PARBOABOA, Jakarta – Indonesia dilanda kekeringan sejak Juni 2023 yang disebabkan oleh efek dari fenomena El Nino.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memperkirakan bahwa puncak panas itu terjadi pada bulan Agustus sampai Oktober.
Sedangkan untuk musim hujan sendiri baru akan terjadi di Indonesia pada November 2023.
Musim penghujan ini biasanya hadir disertai sejumlah penyakit, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Karenanya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi bahwa kasus DBD akan meledak pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 atau saat musim hujan melanda.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, pun mengimbau agar seluruh pihak bersikap waspada.
Terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sebab, dengan situasi lingkungan yang lembap dan banyaknya genangan air akibat hujan dapat mempengaruhi kecepatan berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti.
Oleh sebab itu, Maxi mengimbau agar masyarakat melakukan aktivitas memberantas jentik dan sarang nyamuk guna mengantisipasi terpapar DBD.
Selain DBD, Kemenkes turut mengingatkan masyarakat di daerah untuk waspada terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) selama musim hujan.
Di sisi lain, berdasarkan catatan resmi milik Kementerian Kesehatan, dari awal hingga minggu ke-33 tahun 2023 telah ada 57.884 kasus DBD dengan 422 kematian tersebar di 34 provinsi.
Di Ibu Kota sendiri, menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, pada periode Januari-Juni 2023, tercatat ada 2.745 kasus DBD.
Rinciannya, pada bulan Januari kasus DBD berada di angka 525, kemudian Februari 434, Maret 494, April 499, Mei 480, dan di bulan Juni kejadiannya menurun menjadi 313 kasus.
Menurut Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama, sebaran kasus DBD terbanyak terjadi di Jakarta Timur dengan 689 kasus.
Lalu disusul oleh Jakarta Barat dengan 669 kasus, Jakarta Selatan 577 kasus, Jakarta Utara 563 kasus, Jakarta Pusat 246 kasus, dan Kepulauan Seribu dengan 1 kasus.
Editor: Maesa