat suhu turun drastis. Gunakan selimut atau penghangat ruangan jika diperlukan.
Masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap potensi jalan licin akibat embun beku yang terbentuk pada malam hari di daerah yang mengalami bediding ekstrem.
Lindungi diri dari paparan langsung sinar matahari dan hindari aktivitas luar ruangan khususnya di jam-jam terpanas yaitu 11.00 sampai 15.00 WIB.
Senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya.
Masyarakat juga harus menyiapkan rencana darurat untuk menghadapi kemungkinan krisis air selama musim kemarau, termasuk penyediaan cadangan air minum dan peralatan penyaringan air.
Waspada dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Khusus untuk daerah bertopografi curam, bergunung, tebing atau rawan longsor dan banjir agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.